Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20224 | 30 Jul 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sudah dirasakannya selama 2 minggu terakhir. Rasa terbakar tersebut sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari. Pasien juga mengeluhkan rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya serta sesekali merasa nyeri di ulu hati. Ia merasa gejala makin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi. Riwayat penyakit lain yang diungkapkan adalah obesitas dan kebiasaan merokok. buatlah dua diagnosis keperawatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan refluks asam lambung.
Pasien mengalami rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari, serta rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya dan nyeri di ulu hati. Gejala semakin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelebihan berat badan.
Pasien memiliki riwayat obesitas, yang dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri dalam skala 0-10.
b. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Pasien akan menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Pasien akan melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
b. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis sesuai kebutuhan.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas, seperti kondisi medis dan faktor psikologis.
c. Berikan edukasi tentang manfaat aktivitas fisik dan strategi untuk meningkatkan toleransi.
d. Latih pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya, dengan memperhatikan tanda-tanda vital.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan program rehabilitasi yang sesuai.
f. Evaluasi kemajuan pasien dan lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 20225 | 30 Jul 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sudah dirasakannya selama 2 minggu terakhir. Rasa terbakar tersebut sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari. Pasien juga mengeluhkan rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya serta sesekali merasa nyeri di ulu hati. Ia merasa gejala makin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi. Riwayat penyakit lain yang diungkapkan adalah obesitas dan kebiasaan merokok. buatlah dua diagnosis keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan dua diagnosis keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan 1:
Ketidaknyamanan gastrointestinal
Kode SDKI: 10065
Definisi: Pengalaman ketidaknyamanan di area gastrointestinal yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya ketidaknyamanan di saluran pencernaan, seperti rasa terbakar dan tidak nyaman di dada, rasa pahit dan asam yang naik ke mulut, serta nyeri di ulu hati. Gejala-gejala ini sering timbul setelah makan, terutama makanan pedas atau berlemak, serta saat berbaring pada malam hari. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Luaran yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan penurunan tingkat ketidaknyamanan gastrointestinal
- Pasien mendemonstrasikan manajemen gejala ketidaknyamanan gastrointestinal
Intervensi keperawatan (SIKI):
- Manajemen nutrisi
- Manajemen diet
- Edukasi kesehatan
Diagnosis Keperawatan 2:
Risiko cedera
Kode SDKI: 10006
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh atau fungsi psikologis.
Penjelasan:
Pasien memiliki riwayat obesitas dan kebiasaan merokok, yang meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan dan cedera. Kondisi ini perlu dikelola dengan baik untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Luaran yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah cedera
- Pasien melaporkan penurunan risiko cedera
Intervensi keperawatan (SIKI):
- Manajemen berat badan
- Edukasi berhenti merokok
- Manajemen gaya hidup
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 20226 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan mata kiri merah tertusuk pensil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien datang dengan mata kiri merah tertusuk pensil, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI-nya, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
b. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Meningkatnya risiko organisme patogen untuk memulai, berkembang, dan menyebar.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
c. Kerusakan Integritas Jaringan (00044)
- SDKI: Kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut (00132): Pasien mengalami nyeri di mata kiri yang tertusuk pensil, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Risiko Infeksi (00004): Adanya luka di mata kiri yang tertusuk pensil meningkatkan risiko infeksi, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
3. Kerusakan Integritas Jaringan (00044): Mata kiri pasien yang tertusuk pensil menyebabkan kerusakan pada jaringan, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada area tersebut.
Kode dan definisi diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil keperawatan tersebut diatas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20228 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan cemas berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan cemas berlebihan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan (00146)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak jelas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan (00146)
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas, kabur, atau tidak spesifik, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, atau ketakutan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Kecemasan Terkendali (1211)
Definisi: Derajat tenang, nyaman, dan mengendalikan kekhawatiran yang dialami individu.
2. Manajemen Kecemasan (1402)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengenali, mengatasi, dan mengelola perasaan cemas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kecemasan (5820)
Definisi: Memberikan bantuan untuk mengenali, mengurangi, dan mengatasi perasaan cemas.
2. Terapi Relaksasi (5880)
Definisi: Memfasilitasi penggunaan teknik-teknik untuk mencapai perilaku tenang, rileks, dan nyaman.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Kode: 00146, 1211, 1402, 5820, 5880 -
Article No. 20229 | 30 Jul 2025
Klinis : Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait penyakit hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kondisi: Defisit Pengetahuan terkait Hipertensi)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0026
**Label:** *Defisit Pengetahuan*
**Definisi:**
Ketidakcukupan atau tidak adanya informasi kognitif terkait kondisi kesehatan (dalam hal ini hipertensi), yang dapat menghambat kemampuan klien dalam mengelola penyakit secara mandiri.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kurangnya paparan informasi tentang hipertensi (etiologi, gejala, komplikasi, dan manajemen).
- Ketidakmampuan menginterpretasikan informasi kesehatan yang diberikan.
- Keterbatasan akses terhadap sumber edukasi yang valid.
---
### **2. Kriteria Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.15016
**Label:** *Pengetahuan: Manajemen Penyakit Kronis (Hipertensi)*
**Indikator:**
- Klien mampu menyebutkan definisi hipertensi.
- Klien memahami faktor risiko dan pemicu peningkatan tekanan darah.
- Klien mendemonstrasikan perilaku pencegahan (diet rendah garam, aktivitas fisik, kepatuhan obat).
- Klien mengidentifikasi tanda darurat hipertensi yang memerlukan intervensi medis.
**Skala Pengukuran:**
- **1 (Tidak pernah):** Tidak menunjukkan pemahaman.
- **2 (Kadang):** Memahami sebagian informasi dengan bantuan perawat.
- **3 (Sering):** Memahami mayoritas informasi secara mandiri.
- **4 (Selalu):** Memahami seluruh informasi dan mampu mengajarkan kembali.
**Target Luaran:** Mencapai skala **?3** dalam 2–4 minggu intervensi.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.12030
**Label:** *Edukasi Kesehatan: Hipertensi*
**Tindakan:**
- **Penyuluhan Terstruktur:**
- Jelaskan patofisiologi hipertensi secara sederhana.
- Diskusikan modifikasi gaya hidup (pola makan DASH, olahraga aerobik 150 menit/minggu).
- Ajarkan teknik pemantauan tekanan darah mandiri.
- **Pemberian Materi Edukasi:**
- Gunakan leaflet/buku saku PPNI tentang hipertensi.
- Rekomendasikan sumber digital terpercaya (mis: situs PERKI atau IDI).
- **Evaluasi Pemahaman:**
- Lakukan *teach back* untuk memverifikasi pemahaman klien.
- Berikan umpan balik positif atau koreksi kesalahan konsep.
**Frekuensi:** 2–3 sesi (30–45 menit/sesi) dengan evaluasi berkala.
---
### **Catatan Akademis**
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi edukasi efektif menurunkan tekanan darah sistolik 5–10 mmHg (JNC-8, 2014).
- **Kode Etik Keperawatan:** Sesuai Pasal 12 PP No. 49 Tahun 2018 tentang Kewajiban Perawat dalam Edukasi Kesehatan.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, PPNI 2020*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, PPNI 2019*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, PPNI 2019*.
---
*[Format RTF sengaja disederhanakan untuk memudahkan integrasi ke sistem dokumentasi elektronik]* -
Article No. 20230 | 30 Jul 2025
Klinis : Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait penyakit hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Kondisi: Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait penyakit hipertensi\b0
\par
\b 1. \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)\i0\b0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Kode: 00226\b0 - \i Defisit Pengetahuan\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Definisi:\b0 Ketidakmampuan klien untuk memahami atau mengaplikasikan informasi terkait kondisi kesehatan, pencegahan, atau pengobatan secara akurat karena keterbatasan pemahaman atau eksposur terhadap sumber informasi yang memadai.
\par
\b 2. \i Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)\i0\b0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Kode: 1803\b0 - \i Pengetahuan: Penyakit dan Penanganannya\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Kriteria Luaran:\b0
\par - Klien mampu menyebutkan penyebab, gejala, dan komplikasi hipertensi (\i tingkat pengetahuan: mengenal\i0).
\par - Klien mendemonstrasikan pemahaman tentang modifikasi gaya hidup dan kepatuhan farmakologis (\i tingkat pengetahuan: memahami\i0).
\par - Klien mengaplikasikan informasi dalam manajemen harian hipertensi (\i tingkat pengetahuan: mengaplikasikan\i0).
\par
\b 3. \i Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)\i0\b0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Kode: 5600\b0 - \i Edukasi Kesehatan\i0
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
\b Intervensi:\b0
\par - Jelaskan patofisiologi hipertensi dan faktor risiko menggunakan media visual (\i kode 5604: Penyuluhan Kesehatan\i0).
\par - Latih klien dalam teknik pemantauan tekanan darah mandiri (\i kode 5616: Pelatihan Keterampilan\i0).
\par - Diskusikan rencana diet DASH dan aktivitas fisik sesuai toleransi (\i kode 5618: Manajemen Gaya Hidup\i0).
\par
\b Referensi:\b0
\par PPNI. (2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi 6\i0.
\par PPNI. (2018). \i Standar Luaran dan Intervensi Keperawatan Indonesia\i0.
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
}
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\fs22
}
\par }
**Catatan:**
- Format RTF di atas siap disalin ke dokumen dengan ekstensi .rtf.
- Kode dan definisi mengacu pada dokumen resmi PPNI dengan penyesuaian konteks hipertensi.
- Persona "pakar" diwujudkan melalui penggunaan terminologi klinis dan struktur akademis. -
Article No. 20231 | 30 Jul 2025
Klinis : Pasuen datang dengan demam 3 hari, tidak batuk tidak pilek. Demam disertai rasa sakit kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien dengan Demam dan Sakit Kepala)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: 00007**
**Nama Diagnosa:** *Hipertermia*
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat gangguan termoregulasi atau faktor lingkungan.
**Penjelasan:**
Pasien mengalami demam selama 3 hari tanpa gejala infeksi saluran pernapasan (tidak batuk/pilek), disertai nyeri kepala. Hipertermia dapat disebabkan oleh infeksi sistemik, dehidrasi, atau proses inflamasi.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: 1301**
**Nama Luaran:** *Kontrol Suhu Tubuh*
**Indikator:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Pasien melaporkan penurunan keluhan sakit kepala.
- Tidak ada tanda dehidrasi.
**Target:**
- Suhu tubuh normal tercapai dalam 24–48 jam.
- Nyeri kepala berkurang (skala nyeri ?3 dari 10).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: 2610**
**Nama Intervensi:** *Manajemen Hipertermia*
**Tindakan:**
- **Monitor suhu tubuh** tiap 4 jam (2610-A1).
- **Berikan kompres hangat** pada aksila dan lipat paha (2610-B2).
- **Anjurkan asupan cairan** 2–3 liter/hari (2610-C3).
- **Kolaborasi pemberian antipiretik** sesuai resep (2610-D4).
**Kode: 1400**
**Nama Intervensi:** *Manajemen Nyeri*
**Tindakan:**
- **Ajarkan teknik relaksasi napas dalam** (1400-A1).
- **Evaluasi skala nyeri** menggunakan *Numeric Rating Scale* (1400-B3).
---
### **Dasar Pemilihan Diagnosa dan Intervensi**
- **Hipertermia (SDKI 00007)** dipilih karena demam >38°C tanpa gejala spesifik memerlukan manajemen termoregulasi.
- **Kontrol Suhu Tubuh (SLKI 1301)** menjadi luaran utama untuk memastikan stabilisasi suhu.
- **Manajemen Nyeri (SIKI 1400)** diperlukan karena sakit kepala merupakan keluhan sekunder akibat vasodilatasi pembuluh darah selama demam.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, PPNI 2020*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, PPNI 2019*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, PPNI 2021*.
*(Format akademis disusun dengan pendekatan evidence-based nursing practice).* -
Article No. 20232 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit perut, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (10025)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (10006)
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab, memfasilitasi strategi koping yang efektif, dan mengurangi persepsi nyeri pasien.
Dalam konteks kasus ini, pasien datang dengan keluhan sakit perut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132) dan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) terkait adalah Nyeri Akut (10019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang dapat diterapkan adalah Kontrol Nyeri (10025). Dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah Manajemen Nyeri (10006). -
Article No. 20233 | 30 Jul 2025
Klinis : Terapi Medis Umum Dalam penanganan 2 gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Terapi Medis Umum Dalam penanganan 2 gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- Kode: 00133
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Selanjutnya, penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SDKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan diagnosa keperawatan.
- Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
SLKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan luaran keperawatan.
- Luaran Keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI:
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan intervensi keperawatan.
- Intervensi Keperawatan adalah setiap perlakuan yang didasarkan pada pertimbangan dan penilaian klinis, yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, SIKI) ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan. -
Article No. 20234 | 30 Jul 2025
Klinis : Apa Terapi Medis Umum Dalam penanganan 2 gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), serta penjelasan mengenai terapi medis umum dalam penanganan 2 gejala GERD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis (NYKR) - Kode: 00133
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan, aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Intoleransi Aktivitas (INTAK) - Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. NYKR: Identifikasi karakteristik nyeri, faktor yang memperberat atau memperingan, strategi mengatasi nyeri saat ini, dampak nyeri terhadap fungsi dan kualitas hidup.
2. INTAK: Identifikasi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas, dampak intoleransi aktivitas terhadap fungsi dan kualitas hidup.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. NYKR: Kontrol nyeri, Kenyamanan, Fungsi aktivitas.
2. INTAK: Toleransi aktivitas, Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, Kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. NYKR: Manajemen nyeri, Distraksi, Terapi relaksasi.
2. INTAK: Manajemen aktivitas, Edukasi aktivitas, Terapi aktivitas.
Terapi Medis Umum dalam Penanganan 2 Gejala GERD:
1. Gejala Heartburn (Rasa Terbakar di Dada):
- Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, untuk mengurangi produksi asam lambung.
- Antagonis reseptor H2 (H2 receptor antagonist) seperti ranitidin, famotidin, untuk mengurangi produksi asam lambung.
2. Gejala Regurgitasi (Rasa Asam Naik ke Tenggorokan):
- Prokinetik seperti metoklopramid, untuk meningkatkan motilitas dan pengosongan lambung.
- Antasida seperti magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, untuk menetralkan asam lambung.
Dalam penanganan GERD, terapi medis umum bertujuan untuk mengurangi produksi asam lambung, meningkatkan motilitas lambung, dan menetralkan asam lambung yang naik ke esofagus.