Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13979 | 13 Mar 2025
Klinis : Menghitung dosis obat, jika ada ampisilin 100 mg, IV, qid, yang tersedia ampisilin 250 mg/5 ml, maka berapa obat yang diberikan pada pasien… Select one: a. 0,2 ml b. 1 ml c. 1,5 ml d. 2 ml e. 2,5 ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Menghitung dosis obat, dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kesalahan Dalam Pemberian Obat
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana pasien berisiko mengalami kesalahan dalam pemberian obat yang dapat menyebabkan efek yang merugikan.
- Faktor Risiko: Ketidaktahuan perawat tentang dosis/aturan pemberian obat, kurangnya pengawasan, komunikasi yang buruk, dll.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menerima obat sesuai dengan dosis dan aturan yang tepat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Menghitung dosis obat dengan tepat, Memantau efek pemberian obat, Melakukan komunikasi yang efektif dengan tim kesehatan lain, dll.
Untuk kasus Anda, pasien mendapatkan ampisilin 100 mg IV, qid (4 kali sehari), dan tersedia ampisilin 250 mg/5 ml. Maka dosis yang diberikan adalah:
Dosis = 100 mg / 250 mg/5 ml = 2 ml
Jadi, jawaban yang tepat adalah:
e. 2,5 ml -
Article No. 13980 | 13 Mar 2025
Klinis : Produksi urine normal pada segala usia sebanyak: Select one: a. 2,5 ml/kgBB/jam b. 3 ml/kgBB/jam c. 1 ml/kgBB/jam d. 2 ml/kgBB/jam e. 1,5 ml/kgBB/jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi produksi urine normal pada segala usia.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Ekskresi Urine Efektif
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Ekskresi Urine Efektif adalah kemampuan individu untuk mempertahankan volume, frekuensi, dan karakteristik eliminasi urine yang normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria hasil yang diharapkan adalah individu dapat mempertahankan volume urine normal sebanyak 1,5-2 ml/kgBB/jam.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola eliminasi urine, mengoptimalkan asupan cairan, dan memfasilitasi proses eliminasi urine yang efektif.
Berdasarkan informasi yang diberikan, opsi yang paling tepat adalah:
e. 1,5 ml/kgBB/jam
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 13981 | 13 Mar 2025
Klinis : Side panel Question 67 Not yet answered Marked out of 1.00 Not flaggedFlag question Question text Seorang perempuan, 45 tahun, dirawat di bangsal melati akibat jatuh dari kendaraan,klien mengeluh merasa tidak nyaman di daerah pubis, buang air kecil sedikit-sedikit dan tidak tuntas,kandung kencing teraba penuh, menurut anda permasalahan yang dialami oleh pasien adalah : Select one: a. Anuria b. Polyuria c. Dysuria d. Oliguria e. Distensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, permasalahan yang dialami oleh pasien adalah Dysuria.
Dysuria adalah kondisi dimana pasien mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, atau kesulitan saat buang air kecil. Dalam kasus ini, pasien mengeluh merasa tidak nyaman di daerah pubis, buang air kecil sedikit-sedikit dan tidak tuntas, serta kandung kemih teraba penuh, yang merupakan gejala-gejala dari dysuria.
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Label Diagnosis Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah:
Diagnosis Keperawatan: Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan pola buang air kecil yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia yang menjadi acuan dalam proses pengkajian, perumusan diagnosis, dan penentuan intervensi keperawatan.
- SLKI: Standar Label Diagnosis Keperawatan Indonesia yang menjadi acuan dalam pemberian label diagnosis keperawatan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia yang menjadi acuan dalam perencanaan dan implementasi tindakan keperawatan.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 13982 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk . pemreiksaan lain seperti TD: 110/70 mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi Ny. D yang mengalami gejala pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk, serta hasil pemeriksaan vital signs yang menunjukkan TD 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 37 derajat, dan RR 20x/menit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia (SDKI 2017)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Karakteristik Mayor: Suhu tubuh di atas 37,2°C.
Karakteristik Minor: Adanya produksi keringat, kulit kemerahan, pusing, mual, dan menggigil.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
Indikator:
a. Suhu tubuh 36-37,2°C
b. Kulit tidak teraba panas
c. Tidak ada tanda-tanda hipertermia (pusing, mual, dll.)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi
3. Kompres hangat pada area aksila dan inguinal untuk menurunkan suhu
4. Hindari pakaian dan selimut yang dapat menyebabkan peningkatan suhu
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat penurun demam jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan hipertermia dipilih karena Ny. D mengalami gejala peningkatan suhu tubuh atau demam, yang menjadi karakteristik mayor dari diagnosa tersebut. Selain itu, adanya gejala pusing, mual, dan batuk juga mendukung diagnosa ini. Luaran/output yang diharapkan adalah agar suhu tubuh Ny. D dapat kembali normal, ditandai dengan suhu tubuh 36-37,2°C, kulit yang tidak teraba panas, dan tidak ada lagi tanda-tanda hipertermia. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, kompres hangat, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang lebih komprehensif. -
Article No. 13983 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk . pemreiksaan lain seperti TD: 110/70 mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi Ny. D yang mengalami pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk, serta hasil pemeriksaan vital signs, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia (00007) berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (37 derajat Celsius).
2. Mual (00134) berhubungan dengan efek samping obat, ditandai dengan keluhan mual dan muntah.
3. Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan keluhan pusing.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertermia (00007):
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Mual (00134):
- Klien dapat mengungkapkan penurunan rasa mual
- Klien dapat makan dan minum dengan baik
- Tidak ada lagi kejadian muntah
3. Intoleransi aktivitas (00092):
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Klien dapat mempertahankan tingkat energi yang adekuat
- Klien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipertermia (00007):
- Observasi tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Lakukan pemberian cairan dan elektrolit secara adekuat
- Berikan obat antipiretik sesuai dengan resep dokter
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Mual (00134):
- Observasi tanda-tanda mual dan muntah
- Berikan anti-emetik sesuai resep dokter
- Modifikasi diet menjadi lebih sering, porsi kecil, dan makanan yang mudah dicerna
- Lakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa mual
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen mual
3. Intoleransi aktivitas (00092):
- Observasi tingkat energi dan kemampuan aktivitas klien
- Lakukan mobilisasi bertahap sesuai kemampuan klien
- Berikan dukungan fisik dan emosional selama aktivitas
- Ajarkan teknik konservasi energi pada klien
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen intoleransi aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi Ny. D dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan. Perawat harus terus memantau perkembangan klien dan melakukan evaluasi secara berkala untuk menyesuaikan rencana asuhan keperawatan. -
Article No. 13984 | 13 Mar 2025
Klinis : Berikut data yang menunjukkan adanya Kekurangan nutrisi Select one: a. Lingkar lengan trisep 60 % dari standar b. Berat Badan 30 % dibawah normal c. Anoreksia d. Rambut jarang dan warna putih e. Berat badan 50 % dibawah normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Nutrisi
Penjelasan singkat:
Mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi yang Anda berikan menunjukkan adanya Kekurangan Nutrisi.
Kekurangan Nutrisi didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini ditandai dengan:
a. Lingkar lengan trisep 60% dari standar
b. Berat Badan 30% di bawah normal
c. Anoreksia
d. Rambut jarang dan warna putih
e. Berat badan 50% di bawah normal
Diagnosis ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kekurangan asupan nutrisi yang dapat menyebabkan penurunan berat badan, perubahan fisik, dan gangguan metabolisme. Hal ini memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan memperbaiki status gizi pasien. -
Article No. 13985 | 13 Mar 2025
Klinis : Berikut merupakan nutrient esensial yang berfungsi sebagai alat transport mendistribusikan nutrien ke jaringan. Select one: a. Air b. Vitamin c. Protein d. Karbohidrat e. Mineral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai pakar keperawatan akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, nutrient esensial yang berfungsi sebagai alat transport mendistribusikan nutrien ke jaringan adalah Mineral.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, tidak mengalami kekurangan nutrisi, dan memiliki kadar elektrolit yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian suplemen nutrisi, pengaturan pola makan, pemantauan asupan dan status nutrisi, serta edukasi terkait kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda tanyakan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang berkaitan dengan keperawatan. -
Article No. 13986 | 13 Mar 2025
Klinis : Terapi intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena untuk pengobatan . Reaksi terapi intravena diharapkan untuk mendapatkan reaksi pengobatan : Select one: a. Intramuskuler b. Lokal c. Subkutan d. Mukosa usus e. Sistemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Sistemik
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur terapi intravena.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, terapi intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena untuk pengobatan. Reaksi yang diharapkan dari terapi intravena adalah reaksi sistemik, artinya efek pengobatan akan memengaruhi seluruh tubuh pasien.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur terapi intravena.
Prosedur terapi intravena dapat meningkatkan risiko infeksi karena adanya insersi jarum atau kanula ke dalam vena, yang dapat menjadi jalur masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada pasien yang menjalani terapi intravena. -
Article No. 13987 | 13 Mar 2025
Klinis : Sistem pengaturan yang mempertahankan kita tetap waspada dan terjaga adalah : Select one: a. Sistem aktivasi reticular b. Otak temporal c. Hipotalamus d. Otak tengah e. Pons
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Sistem aktivasi reticular
Penjelasan:
Sistem aktivasi reticular (SAR) adalah sistem yang terdapat di bagian batang otak dan bertanggung jawab untuk mempertahankan kewaspadaan (arousal) dan kesadaran. SAR menerima input sensorik dari berbagai bagian tubuh dan menyalurkannya ke korteks serebri. Sistem ini berperan penting dalam menjaga kewaspadaan dan kesiapsiagaan tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkungan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Kesiapan peningkatan kesadaran berhubungan dengan fungsi sistem aktivasi reticular.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
Sebagai perawat, saya bisa membantu Anda dengan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran pasien. -
Article No. 13988 | 13 Mar 2025
Klinis : Kehilangan panas dalam bentuk sinar infra merah adalah: Select one: a. Radiasi b. Penguapan c. Evaporasi d. Konduksi e. Konveksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan bangga saya berikan kepada Anda diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kehilangan panas dalam bentuk sinar infra merah:
a. Radiasi
Penjelasan:
Radiasi adalah salah satu mekanisme utama dalam kehilangan panas tubuh. Radiasi terjadi ketika tubuh melepaskan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik, seperti sinar infra merah, yang kemudian diserap oleh lingkungan sekitar. Proses ini tidak memerlukan medium perantara dan dapat terjadi bahkan dalam ruangan dengan suhu rendah. Kehilangan panas melalui radiasi merupakan komponen penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya menyarankan Anda untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehilangan panas melalui radiasi, seperti suhu lingkungan, kelembaban, dan aliran udara. Pemantauan dan intervensi yang tepat dapat membantu menjaga suhu tubuh pasien dalam rentang yang optimal.