Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13497 | 07 Mar 2025
Klinis : mual + muntah+ >5x setiap diberi makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual dan Muntah
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan muntah merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pengalaman subjektif tidak menyenangkan yang mengarah pada keinginan untuk mengeluarkan isi lambung. Diagnosis ini diindikasikan oleh gejala mual, muntah, dan frekuensi muntah lebih dari 5 kali setiap kali diberi makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual dan muntah adalah pasien dapat menunjukkan mual dan muntah berkurang, dapat menerima asupan nutrisi dan cairan yang adekuat, dan komplikasi yang terkait mual dan muntah dapat dicegah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani mual dan muntah antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah: Mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan antiemetik, dan mengatur lingkungan yang nyaman.
2. Manajemen Nutrisi: Memberikan diet yang sesuai, memantau asupan nutrisi dan cairan, serta memberikan nutrisi parenteral jika perlu.
3. Manajemen Cairan: Memantau dan mengganti cairan yang hilang akibat muntah, serta mencegah dehidrasi.
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini disampaikan dengan nada profesional dan informatif. -
Article No. 13498 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita usia 30 tahun, mengalami sakit tenggorokan dan mulai demam saat berpuasa di hari minggu tgl 2 maret 2025. Keluhan lain sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk dan pilek. Hasil pemeriksaan darah di tgl 7 maret 2025, anti dengue IgG positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam pembersihan secret dan/atau obstruksi jalan napas
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas yang efektif
2. Hipertermia
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami suhu tubuh di atas normal
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Membebaskan individu dari rasa nyeri
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien mengalami gejala batuk dan pilek yang dapat menghambat pembersihan secret dan mengakibatkan obstruksi jalan napas.
- Tujuan keperawatan adalah mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif, serta intervensi untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas yang efektif.
2. Hipertermia:
- Pasien mengalami demam yang menunjukkan suhu tubuh di atas normal.
- Tujuan keperawatan adalah mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, serta intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Nyeri Akut:
- Pasien mengalami gejala sakit seluruh badan dan sakit kepala yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan.
- Tujuan keperawatan adalah membebaskan individu dari rasa nyeri, serta intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 13499 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita usia 30 tahun, mengalami sakit tenggorokan dan mulai demam saat berpuasa di hari minggu tgl 2 maret 2025. Keluhan lain sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk dan pilek. Hasil pemeriksaan darah di tgl 7 maret 2025, anti dengue IgG positif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Respons Imun yang Menurun
- Pasien wanita usia 30 tahun menunjukkan gejala demam, sakit tenggorokan, sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk, dan pilek, yang mengindikasikan adanya infeksi. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan antibodi dengue IgG positif, yang menunjukkan adanya paparan virus dengue sebelumnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
- Pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi yang menurun.
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat infeksi.
- Pasien menunjukkan peningkatan status imun.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Fasilitasi istirahat yang adekuat bagi pasien.
2. Peningkatan Imunitas
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun pasien.
- Berikan nutrisi yang seimbang untuk mendukung sistem imun.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi imunomodulator, jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perilaku hidup sehat untuk meningkatkan sistem imun.
Penjelasan rinci:
Pasien wanita usia 30 tahun ini menunjukkan gejala infeksi yang umum terjadi pada penyakit demam dengue, seperti demam, sakit tenggorokan, sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk, dan pilek. Hasil pemeriksaan darah yang positif untuk antibodi dengue IgG menunjukkan bahwa pasien sebelumnya telah terpapar virus dengue.
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi Berhubungan dengan Respons Imun yang Menurun" dipilih karena pasien berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi, terutama dengan adanya riwayat infeksi dengue sebelumnya. Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai kontrol infeksi, mencegah komplikasi, dan meningkatkan status imun pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen infeksi, seperti pemantauan tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai, serta edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, intervensi untuk peningkatan imunitas juga diperlukan, seperti pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun, pemberian nutrisi yang seimbang, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi imunomodulator, serta edukasi pasien dan keluarga tentang perilaku hidup sehat. -
Article No. 13500 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
- SIKI: Pemberian nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Pengkajian dan manajemen nyeri untuk mencapai status nyeri yang terkontrol.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas yang dapat dilakukan.
- SIKI: Fasilitasi aktivitas fisik dan kognitif sesuai dengan kemampuan pasien.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko perdarahan
- SDKI: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda perdarahan dan pemberian tindakan yang tepat.
5. Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh
- SDKI: Perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap penampilan fisik.
- SLKI: Intervensi untuk membantu pasien menerima dan beradaptasi dengan perubahan citra tubuh.
- SIKI: Pemberian dukungan emosional dan edukasi terkait perubahan citra tubuh.
Diagnosa-diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan berdasarkan kondisi klinis Tn. R, yaitu perut membesar, mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit, mudah lelah, nyeri perut kanan atas, edema tungkai, hasil laboratorium, serta temuan pemeriksaan penunjang. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan acuan standar untuk intervensi dan tindakan keperawatan yang tepat. -
Article No. 13501 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakcukupan energi yang dibutuhkan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dirasakan oleh individu.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- SIKI: Manajemen Energi: Intervensi untuk memfasilitasi penggunaan energi yang efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pasien bebas dari mual dan muntah.
- SIKI: Manajemen Mual: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mencapai berat badan ideal.
- SIKI: Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
4. Diagnosa Keperawatan: Sirkulasi Perifer Tidak Efektif
- SDKI: Gangguan aliran darah dan oksigen ke bagian tubuh yang mengarah pada perubahan fungsi jaringan.
- SLKI: Pasien memiliki sirkulasi perifer yang efektif.
- SIKI: Manajemen Sirkulasi: Intervensi untuk memfasilitasi aliran darah dan oksigen ke jaringan.
5. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Penjelasan singkat dari kondisi Tn. R:
Tn. R mengalami sirosis hati, yang ditandai dengan pembesaran hati dan limpa, asites, edema tungkai, serta varises esofagus. Riwayat konsumsi alkohol dan hepatitis B yang tidak dikelola dengan baik menjadi faktor yang berkontribusi pada kondisi ini. Kondisi klinis yang dialami Tn. R menyebabkan intoleransi aktivitas, mual, penurunan nafsu makan, serta nyeri kronis. Penanganan komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. -
Article No. 13502 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosis keperawatan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Intoleransi aktivitas (00092)
- Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan yang dirasakan oleh pasien.
b. Nyeri kronis (00133)
- Penjelasan: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat menetap atau berkepanjangan, yang dirasakan oleh pasien.
c. Gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- Penjelasan: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang ditandai dengan penurunan berat badan, anoreksia, dan kadar albumin yang rendah.
d. Risiko perdarahan (00206)
- Penjelasan: Berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang melebihi batas normal, yang disebabkan oleh penurunan trombosit dan gangguan pembekuan darah.
2. Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Untuk intoleransi aktivitas:
- Manajemen energi
- Manajemen aktivitas
b. Untuk nyeri kronis:
- Manajemen nyeri
- Terapi komplementer: Relaksasi
c. Untuk gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh:
- Manajemen nutrisi
- Edukasi gizi
d. Untuk risiko perdarahan:
- Manajemen perdarahan
- Perawatan luka
3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SIKI):
a. Untuk intoleransi aktivitas:
- Memantau tanda-tanda vital
- Memfasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat
- Mengoptimalkan status nutrisi
b. Untuk nyeri kronis:
- Mengkaji karakteristik nyeri
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik relaksasi
c. Untuk gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh:
- Mengkaji status nutrisi
- Memantau asupan dan output cairan
- Memberikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi
d. Untuk risiko perdarahan:
- Memantau tanda-tanda perdarahan
- Mengatur aktivitas untuk mencegah trauma
- Melakukan perawatan luka sesuai kebutuhan
Dengan penerapan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami pasien Tn. R. -
Article No. 13503 | 07 Mar 2025
Klinis : Panik, berdebar, sesak post yoga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas (Anxiety)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan takut terhadap sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Stres, perubahan situasi, ancaman, dan ancaman terhadap harga diri.
- Gejala dan Tanda: Gelisah, berdebar, sesak napas, waspada, dan sulit berkonsentrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Klien dapat mengendalikan kecemasan dan mencapai tingkat kecemasan yang dapat diterima.
- Kriteria Hasil: Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan, mendemonstrasikan teknik relaksasi, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Ansietas, yang meliputi identifikasi penyebab, latihan relaksasi, dan monitoring tanda-tanda vital.
Penjelasan singkat:
Kondisi panik, berdebar, dan sesak napas yang terjadi setelah melakukan yoga dapat dikategorikan sebagai diagnosa keperawatan Ansietas (Anxiety). Hal ini disebabkan oleh adanya stres atau perubahan situasi yang menyebabkan perasaan tidak nyaman dan khawatir pada klien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ansietas, termasuk mengidentifikasi penyebab, memberikan latihan relaksasi, dan memonitor tanda-tanda vital klien. Tujuan akhirnya adalah klien dapat mengendalikan kecemasan dan mencapai tingkat kecemasan yang dapat diterima. -
Article No. 13504 | 07 Mar 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan An. R masih bab cair, tapi ampas masih sedikit, anak makan Sedikit, tidak nafsu makan, makan hanya 3 suap.. TD. tidak diukur N. 110/m RR: 2A/M S: 37°C SPO2 98% room air. ibu mengatakan masih belum mengerti mengapa anak diare CRT <3 detik akral hangat, pulsasi nadi teraba kuat. GCS E4M6v5 BB, 9kg/TB. 76 cm. IVFD kaen 3B 900 CC / 24 jam ditangan kiri Leukosit 17.4 1013/uLH, Trombosit 612 10^3/uL H, CRP kuantitatif 5.12 mg H Elektrolit: Natrium 137 mtg/L, Kalium 3.80 mEq/L. chlorida 101 meg estimasi asupan 300 kkal Program pengobatan: IVFO KAEN 38 900 ml/24 jam Ceftriaxon 1x 700 mg IV Paracetamol 100 mg 76 jani IV k/p demam Ondansetron 1 my kp muntah IV Zink sinip 1x5 ML Liprolac 2x1 sachet.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Diare akut
Definisi: Perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume tinja yang tidak normal serta berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Kurang pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Diare akut
- Frekuensi dan konsistensi tinja kembali normal
- Tanda-tanda dehidrasi teratasi
- Tidak terjadi komplikasi
2. Keseimbangan nutrisi
- Berat badan anak sesuai dengan usia dan tinggi badan
- Anak makan sesuai kebutuhan
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Peningkatan pengetahuan
- Ibu dapat menjelaskan penyebab diare pada anak
- Ibu dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya diare
- Ibu dapat menjelaskan cara perawatan anak dengan diare
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Diare akut
- Monitor tanda-tanda vital, intake, dan output cairan
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit
- Anjurkan ibu untuk memberikan makanan dan minuman yang tepat
2. Keseimbangan nutrisi
- Kaji asupan nutrisi anak
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi anak
- Berikan makanan yang sesuai dengan kondisi anak
- Pantau berat badan anak secara rutin
3. Peningkatan pengetahuan
- Identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang diare
- Berikan edukasi kepada ibu tentang penyebab, tanda-tanda bahaya, dan perawatan diare
- Tanyakan pemahaman ibu setelah pemberian edukasi
- Libatkan ibu dalam perawatan anak
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi klinis yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah diare akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan kurang pengetahuan. Luaran yang diharapkan adalah resolusi diare, keseimbangan nutrisi, dan peningkatan pengetahuan ibu. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda vital, pemberian terapi cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, serta edukasi kepada ibu tentang diare. Keberhasilan asuhan keperawatan ini akan ditandai dengan perbaikan kondisi anak, peningkatan pengetahuan ibu, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 13505 | 07 Mar 2025
Klinis : tidak sadar dan sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi tidak sadar dan sesak, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang tidak sadar dan sesak, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat, ditandai dengan tidak responsif terhadap stimuli.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas, ditandai dengan sesak napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Penurunan Kesadaran:
a. Pasien dapat merespon stimulus verbal dan/atau nonverbal.
b. Pasien dapat mempertahankan fungsi kognitif dan fisik yang optimal.
c. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kesadaran secara bertahap.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
a. Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
b. Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
c. Pasien dapat menunjukkan penurunan gejala sesak napas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Penurunan Kesadaran:
a. Lakukan penilaian tingkat kesadaran secara berkala menggunakan skala GCS (Glasgow Coma Scale).
b. Pertahankan posisi kepala netral dan buka jalan napas.
c. Berikan stimulasi verbal dan sensori untuk meningkatkan kesadaran.
d. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan penyebab penurunan kesadaran dan penanganan yang tepat.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
a. Lakukan auskultasi paru-paru untuk mendeteksi adanya suara napas abnormal.
b. Berikan oksigen melalui alat bantu napas sesuai kebutuhan.
c. Lakukan suction jika ada sekret yang menghambat jalan napas.
d. Posisikan pasien dengan posisi yang memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
e. Pantau nilai oksimetri nadi dan gas darah arterial untuk mengevaluasi pertukaran gas.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan penyebab gangguan pertukaran gas dan penanganan yang tepat.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memperbaiki kondisi tidak sadar dan sesak. -
Article No. 13506 | 07 Mar 2025
Klinis : Klien mengatakan muntah-muntah sejak 2 hari yang lalu, hari ini muntah 10 kali, keluhan disertai dengan kepala pusing berputar, nyeri ulu hati.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Mual dan Muntah
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, klien mengalami keluhan muntah-muntah selama 2 hari dengan frekuensi tinggi (10 kali dalam sehari), disertai dengan keluhan pusing berputar dan nyeri ulu hati. Kondisi ini menunjukkan adanya risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan keperawatan yang tepat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit adalah diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Nutrisi dan Metabolisme, dengan kode diagnosis D.0101. Definisi diagnosis ini adalah "Berisiko mengalami perubahan volume, komposisi, atau distribusi cairan intravaskular, intraselular, dan/atau ekstravaskular yang dapat mengganggu kesehatan."
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis ini adalah:
1. Keseimbangan Cairan
2. Keseimbangan Elektrolit
3. Fungsi Sensori Perifer
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini antara lain:
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Mual dan Muntah
4. Manajemen Nyeri
Sebagai perawat, penting untuk melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi klien, memantau tanda-tanda vital, mencatat asupan dan pengeluaran cairan, serta memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah keseimbangan cairan dan elektrolit serta mengurangi keluhan mual dan muntah pada klien.