Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16998 | 08 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI-SLKI-SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi**: Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat gangguan pada membran alveolus-kapiler.
**Data Pendukung**:
- Sesak napas (RR: 35x/menit, tachypnea)
- Batuk produktif dengan dahak putih kental (sekret tertahan)
- SpO₂ 94% (batas bawah normal)
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI: 0301 – Pertukaran Gas Membaik**
**Kriteria Evaluasi**:
1. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (16–20x/menit).
2. SpO₂ ≥95% pada udara ruangan.
3. Tidak ada keluhan sesak napas.
4. Sekret airway dapat dikeluarkan secara efektif.
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI: 3310 – Manajemen Jalan Napas**
**Intervensi**:
1. **Posisikan semi-Fowler** untuk optimalisasi ventilasi.
2. **Ajarkan teknik batuk efektif** dan latihan napas dalam.
3. **Lakukan fisioterapi dada** (jika diperlukan) untuk mobilisasi sekret.
4. **Monitor tanda vital** (khususnya RR dan SpO₂) setiap 2–4 jam.
5. **Kolaborasi pemberian oksigen** jika SpO₂ <90% atau sesuai indikasi medis.
**Kode SIKI: 3240 – Manajemen Oksigenasi**
**Intervensi Tambahan**:
- Ajarkan penggunaan oksigen (jika diberikan).
- Pantau tanda hipoksia (sianosis, gelisah).
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI 00030** dipilih karena adanya gangguan pertukaran gas akibat retensi sekret dan peningkatan kerja pernapasan.
2. **SLKI 0301** menjadi target luaran untuk memastikan stabilitas oksigenasi.
3. **SIKI 3310 dan 3240** adalah intervensi prioritas untuk mengatasi obstruksi jalan napas dan hipoksemia potensial.
**Catatan Akademis**:
- **Tone Akademis**: Diagnosa dan intervensi mengacu pada **PPNI Edition 3 (2017–2020)**.
- **Persona Pakar**: Rekomendasi disusun berdasarkan _evidence-based practice_ dengan pendekatan holistik (fisik dan edukasi).
Format **RTF** dapat disesuaikan dengan template institusi. Perlu _reassessment_ berkala untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
Semoga membantu. -
Article No. 16896 | 07 May 2025
Klinis : ) 2525 di RS Margono terakt ne ranap sa ar memeriksakan diri. Pasien terjadwal kontrol tatiggal 17 April 2025 di F rutin yang dibawakan dan RS Margono sudah habis, pasien tidak ingat obat yang diberikan baal pulang dan RS ZHRSMRS (22 memeriksakan din ke IGD RS per Tha membesar, nyeri dada (-) berdebar) demam (-) pasien kemudian meme Sem kako fidak ada data terkait urine output nar output namun pasien mengalami penurunan unn NK 4ipm, didapatkan ascites dan edem kalo mendapat leragi berupa Ini omeprazoleados pauch candering a CKD) hyperkalemia, selulitis Pasien kemudian mes an DPJP April 2025 pukul 06.00) Pasen kemudian dipindahkan ke ruang HCU dengan DP sedikit, posisi tidur semi fowler TD rerata selama dirawat & HCU TDS 90m 80-90 ganan lebih lanjut Terapi selama di HCU nebu vento ke RSS untuk mendapatkan penangana metamizole 3x1 amp terkait nyen selulitis inj furosemid Song 2005 chana 3x1 urinter 2x1, kapsul garam 3x1 HMR dengan P HCT 125ing, kalate 3 strat masih sesak napas sesak oapar me RSS DIIGD RS5 (26 April 2025 pukul 15 40) pasien sesak napas posisi dutuk lagak ketua sangka tengra.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan edema dan ascites.
2. Batas intoleransi aktivitas berhubungan dengan sesak napas.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
4. Nyeri akut berhubungan dengan selulitis.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan perfusi jaringan perifer yang membaik, ditandai dengan pengurangan edema dan ascites.
2. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, ditandai dengan penurunan sesak napas.
3. Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan yang membaik, ditandai dengan penurunan edema dan peningkatan output urin.
4. Pasien akan melaporkan nyeri yang terkontrol, ditandai dengan penurunan skala nyeri.
5. Pasien akan bebas dari infeksi, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen perfusi jaringan:
- Pantau tanda-tanda vital dan parameter hemodinamik.
- Tingkatkan asupan cairan dan natrium yang sesuai.
- Berikan obat diuretik sesuai resep.
- Bantu pasien melakukan perawatan kaki dan kulit untuk mencegah komplikasi.
2. Manajemen intoleransi aktivitas:
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Bantu pasien melakukan latihan fisik yang sesuai dengan kapasitasnya.
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif.
3. Manajemen kelebihan volume cairan:
- Pantau intake dan output cairan.
- Tingkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan.
- Berikan obat diuretik sesuai resep.
- Bantu pasien melakukan perawatan kaki dan kulit untuk mencegah komplikasi.
4. Manajemen nyeri:
- Evaluasi karakteristik dan tingkat nyeri pasien.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri yang komprehensif.
5. Manajemen risiko infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi.
- Berikan antibiotik sesuai resep.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi yang komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, menggunakan pendekatan berpusat pada pasien, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16897 | 07 May 2025
Klinis : batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi batuk efektif, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk Efektif
Kode: 10004
Definisi: Batuk yang menghasilkan pengeluaran sekresi dari saluran pernapasan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
Kode: 10004
Definisi: Batuk yang menghasilkan pengeluaran sekresi dari saluran pernapasan.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
Kode: 10004.1
Definisi: Tindakan keperawatan untuk membantu klien dalam mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan melalui batuk yang efektif.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI)
Kode: 10004.1.1
Definisi: Keadaan di mana klien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan.
Kesimpulan:
Batuk efektif merupakan kondisi di mana pasien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi tindakan untuk membantu klien dalam mengeluarkan sekresi melalui batuk yang efektif. Hasil yang diharapkan adalah keadaan di mana klien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan. -
Article No. 16898 | 07 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas (00030)
- SLKI: Pertukaran Gas (D0101)
- SIKI: Pemantauan Pernapasan (F0306)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SLKI: Intake Nutrisi (D0301)
- SIKI: Pemantauan Nutrisi (F0205)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SLKI: Aktivitas Fisik (D0401)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (F0101)
Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial, yang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertukaran gas dan pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
Pasien mengeluhkan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat berdampak pada penurunan berat badan dan status gizi.
3. Intoleransi Aktivitas:
Kondisi tuberkulosis paru yang disertai dengan gejala seperti batuk, sesak napas, dan demam dapat menyebabkan pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.
Mohon maaf, saya tidak dapat memberikan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia karena saya tidak memiliki informasi spesifik mengenai kode-kode tersebut. Namun, saya telah memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 16899 | 07 May 2025
Klinis : DS: • Klien mengatakan sering mendengar bisikan untuk membunuhnya. • Klien mengatakan melihat sesosok bayangan hitam besar di depannya. DO: • Klien tampak bingung, mondar-mandir, senyum sendiri. • Kadang-kadang berjalan tanpa tujuan tetapi bisa kembali pulang sendiri. • Tatapan kosong ke satu arah, tampak lemah dan lesu. • Klien pernah diamankan ke Polres oleh warga karena perilaku tidak terkendali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Halusinasi pendengaran (SDKI Kode: 00028)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa suara-suara tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
2. Halusinasi penglihatan (SDKI Kode: 00030)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa persepsi visual tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
3. Perilaku disorganisasi (SDKI Kode: 00197)
Definisi: Pola perilaku yang tidak terkoordinasi atau tidak terarah yang menyebabkan gangguan fungsi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode dan definisi sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Halusinasi pendengaran (SDKI Kode: 00028)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa suara-suara tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
2. Halusinasi penglihatan (SDKI Kode: 00030)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa persepsi visual tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
3. Perilaku disorganisasi (SDKI Kode: 00197)
Definisi: Pola perilaku yang tidak terkoordinasi atau tidak terarah yang menyebabkan gangguan fungsi. -
Article No. 16900 | 07 May 2025
Klinis : DS: • Klien mengatakan sering mendengar bisikan untuk membunuhnya. • Klien mengatakan melihat sesosok bayangan hitam besar di depannya. DO: • Klien tampak bingung, mondar-mandir, senyum sendiri. • Kadang-kadang berjalan tanpa tujuan tetapi bisa kembali pulang sendiri. • Tatapan kosong ke satu arah, tampak lemah dan lesu. • Klien pernah diamankan ke Polres oleh warga karena perilaku tidak terkendali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan** *(Kode SDKI: 0014)*
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data subjektif (DS) dan objektif (DO), klien menunjukkan gejala halusinasi auditorik (mendengar bisikan ancaman) dan halusinasi visual (melihat bayangan hitam besar). Perilaku seperti mondar-mandir, senyum sendiri, tatapan kosong, dan episode perilaku tidak terkendali mengindikasikan gangguan persepsi sensori yang memerlukan intervensi keperawatan.
---
**Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode SDKI 0014:** *Gangguan Persepsi Sensori*
- **Definisi:** Perubahan dalam jumlah atau pola rangsangan yang datang disertai dengan respons yang tidak sesuai terhadap rangsangan tersebut.
- **Faktor Penyebab:** Gangguan neurobiologis (misalnya skizofrenia), isolasi sosial, stres berat, atau penggunaan zat psikoaktif.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode SLKI 1401:** *Persepsi Sensori Membaik*
- **Indikator:**
1. Klien mampu mengidentifikasi halusinasi sebagai gejala penyakit (Kode: 140101).
2. Klien melaporkan penurunan frekuensi/intensitas halusinasi (Kode: 140102).
3. Klien menunjukkan perilaku adaptif (kontak mata, respons verbal sesuai) (Kode: 140103).
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode SIKI 4210:** *Manajemen Halusinasi*
- **Intervensi Utama:**
1. **Observasi tanda halusinasi** (perilaku menyeringai, bicara sendiri) *(Kode: 421001)*.
2. **Lakukan pendekatan terapeutik** dengan teknik *reality orientation* (contoh: "Saya tidak mendengar suara itu, itu adalah gejala penyakit") *(Kode: 421004)*.
3. **Lingkungan yang aman** dengan mengurangi rangsangan berlebihan *(Kode: 421006)*.
4. **Kolaborasi pemberian obat antipsikotik** sesuai resep *(Kode: 421008)*.
---
**Catatan Akademis:**
- **Dasar Teori:** Halusinasi pada kasus ini termasuk *persepsi tanpa stimulus* (Stuart & Laraia, 2016), dengan risiko tinggi terhadap harm diri/others. Intervensi keperawatan berfokus pada *safety*, *reality testing*, dan *penguatan koping*.
- **Relevansi Kode:** Penggunaan kode SDKI-SLKI-SIKI memperjelas dokumentasi asuhan keperawatan berbasis evidence-based practice (PPNI, 2017).
**Referensi:**
1. PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
2. Stuart, G. W. (2016). *Principles and Practice of Psychiatric Nursing*. Elsevier.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 16901 | 07 May 2025
Klinis : muntah H5 tiap minum, keluar berupa air batuk + pilek +
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dan elektrolit yang diperlukan untuk fungsi fisiologis.
Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk dan pilek.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
Definisi: Keadaan di mana volume dan komposisi cairan tubuh normal.
Kriteria Hasil:
- Pasien tidak mengalami dehidrasi
- Pasien tidak memiliki tanda-tanda kekurangan cairan (misalnya, bibir kering, turgor kulit buruk)
- Pasien dapat mempertahankan status cairan yang adekuat
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
Definisi: Suhu tubuh yang berada dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
Kriteria Hasil:
- Pasien memiliki suhu tubuh dalam rentang normal
- Pasien tidak mengalami demam
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan pasien
- Berikan cairan intravena untuk mengganti kehilangan cairan akibat muntah
- Dorong pasien untuk minum banyak cairan oral yang sesuai
- Pantau elektrolit serum pasien dan berikan pengganti elektrolit jika diperlukan
2. Manajemen Demam
- Pantau suhu tubuh pasien secara teratur
- Berikan obat penurun demam jika suhu tubuh meningkat
- Terapkan tindakan fisik untuk menurunkan demam (misalnya, kompres hangat)
- Dorong pasien untuk banyak istirahat
3. Manajemen Infeksi Saluran Pernapasan
- Pantau tanda-tanda infeksi saluran pernapasan (batuk, pilek)
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
- Bantu pasien melakukan teknik batuk efektif
- Berikan obat-obatan sesuai resep untuk mengatasi gejala
Dengan melaksanakan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu keseimbangan cairan yang terjaga dan suhu tubuh dalam rentang normal. Hal ini akan membantu pasien untuk pulih dari kondisi muntah, batuk, dan pilek yang dialaminya. -
Article No. 16902 | 07 May 2025
Klinis : klien merasa sering di acuhkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang merasa sering diabaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosis Keperawatan: Kesepian (00053)
Definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kesepian adalah perasaan tidak menyenangkan atau tidak nyaman yang dirasakan individu karena kurangnya hubungan sosial atau interaksi sosial yang memuaskan.
Definisi SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria Hasil:
1. Menjelaskan penyebab kesepian (0503)
2. Mengekspresikan perasaan (0507)
3. Terlibat dalam interaksi sosial (0508)
4. Mengidentifikasi sumber dukungan sosial (0509)
5. Menetapkan tujuan untuk mengurangi kesepian (0510)
Definisi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi (6420)
Memfasilitasi partisipasi klien dalam aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan sosial dan mengurangi isolasi.
2. Dukungan Emosional (5270)
Memberikan dorongan, perhatian, dan empati untuk membantu klien mengatasi masalah emosional.
3. Manajemen Kesepian (5440)
Membantu klien mengidentifikasi dan mengatasi penyebab kesepian serta meningkatkan kemampuan beradaptasi.
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: 00053 - Kesepian
SLKI: 0503, 0507, 0508, 0509, 0510
SIKI: 6420, 5270, 5440
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi klien yang merasa sering diabaikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 16903 | 07 May 2025
Klinis : Klien mengatakan sering merasa diacuhkan oleh masyarakat. • Klien takut tidak bisa bergaul dan tidak diterima kembali oleh lingkungan. • Klien merasa tidak mampu menyelesaikan masalah dan menghindari interaksi. DO: • Klien tampak menyendiri, tidak aktif dalam interaksi sosial. • Sering melamun, pandangan kosong ke satu arah. • Minim kontak mata dan komunikasi selama observasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial (SDKI Kode: 00054)
Definisi:
Pengalaman individu yang merasa terisolasi atau terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun persepsi.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Kode 00054 menunjukkan bahwa diagnosa "Isolasi Sosial" merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terdapat dalam SDKI.
- Kondisi klien yang Anda deskripsikan, seperti sering merasa diacuhkan, takut tidak bisa bergaul, merasa tidak mampu menyelesaikan masalah, serta perilaku menyendiri dan minim interaksi sosial, mengarah pada diagnosa Isolasi Sosial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1306 - Interaksi Sosial
Definisi: Kemampuan individu untuk terlibat dalam hubungan yang saling menguntungkan dengan orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6330 - Fasilitasi Interaksi Sosial
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi individu dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan orang lain.
Dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli, saya memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, saya siap membantu. -
Article No. 16904 | 07 May 2025
Klinis : SLKI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi SLKI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
SLKI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (10024)
Definisi:
Gangguan dalam menerima, mengorganisasi, atau menginterpretasi stimulus sensorik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
10024 Gangguan Persepsi Sensori
Definisi: Gangguan dalam menerima, mengorganisasi, atau menginterpretasi stimulus sensorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
10024.1 Pemulihan Persepsi Sensori (10024.1)
Definisi: Kemampuan untuk menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimulus sensorik secara akurat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
10024.1 Stimulasi Sensori (10024.101)
Definisi: Pemberian stimulasi sensorik untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi persepsi sensori.
10024.2 Orientasi Lingkungan (10024.102)
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pemahaman pasien terhadap lingkungan sekitar.
10024.3 Manajemen Lingkungan (10024.103)
Definisi: Pengaturan lingkungan untuk mempromosikan stimulasi sensorik yang optimal dan mencegah overstimulasi.
Dalam kondisi SLKI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan seperti stimulasi sensori, orientasi lingkungan, dan manajemen lingkungan untuk memulihkan persepsi sensori pasien. Hal ini bertujuan agar pasien dapat menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimulus sensorik secara akurat.