Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21456 | 03 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
Pada kasus gatal-gatal, pasien akan mengalami ketidaknyamanan dan gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat adanya sensasi gatal di kulit. Hal ini dapat menyebabkan penurunan toleransi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. Oleh karena itu, diagnosa Intoleransi Aktivitas sangat tepat untuk menggambarkan kondisi pasien.
Luaran/Output SLKI yang diharapkan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Toleransi Aktivitas Meningkat". Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan tanpa adanya keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
Dalam kasus gatal-gatal, luaran ini mengindikasikan bahwa pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan nyaman setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang tepat. Pasien diharapkan dapat kembali beraktivitas tanpa terganggu oleh sensasi gatal di kulitnya.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan:
Untuk mencapai luaran "Toleransi Aktivitas Meningkat" pada pasien dengan keluhan gatal-gatal, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Gejala: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi gatal pada kulit pasien. Tindakan dapat meliputi pemberian antihistamin, penggunaan pelembab, penerapan kompres dingin, dan identifikasi serta eliminasi faktor pencetus gatal.
2. Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami pasien akibat gatal-gatal. Tindakan dapat meliputi pemberian analgesik, distraksi, dan teknik relaksasi.
3. Peningkatan Aktivitas: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tindakan dapat meliputi perencanaan aktivitas bertahap, bantuan dalam melakukan aktivitas, dan edukasi mengenai manajemen energi.
4. Manajemen Stres: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengelola stres yang dapat memengaruhi respons gatal-gatal. Tindakan dapat meliputi teknik relaksasi, konseling, dan pengaturan lingkungan yang mendukung.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien, diharapkan dapat mencapai luaran "Toleransi Aktivitas Meningkat" sehingga pasien dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 21457 | 03 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, batuk berdahak, tenggorokan sakit, mual sudah seminggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu demam, batuk berdahak, tenggorokan sakit, dan mual yang sudah berlangsung selama seminggu, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, iritasi saluran napas, dan kelemahan otot-otot pernapasan.
2. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal karena kegagalan mekanisme regulasi suhu.
Penyebab: Proses infeksi.
3. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
Penyebab: Proses infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekresi/dahak dengan batuk efektif.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
- Pola napas pasien kembali normal.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- Suhu tubuh pasien kembali ke dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi yang persisten.
3. Tidak Ada Mual
- Pasien tidak lagi merasakan mual.
- Pasien dapat menerima dan mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan pasien
- Bantu pasien melakukan teknik batuk efektif
- Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi bronkodilator atau mukolitik jika indikasi
2. Manajemen Demam
- Pantau tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian antipiretik
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Pantau tanda-tanda vital, asupan cairan, dan nutrisi
- Berikan obat antimual/antiemetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi mual
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pengaturan diet yang tepat
Perawat harus memantau perkembangan pasien secara komprehensif dan melakukan kolaborasi yang erat dengan tenaga medis lainnya untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 21458 | 03 Sep 2025
Klinis : injury betis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi injury betis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S80.- (Injury of lower leg)
- Deskripsi: Kategori ini mencakup luka pada betis, yang merupakan bagian bawah ekstremitas bawah. Kode spesifik dapat ditentukan berdasarkan lokasi luka (contoh: S80.0 Contusion of lower leg, S80.1 Open wound of lower leg), jenis luka (kontusi, luka terbuka, dll.), dan faktor penyebab (jatuh, kecelakaan kendaraan, dll.).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis pada injury betis. Tindakan yang mungkin dilakukan tergantung pada tingkat keparahan luka, seperti:
- 93.57 Application of other wound dressings
- 93.58 Application of other adhesive skin closure
- 93.59 Other local wound care
- 86.22 Debridement of wound, infection, or burn
- 84.14 Closed reduction of fracture of tibia and fibula
- 84.15 Open reduction of fracture of tibia and fibula
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S80.- mencakup berbagai jenis luka pada betis, mulai dari kontusi hingga luka terbuka. Kode yang lebih spesifik dapat ditentukan berdasarkan lokasi, jenis, dan penyebab luka.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang secara khusus ditujukan untuk tindakan medis pada injury betis. Tindakan yang mungkin dilakukan tergantung pada tingkat keparahan luka, seperti perawatan luka, debridemen, atau reduksi fraktur.
- Pemilihan kode ICD-9-CM yang tepat untuk tindakan medis akan bergantung pada evaluasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. -
Article No. 21459 | 03 Sep 2025
Klinis : Cacong ktemi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Cacong ktemi":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi "Cacong ktemi", karena istilah tersebut tidak memiliki padanan yang jelas dalam sistem klasifikasi ICD-9-CM. Kondisi ini dapat dikategorikan sebagai malaise dan fatigue, yang dapat membutuhkan evaluasi dan manajemen klinis secara umum.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R53.1 menggambarkan kondisi malaise dan fatigue, yang sesuai dengan gejala "Cacong ktemi". Malaise merujuk pada perasaan tidak nyaman atau tidak sehat secara umum, sementara fatigue mengacu pada kelelahan yang berkepanjangan dan sulit diatasi.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "Cacong ktemi" karena istilah tersebut tidak memiliki padanan yang jelas dalam sistem klasifikasi ICD-9-CM. Kondisi ini mungkin dapat diklasifikasikan secara umum sebagai malaise dan fatigue, yang dapat membutuhkan evaluasi dan manajemen klinis yang sesuai. -
Article No. 21460 | 03 Sep 2025
Klinis : Cacing kremi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi cacing kremi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B80
- Deskripsi: Enterobiasis (Infeksi cacing kremi)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.64
- Deskripsi: Pemberian obat antihelmintik per oral
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B80 (Enterobiasis) merupakan diagnosis yang sesuai untuk kondisi cacing kremi. Enterobiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kremi (Enterobius vermicularis), yang merupakan salah satu jenis cacing parasit yang sering ditemukan pada saluran pencernaan manusia.
2. Dalam penanganan cacing kremi, biasanya dilakukan pemberian obat antihelmintik (obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi cacing) secara oral. Kode ICD-9-CM 97.64 merujuk pada prosedur atau tindakan pemberian obat antihelmintik per oral yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi cacing kremi.
Sebagai catatan, pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting dalam dokumentasi medis untuk memastikan ketepatan diagnosis dan tindakan yang dilakukan, serta untuk keperluan klaim asuransi dan statistik kesehatan. -
Article No. 21461 | 03 Sep 2025
Klinis : perfusi jaringan tidak efektif b.d Anak sering merasa pucat dan mudah lelah terutama saat bermain (Anemia) d.d Lemah, wajah pucat, kulit kering pucat dengan bekas suntikan transfusi darah, konjungtiva pucat, CRT 5 detik, akral dingin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Kode SDKI: 00204
2. Definisi SDKI:
Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intervensi SLKI:
a. Pemantauan Perfusi Jaringan
Kode SIKI: 10016
Definisi: Tindakan pemantauan status perfusi jaringan.
b. Manajemen Anemia
Kode SIKI: 11000
Definisi: Tindakan pemberian asuhan keperawatan untuk mengatasi anemia.
4. Hasil SLKI:
a. Perfusi Jaringan
Kode SLKI: 00204
Definisi: Tingkat aliran darah dan oksigen ke jaringan.
b. Status Hematologi
Kode SLKI: 00800
Definisi: Keseimbangan sel-sel darah.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Perfusi Jaringan Tidak Efektif" didasarkan pada kondisi anak yang sering merasa pucat dan mudah lelah, terutama saat bermain, yang menunjukkan adanya permasalahan terkait aliran darah dan oksigen ke jaringan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan perfusi jaringan dan manajemen anemia, dengan tujuan untuk meningkatkan perfusi jaringan dan status hematologi. -
Article No. 21462 | 03 Sep 2025
Klinis : Data Subjektif Pasien mengatakan pusing saat duduk & bangun tidur Pasien mengatakan sakit kepala Pasien mengatakan mual Pasien mengatakan lemah Data Objektif Pasien tampak lemah Kesadaran alert (GCS 15: E4 V5 M6) Tanda vital: TD = 152/85 mmHg (hipertensi) HR = 61x/menit RR = 20x/menit Suhu = 36,0 °C SpO? = 99% pasien dengan diagnosa media hipertensi, diagnosa keperawatan apa yang cocok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI Kode: L-0001
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur asupan dan penggunaan nutrisi dalam memenuhi kebutuhan tubuh.
- SIKI Kode: N-0001
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI Kode: 00092
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan di lingkungan atau konteks tertentu.
- SLKI Kode: F-0002
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
- SIKI Kode: A-0002
- Definisi: Intervensi untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Cardiac Output
- SDKI Kode: 00029
- Definisi: Tidak adekuatnya volume darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- SLKI Kode: H-0001
- Definisi: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk memompa darah dan memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
- SIKI Kode: C-0001
- Definisi: Intervensi untuk memulihkan atau meningkatkan fungsi kardiovaskular.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien dengan diagnosa medis hipertensi mengalami gejala pusing saat duduk dan bangun tidur, sakit kepala, mual, dan terlihat lemah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, Intoleransi Aktivitas, dan Penurunan Cardiac Output. -
Article No. 21463 | 03 Sep 2025
Klinis : Data Subjektif Pasien mengatakan pusing saat duduk & bangun tidur Pasien mengatakan sakit kepala Pasien mengatakan mual Pasien mengatakan lemah Data Objektif Pasien tampak lemah Kesadaran alert (GCS 15: E4 V5 M6) Tanda vital: TD = 152/85 mmHg (hipertensi) HR = 61x/menit RR = 20x/menit Suhu = 36,0 °C SpO? = 99% pasien dengan diagnosa media hipertensi, diagnosa keperawatan apa yang cocok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: {\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;\red0\green128\blue0;\red128\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b Berdasarkan data yang disajikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar PPNI:\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\strike Nyeri Akut\cf1\strike0 (kode: 00032) terkait dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral sekunder terhadap hipertensi\par
\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf3\strike Definisi:\cf1\strike0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat yang intensitasnya ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dalam waktu <3 bulan.\par
\cf3\strike Karakteristik Utama:\cf1\strike0 Melaporkan nyeri (sakit kepala), perubahan tekanan darah dari nilai normal (hipertensi), perilaku berhati-hati.\par
\cf3\strike Faktor Terkait:\cf1\strike0 Agen cedera biologis (peningkatan tekanan vaskuler serebral).\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf4\strike Kode: 2102 - Tingkat Nyeri\cf1\strike0\par
\cf3\strike Indikator:\cf1\strike0\par
- Skor nyeri (0-10)\par
- Perilaku melindungi area nyeri\par
- Perubahan tanda vital\par
- Durasi episode nyeri\par
\cf3\strike Luaran:\cf1\strike0 Penurunan skala nyeri, stabilisasi tanda vital, dan berkurangnya perilaku melindungi.\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf4\strike Kode: 1400 - Manajemen Nyeri\cf1\strike0\par
\cf3\strike Aktivitas:\cf1\strike0\par
- Kaji karakteristik nyeri (lokal, intensitas, durasi)\par
- Monitor perubahan tanda vital\par
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi)\par
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai resep\par
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri\par
\par
\b Catatan Akademis:\b0\par
Data subjektif (pusing, sakit kepala, mual, lemah) dan objektif (hipertensi, tampak lemah) menunjukkan manifestasi klinis peningkatan tekanan intrakranial sekunder terhadap hipertensi. Nyeri kepala bersifat vascular headache akibat distensi arteri serebral. Intervensi prioritas meliputi manajemen nyeri dan monitoring komplikasi neurologis.\par
}
-
Article No. 21464 | 03 Sep 2025
Klinis : Data Subjektif Pasien mengatakan pusing saat duduk & bangun tidur Pasien mengatakan sakit kepala Pasien mengatakan mual Pasien mengatakan lemah Data Objektif Pasien tampak lemah Kesadaran alert (GCS 15: E4 V5 M6) Tanda vital: TD = 152/85 mmHg (hipertensi) HR = 61x/menit RR = 20x/menit Suhu = 36,0 °C SpO? = 99% pasien dengan diagnosa media hipertensi, diagnosa keperawatan apa yang cocok
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah pembahasan yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pusing berhubungan dengan perubahan posisi tubuh, ditandai dengan pasien mengatakan pusing saat duduk dan bangun tidur.
2. Nyeri Kepala berhubungan dengan hipertensi, ditandai dengan pasien mengatakan sakit kepala.
3. Mual berhubungan dengan efek samping obat atau penyakit, ditandai dengan pasien mengatakan mual.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan pasien mengatakan lemah dan tampak lemah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pusing Terkendali
- Pasien melaporkan tidak ada pusing
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap perubahan posisi
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil saat perubahan posisi
2. Nyeri Kepala Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
3. Mual Teratasi
- Pasien melaporkan tidak ada rasa mual
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
4. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan beraktivitas
- Pasien menunjukkan perubahan tanda-tanda vital yang minimal selama aktivitas
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pusing Terkendali:
- Monitor tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah, denyut nadi, dan saturasi oksigen
- Anjurkan pasien untuk berubah posisi secara perlahan-lahan
- Ajarkan teknik relaksasi dan posisi yang nyaman untuk mengurangi pusing
- Berikan dukungan psikologis dan edukasi tentang penyebab dan pencegahan pusing
2. Nyeri Kepala Terkontrol:
- Monitor tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah
- Identifikasi dan cegah faktor-faktor pemicu nyeri kepala
- Berikan analgesik sesuai dengan rencana pengobatan
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri kepala, seperti kompres dingin dan relaksasi
- Berikan edukasi tentang nyeri kepala dan cara pengelolaannya
3. Mual Teratasi:
- Monitor tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah dan denyut nadi
- Identifikasi dan cegah faktor-faktor pemicu mual
- Berikan anti-emetik sesuai dengan rencana pengobatan
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi mual, seperti distraksi dan relaksasi
- Anjurkan diet yang mudah dicerna dan banyak minum
4. Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Evaluasi tingkat kelelahan dan kemampuan pasien untuk beraktivitas
- Berikan bantuan dan alat bantu sesuai kebutuhan pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai
Penjelasan rinci dan terperinci:
Dalam kasus pasien dengan hipertensi dan gejala pusing, sakit kepala, mual, serta kelemahan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pusing Berhubungan dengan Perubahan Posisi Tubuh, Nyeri Kepala Berhubungan dengan Hipertensi, Mual Berhubungan dengan Efek Samping Obat atau Penyakit, dan Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan.
Luaran yang diharapkan adalah Pusing Terkendali, Nyeri Kepala Terkontrol, Mual Teratasi, dan Toleransi Aktivitas Meningkat. Ini berarti pasien akan melaporkan tidak ada pusing, nyeri kepala berkurang, tidak ada rasa mual, serta peningkatan energi dan kemampuan beraktivitas.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengelolaan faktor-faktor pemicu, pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis, serta edukasi dan dukungan psikologis bagi pasien. Tujuannya adalah untuk mengendalikan gejala, mengatasi penyebab, dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Melalui pendekatan holistik dan kolaboratif, perawat berperan penting dalam membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 21465 | 03 Sep 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri adalah:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penyebab:
- Agen cedera fisik (misal: penyakit jantung, penyakit paru, trauma)
- Agen cedera kimiawi (misal: pengaruh obat-obatan)
- Agen cedera psikogenik (misal: stres, kecemasan)
Gejala dan Tanda:
- Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri
- Tanda vital tidak stabil (peningkatan/penurunan nadi, tekanan darah, suhu tubuh)
- Perubahan ekspresi wajah, postur tubuh, perilaku menghindari gerakan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol (skor nyeri ? 3 dari skala 0-10)
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
2. Kenyamanan Meningkat
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan
- Pasien dapat beristirahat tanpa interupsi karena nyeri
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa peningkatan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat/memperingan)
- Identifikasi penyebab nyeri (misal: penyakit jantung, penyakit paru, trauma)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik atau terapi lainnya sesuai kondisi pasien
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis pengelolaan nyeri (misal: relaksasi, distraksi, terapi musik)
- Monitor efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap pengurangan nyeri
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan bantuan untuk aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien
- Kolaborasi dengan tim terapeutik untuk menyusun rencana aktivitas yang aman dan terstruktur
- Ajarkan pasien teknik pengaturan aktivitas dan istirahat yang tepat
- Monitor respons fisiologis dan psikologis pasien selama aktivitas
3. Manajemen Lingkungan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk pemulihan pasien (misal: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi interaksi sosial pasien dengan keluarga atau orang terdekat sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengelola faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol dan kenyamanan meningkat, sehingga dapat mendukung proses pemulihan pasien secara optimal.