Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20288 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, usia 48 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan utama nyeri ulu hati disertai rasa terbakar yang menjalar hingga ke leher dan punggung. Gejala telah berlangsung 2 bulan dan memburuk dalam 14 hari terakhir, terutama saat malam ketika pasien berbaring. Pasien juga mengeluhkan sering terjadi regurgitasi makanan yang disertai rasa pahit di mulut dan sesak nafas. Pasien merasa sulit tidur karena gejala ini dan mengalami kelelahan pada siang hari. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Apa diagnosa aktual dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut, beserta luaran dan intervensi keperawatannya:
Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Nyeri kronis (D.0079)
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Tingkat nyeri menurun
- Kemampuan mengatasi nyeri meningkat
- Kualitas tidur membaik
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis nyeri
2. Intoleransi Aktivitas (D.0021)
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Tingkat kelelahan berkurang
- Kemampuan beraktivitas meningkat
- Pola tidur membaik
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Berikan istirahat yang cukup
3. Gangguan Pola Makan (D.0028)
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Kemampuan makan meningkat
- Berat badan stabil
- Tidak terjadi refluks
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji pola makan, nafsu makan, dan berat badan pasien
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Ajarkan diet dan pola makan yang tepat untuk mengatasi refluks
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
Diagnosa Keperawatan Promosi Kesehatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mampu menjelaskan kondisi kesehatannya
- Pasien mampu menjelaskan dan melakukan manajemen penyakitnya
- Pasien mematuhi program pengobatan dan perawatan
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji kesiapan dan motivasi pasien untuk meningkatkan manajemen kesehatan
- Berikan edukasi terkait penyakit, pengobatan, dan manajemen perawatan
- Bantu pasien menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kondisinya
- Berikan dukungan dan reinforcement positif saat pasien berhasil melakukan manajemen kesehatannya
2. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri (D.0089)
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mampu mengidentifikasi konsep diri yang positif
- Pasien mampu mengembangkan konsep diri yang positif
- Pasien mampu mengekspresikan konsep diri yang positif
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji konsep diri pasien saat ini
- Dorong pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi dirinya
- Bantu pasien menetapkan tujuan pengembangan konsep diri yang positif
- Berikan umpan balik dan penguatan positif terhadap upaya pasien
Penjelasan:
Diagnosa aktual yang sesuai dengan kasus pasien tersebut adalah nyeri kronis, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola makan. Hal ini didasarkan pada keluhan utama pasien yaitu nyeri ulu hati, gejala yang memburuk, serta adanya keluhan terkait gangguan pola makan dan kelelahan. Sedangkan diagnosa promosi kesehatan yang sesuai adalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dan kesiapan peningkatan konsep diri. Hal ini untuk membantu pasien mengelola kondisi kesehatannya dengan baik dan mengembangkan konsep diri yang positif.
Luaran (SLKI) dan intervensi keperawatan (SIKI) yang diberikan bertujuan untuk membantu pasien mencapai kondisi yang lebih baik, mulai dari mengurangi nyeri, meningkatkan toleransi aktivitas, memperbaiki pola makan, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola dan memahami kondisi kesehatannya. Semua ini dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat dan pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan kembali. Terima kasih. -
Article No. 20289 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, usia 48 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan utama nyeri ulu hati disertai rasa terbakar yang menjalar hingga ke leher dan punggung. Gejala telah berlangsung 2 bulan dan memburuk dalam 14 hari terakhir, terutama saat malam ketika pasien berbaring. Pasien juga mengeluhkan sering terjadi regurgitasi makanan yang disertai rasa pahit di mulut dan sesak nafas. Pasien merasa sulit tidur karena gejala ini dan mengalami kelelahan pada siang hari. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Pililah diagnosa aktual dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Aktual:
1. Intoleransi Aktivitas (D.0012)
- Karakteristik: Pasien mengalami kelelahan pada siang hari yang mengganggu aktivitas.
- Faktor yang Berhubungan: Nyeri ulu hati, sesak napas, dan gangguan tidur.
2. Ketidakefektifan Pengendalian Tanda Gejala (D.0021)
- Karakteristik: Pasien mengalami nyeri ulu hati, rasa terbakar menjalar ke leher dan punggung, regurgitasi makanan dengan rasa pahit di mulut, dan sesak napas.
- Faktor yang Berhubungan: Gejala berlangsung lama dan memburuk dalam 14 hari terakhir.
3. Gangguan Pola Tidur (D.0019)
- Karakteristik: Pasien sulit tidur karena gejala yang dialami.
- Faktor yang Berhubungan: Nyeri ulu hati, regurgitasi makanan, dan sesak napas.
Diagnosa Promosi Kesehatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
- Karakteristik: Pasien memiliki keinginan untuk meningkatkan pengelolaan kondisi kesehatannya.
- Faktor yang Berhubungan: Pasien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
2. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113)
- Karakteristik: Pasien memiliki keinginan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kondisi kesehatannya.
- Faktor yang Berhubungan: Pasien datang untuk mendapatkan informasi dan penanganan terkait gejala yang dialami.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
- Kemampuan Beraktivitas Meningkat
2. Ketidakefektifan Pengendalian Tanda Gejala:
- Kontrol Tanda Gejala Meningkat
- Keparahan Tanda Gejala Menurun
- Frekuensi Tanda Gejala Menurun
3. Gangguan Pola Tidur:
- Pola Tidur Membaik
- Kualitas Tidur Meningkat
- Durasi Tidur Memadai
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Energi
- Manajemen Kelelahan
- Peningkatan Aktivitas
2. Ketidakefektifan Pengendalian Tanda Gejala:
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Regurgitasi
- Manajemen Sesak Napas
3. Gangguan Pola Tidur:
- Manajemen Tidur
- Terapi Relaksasi
- Konseling
Penjelasan:
Diagnosa aktual yang dipilih berdasarkan kondisi pasien adalah Intoleransi Aktivitas, Ketidakefektifan Pengendalian Tanda Gejala, dan Gangguan Pola Tidur. Diagnosa promosi kesehatan yang dipilih adalah Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan dan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan, karena pasien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan informasi terkait kondisinya.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan toleransi aktivitas, kontrol tanda gejala, dan perbaikan pola tidur pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen energi, nyeri, regurgitasi, sesak napas, tidur, serta konseling dan terapi relaksasi untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 20290 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pria usia 45 tahun yang tinggal di sebuah komunitas mengalami keluhan sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak. Ia juga mengeluhkan sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan. Berdasarkan pengkajian awal, gejala ini terjadi lebih dari 2 kali seminggu dalam 3 bulan terakhir. Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Pililah diagnosa aktual dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Aktual yang Sesuai:
1. Gangguan Proses Pencernaan (D.0075)
- Definisi: Ketidakmampuan sistem pencernaan untuk melakukan fungsi pencernaan secara normal.
- Gejala yang sesuai: Sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak, sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
- Gejala yang sesuai: Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur.
Diagnosa Keperawatan Promosi Kesehatan yang Sesuai:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
- Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
- Indikasi: Pasien menunjukkan kesiapan untuk meningkatkan manajemen kesehatannya, seperti melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengelola keluhan secara tepat.
2. Kesiapan Peningkatan Komunikasi (00157)
- Definisi: Pola berbagi informasi, perasaan, dan kebutuhan yang dapat ditingkatkan.
- Indikasi: Pasien menunjukkan kesiapan untuk meningkatkan komunikasi dengan tenaga kesehatan terkait keluhan dan pengelolaan kesehatannya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Untuk Diagnosa Gangguan Proses Pencernaan (D.0075):
- Pengendalian Nyeri (1605)
- Keseimbangan Cairan (0601)
- Fungsi Gastrointestinal (0602)
2. Untuk Diagnosa Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117):
- Perilaku Kesehatan: Pengelolaan Diri (1601)
- Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan (1602)
- Pemanfaatan Sumber Daya Kesehatan (1603)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Untuk Diagnosa Gangguan Proses Pencernaan (D.0075):
- Manajemen Nyeri (1400)
- Manajemen Gastrointestinal (3190)
- Terapi Obat (2380)
2. Untuk Diagnosa Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117):
- Edukasi Kesehatan (5510)
- Manajemen Kesehatan (7400)
- Fasilitasi Pengambilan Keputusan (5250)
Penjelasan:
Diagnosa aktual yang sesuai adalah Gangguan Proses Pencernaan (D.0075) dan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117), yang mencerminkan masalah kesehatan pasien terkait gangguan pencernaan dan perilaku pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif. Diagnosa promosi kesehatan yang sesuai adalah Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) dan Kesiapan Peningkatan Komunikasi (00157), yang menunjukkan adanya potensi dan kesiapan pasien untuk meningkatkan pengelolaan kesehatan dan komunikasi dengan tenaga kesehatan.
Luaran yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada pengelolaan gejala, peningkatan perilaku kesehatan, dan fasilitasi pengambilan keputusan dalam upaya membantu pasien mengatasi masalah kesehatan yang dialami dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan yang efektif. -
Article No. 20291 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pria usia 45 tahun yang tinggal di sebuah komunitas mengalami keluhan sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak. Ia juga mengeluhkan sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan. Berdasarkan pengkajian awal, gejala ini terjadi lebih dari 2 kali seminggu dalam 3 bulan terakhir. Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Pililah diagnosa aktual dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Risiko Gangguan Pencernaan (D.0017)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencerna dan memetabolisme makanan secara normal.
- Gejala yang muncul pada kasus tersebut sesuai dengan risiko gangguan pencernaan, seperti nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
- Definisi: Ketidakmampuan secara konsisten untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mencari perawatan untuk memelihara kesehatan.
- Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur, menunjukkan pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan Promosi Kesehatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
- Definisi: Suatu keadaan kesiapan individu, keluarga, atau komunitas untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola aspek-aspek kesehatan secara efektif.
- Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, sehingga diperlukan peningkatan kemampuan dalam mengelola kondisi kesehatannya.
2. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113)
- Definisi: Suatu keadaan kesiapan individu, keluarga, atau komunitas untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan.
- Pasien cenderung mengabaikan gejala, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan tentang kondisi kesehatan yang dialami.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Gangguan Pencernaan (D.0017):
- Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan setelah makan.
- Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala yang muncul, seperti mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
- Pemantauan Nutrisi: Pasien dapat memantau asupan nutrisi yang dikonsumsi untuk mencegah munculnya gejala.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117):
- Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan: Pasien bersedia untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan mengikuti saran/instruksi tenaga kesehatan.
- Manajemen Obat: Pasien dapat mengelola penggunaan obat-obatan (antasida) secara teratur dan sesuai anjuran.
- Perilaku Kesehatan Positif: Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung pemeliharaan kesehatan, seperti menghindari makanan pemicu gejala.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Gangguan Pencernaan (D.0017):
- Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, mengajarkan teknik manajemen nyeri, dan memantau efektivitas pengelolaan nyeri.
- Edukasi Gizi: Memberikan edukasi tentang makanan yang perlu dihindari dan dianjurkan untuk mencegah munculnya gejala.
- Pemantauan Nutrisi: Memantau asupan nutrisi dan cairan pasien, serta memberikan saran untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117):
- Perencanaan Pemulihan: Membantu pasien menyusun rencana untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan menjalani tindakan pengobatan yang diperlukan.
- Manajemen Obat: Mengajarkan pasien tentang penggunaan obat-obatan (antasida) yang benar, dosis, frekuensi, dan waktu konsumsi.
- Promosi Perilaku Kesehatan: Mendorong pasien untuk menerapkan perilaku kesehatan yang positif, seperti menghindari makanan pemicu gejala.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan aktual dan promosi kesehatan yang sesuai dengan kasus tersebut, serta luaran dan intervensi yang dibutuhkan, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 20292 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pria usia 45 tahun yang tinggal di sebuah komunitas mengalami keluhan sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak. Ia juga mengeluhkan sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan. Berdasarkan pengkajian awal, gejala ini terjadi lebih dari 2 kali seminggu dalam 3 bulan terakhir. Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Pililah diagnosa aktual dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Gangguan Fungsi Gastrointestinal (D.0090)
- Manifestasi: Nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
- Faktor Risiko: Makanan pedas dan berlemak.
Diagnosa Keperawatan Promosi Kesehatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
- Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Fungsi Gastrointestinal (L.0104)
- Indikator:
a. Melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas gejala gastrointestinal.
b. Mendemonstrasikan strategi untuk mengelola gejala gastrointestinal.
c. Menunjukkan pola makan yang sesuai dengan kondisi.
2. Manajemen Kesehatan (L.0115)
- Indikator:
a. Mengidentifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
b. Menunjukkan perilaku untuk mencari perawatan kesehatan secara teratur.
c. Menunjukkan kemampuan untuk membuat keputusan kesehatan yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (I.0401)
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengelola nyeri.
2. Edukasi Kesehatan (I.0302)
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kondisi kesehatan.
- Berikan informasi tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan gangguan gastrointestinal.
- Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
3. Manajemen Makanan (I.0408)
- Kaji pola makan dan riwayat makanan yang memicu gejala.
- Berikan edukasi tentang makanan yang sesuai dengan kondisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat.
4. Manajemen Kesehatan (I.0403)
- Identifikasi sumber daya kesehatan yang tersedia di komunitas.
- Bantu pasien untuk membuat rencana kunjungan ke fasilitas kesehatan.
- Dorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan kesehatan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa aktual Gangguan Fungsi Gastrointestinal dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi tersebut, seperti nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan. Diagnosa promosi kesehatan Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan dipilih karena pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur.
Luaran yang diharapkan mencakup penurunan gejala gastrointestinal, kemampuan pasien dalam mengelola gejala, dan peningkatan perilaku pencarian perawatan kesehatan secara teratur. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, edukasi kesehatan, manajemen makanan, dan manajemen kesehatan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20293 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pria usia 45 tahun yang tinggal di sebuah komunitas mengalami keluhan sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak. Ia juga mengeluhkan sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan. Berdasarkan pengkajian awal, gejala ini terjadi lebih dari 2 kali seminggu dalam 3 bulan terakhir. Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur. Diagnosis Risiko_Aktual 1. Risiko Gangguan Pertumbuhan (D.0108) 2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099) 4. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) 5. Risiko Perilaku Kekerasan (D.0146)\ 6. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) 7. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118) 8. Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki (D.0073) Diagnosis Promosi Kesehatan 1. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113) 2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) 3. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri [SDKI D.0089] 4. Kesiapan Meningkatkan Pengambilan Keputusan (00184) 5. Kesiapan Meningkatkan Komunikasi (00157) 6. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas [SDKI D.0091] Pililah diagnosa risiko dan diagnosa promosi kesehatan keperawatan komunitas sesuai diatas untuk kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
Diagnosa Risiko_Aktual:
1. Risiko Gangguan Pencernaan (D.0171)
Pasien mengalami keluhan sering merasa nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, terutama makanan pedas dan berlemak, serta sering mengalami mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan, yang merupakan gejala gangguan pencernaan.
Diagnosa Promosi Kesehatan:
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
Pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur, sehingga membutuhkan peningkatan dalam manajemen kesehatannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Gangguan Pencernaan (L.0194)
a. Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan keparahan gejala gangguan pencernaan.
b. Pasien mendemonstrasikan manajemen nutrisi yang tepat.
c. Pasien menunjukkan pemantauan gejala gangguan pencernaan secara teratur.
2. Manajemen Kesehatan (L.0161)
a. Pasien melaporkan peningkatan partisipasi dalam pemeriksaan kesehatan.
b. Pasien menunjukkan penggunaan sumber kesehatan yang sesuai.
c. Pasien mendemonstrasikan manajemen gejala yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Gangguan Pencernaan (I.0323)
a. Kaji pola makan dan makanan yang menyebabkan gejala.
b. Berikan edukasi tentang manajemen nutrisi yang tepat untuk mengurangi gejala.
c. Dorong pasien untuk melakukan pemantauan gejala secara teratur.
2. Manajemen Kesehatan (I.0280)
a. Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
b. Fasilitasi penggunaan sumber kesehatan yang sesuai, seperti menganjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
c. Ajarkan teknik manajemen gejala yang efektif, seperti penggunaan obat antasida secara teratur.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Risiko_Aktual Risiko Gangguan Pencernaan (D.0171) dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan pencernaan, seperti nyeri dan panas di dada bagian bawah setelah makan, mulas, rasa asam di mulut, dan kesulitan menelan.
Diagnosa Promosi Kesehatan Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112) dipilih karena pasien belum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan cenderung mengabaikan gejala dengan hanya mengonsumsi antasida secara tidak teratur, sehingga membutuhkan peningkatan dalam manajemen kesehatannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup penurunan frekuensi dan keparahan gejala, peningkatan manajemen nutrisi, pemantauan gejala, partisipasi dalam pemeriksaan kesehatan, penggunaan sumber kesehatan yang sesuai, dan manajemen gejala yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) mencakup pengkajian pola makan dan makanan, edukasi tentang manajemen nutrisi, dorongan untuk pemantauan gejala, dorongan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, fasilitasi penggunaan sumber kesehatan, dan pengajaran teknik manajemen gejala yang efektif. -
Article No. 20294 | 31 Jul 2025
Klinis : kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi kejang, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (Kode: 00035)
Definisi: Rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau sumber-sumber ancaman yang tidak dapat diantisipasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kejang (Kode: 10044)
Definisi: Kontraksi otot yang tidak terkendali, berulang, dan tidak terkoordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Kejang (Kode: 10014)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengurangi frekuensi dan durasi kejang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kejang (Kode: 10044)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghentikan kejang.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami kondisi kejang, yang merupakan kontraksi otot yang tidak terkendali, berulang, dan tidak terkoordinasi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Cedera, karena pasien rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau sumber-sumber ancaman yang tidak dapat diantisipasi selama kejang.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mengidentifikasi kejang sebagai salah satu diagnosis keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mencakup Kontrol Kejang, yang mengacu pada kemampuan individu untuk mencegah atau mengurangi frekuensi dan durasi kejang. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan Manajemen Kejang, yaitu serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghentikan kejang. -
Article No. 20295 | 31 Jul 2025
Klinis : Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472) (hlm. 380-381) a. Observasi 1) Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan b. Terapeutik 1) Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan 2) Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan c. Edukasi 1) Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari 2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari 3) Anjurkan tidak merokok di dalam rumah Edukasi kesehatan (I.12383) (hlm. 65) a. Observasi 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat b. Terapeutik 1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan 3) Berikan kesempatan untuk bertanya c. Edukasi 1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat 3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat Manajemen perilaku (I.12463) (hlm. 211-212) 4) Observasi 1) Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku 5) Terapeutik 1) Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku 2) Jadwalkan kegiatan terstruktur 3) Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku 6) Edukasi 1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif Jelaskan evaluasi formatif untuk tiap intervensi individu pada setiap diagnosis keperawatan yang dirumuskan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap diagnosis keperawatan yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan: Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
Observasi:
a. Evaluasi formatif: Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan pada pasien. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui area-area yang perlu difokuskan dalam intervensi.
Terapeutik:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah lingkungan yang diberikan sudah mendukung kesehatan pasien. Apakah pasien sudah mendapatkan informasi yang cukup tentang pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Lingkungan yang mendukung kesehatan, Pemanfaatan pelayanan kesehatan.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Ciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, Orientasikan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
Edukasi:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah pasien sudah memahami pentingnya makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Perilaku makan sayur dan buah setiap hari, Perilaku aktivitas fisik setiap hari, Perilaku tidak merokok di dalam rumah.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Anjurkan pasien untuk makan sayur dan buah setiap hari, Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari, Anjurkan pasien untuk tidak merokok di dalam rumah.
2. Diagnosa Keperawatan: Edukasi kesehatan (I.12383)
Observasi:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi kesiapan dan kemampuan pasien dalam menerima informasi, serta identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Kesiapan menerima informasi, Motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Identifikasi kesiapan dan kemampuan pasien dalam menerima informasi, Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Terapeutik:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah materi dan media Pendidikan Kesehatan yang disediakan sudah sesuai, apakah jadwal Pendidikan Kesehatan sudah sesuai dengan kesepakatan, dan apakah pasien sudah diberikan kesempatan untuk bertanya.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Penggunaan materi dan media Pendidikan Kesehatan, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai jadwal, Kesempatan pasien untuk bertanya.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan, Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan, Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah pasien sudah memahami faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, apakah pasien sudah dapat mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan apakah pasien sudah dapat menerapkan strategi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Pemahaman faktor risiko kesehatan, Kemampuan praktik perilaku hidup bersih dan sehat, Kemampuan menerapkan strategi perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat, Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Diagnosa Keperawatan: Manajemen perilaku (I.12463)
Observasi:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi harapan pasien untuk mengendalikan perilakunya.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Harapan pasien untuk mengendalikan perilaku.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Identifikasi harapan pasien untuk mengendalikan perilaku.
Terapeutik:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah pasien sudah memahami tanggung jawabnya terhadap perilaku, apakah jadwal kegiatan terstruktur sudah berjalan dengan baik, dan apakah pasien sudah mendapatkan penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Pemahaman tanggung jawab terhadap perilaku, Pelaksanaan kegiatan terstruktur, Pemberian penguatan positif terhadap keberhasilan.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Diskusikan tanggung jawab pasien terhadap perilaku, Jadwalkan kegiatan terstruktur, Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku.
Edukasi:
a. Evaluasi formatif: Evaluasi apakah keluarga sudah memahami bahwa keluarga merupakan dasar pembentukan kognitif.
b. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI): Pemahaman keluarga tentang peran keluarga dalam pembentukan kognitif.
c. Intervensi Keperawatan (SIKI): Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif.
Dengan demikian, evaluasi formatif, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran sudah dijelaskan secara rinci dan terperinci untuk setiap diagnosis keperawatan yang dirumuskan. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 20296 | 31 Jul 2025
Klinis : Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472) (hlm. 380-381) a. Observasi 1) Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan b. Terapeutik 1) Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan 2) Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan c. Edukasi 1) Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari 2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari 3) Anjurkan tidak merokok di dalam rumah Edukasi kesehatan (I.12383) (hlm. 65) a. Observasi 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat b. Terapeutik 1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan 3) Berikan kesempatan untuk bertanya c. Edukasi 1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat 3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat Manajemen perilaku (I.12463) (hlm. 211-212) 4) Observasi 1) Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku 5) Terapeutik 1) Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku 2) Jadwalkan kegiatan terstruktur 3) Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku 6) Edukasi 1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif Jelaskan evaluasi formatif untuk tiap intervensi individu pada setiap diagnosis keperawatan yang dirumuskan pada gerd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
a. Observasi:
1) Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
- Evaluasi formatif: Catat perilaku upaya kesehatan yang telah diidentifikasi dan dapat ditingkatkan, seperti pola makan, aktivitas fisik, perilaku merokok, dll.
b. Terapeutik:
1) Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
- Evaluasi formatif: Pantau kesesuaian lingkungan yang disediakan untuk mendukung kesehatan klien.
2) Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan
- Evaluasi formatif: Evaluasi pemahaman klien tentang pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
c. Edukasi:
1) Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
- Evaluasi formatif: Pantau peningkatan konsumsi sayur dan buah klien.
2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Evaluasi formatif: Pantau peningkatan aktivitas fisik klien.
3) Anjurkan tidak merokok di dalam rumah
- Evaluasi formatif: Pantau penurunan perilaku merokok di dalam rumah.
2. Edukasi kesehatan (I.12383)
a. Observasi:
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Evaluasi formatif: Catat kesiapan dan kemampuan klien dalam menerima informasi.
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
- Evaluasi formatif: Catat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. Terapeutik:
1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Evaluasi formatif: Evaluasi kesesuaian materi dan media pendidikan kesehatan yang disediakan.
2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Evaluasi formatif: Pantau kehadiran klien dalam sesi pendidikan kesehatan.
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
- Evaluasi formatif: Catat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan klien dan berikan umpan balik.
c. Edukasi:
1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Evaluasi formatif: Evaluasi pemahaman klien tentang faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Evaluasi formatif: Pantau peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada klien.
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Evaluasi formatif: Evaluasi kemampuan klien dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Manajemen perilaku (I.12463)
a. Observasi:
1) Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
- Evaluasi formatif: Catat harapan klien dalam mengendalikan perilakunya.
b. Terapeutik:
1) Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
- Evaluasi formatif: Evaluasi pemahaman klien tentang tanggung jawabnya terhadap perilakunya.
2) Jadwalkan kegiatan terstruktur
- Evaluasi formatif: Pantau kepatuhan klien dalam mengikuti kegiatan terstruktur yang telah dijadwalkan.
3) Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
- Evaluasi formatif: Catat respon klien terhadap penguatan positif yang diberikan.
c. Edukasi:
1) Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
- Evaluasi formatif: Evaluasi pemahaman keluarga tentang peran mereka dalam pembentukan kognitif klien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Peningkatan perilaku upaya kesehatan
- Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan
- Peningkatan motivasi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
- Peningkatan kemampuan mengendalikan perilaku
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Promosi perilaku upaya kesehatan
- Edukasi kesehatan
- Manajemen perilaku
Setiap intervensi keperawatan tersebut memiliki komponen observasi, terapeutik, dan edukasi yang saling terkait untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. Evaluasi formatif dilakukan pada setiap komponen intervensi untuk memantau kemajuan dan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 20297 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun yang tinggal di wilayah perkotaan datang ke layanan kesehatan komunitas dengan keluhan sering merasa panas di dada, mual setelah makan, dan sering bersendawa. Data dari pengkajian komunitas menunjukkan prevalensi GERD di wilayah tersebut cukup tinggi, sekitar 25-30%, disebabkan oleh pola makan yang tinggi makanan pedas, gorengan, serta kebiasaan makan malam larut dan langsung tidur setelah makan. Pasien memiliki gaya hidup stres dan jarang berolahraga. Pasien sudah menjalani pengobatan medis standar, namun keluhan masih sering muncul. Pasien tertarik mencoba terapi komplementer/alternatif untuk membantu mengurangi gejala GERD.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan: diet yang tidak adekuat, pola makan yang buruk (sering makan makanan pedas, gorengan, dan makan malam larut)
Ditandai dengan: mual setelah makan, sering bersendawa
2. Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan: gaya hidup kurang aktif, stres
Ditandai dengan: sering merasa panas di dada
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Asupan Nutrisi
- Indikator: Asupan nutrisi adekuat, tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Target: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat tanpa mengalami mual atau bersendawa setelah makan.
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Target: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, tidak lagi merasa panas di dada.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji pola makan dan preferensi makanan pasien
- Edukasi pasien tentang makanan yang baik untuk GERD (menghindari makanan pedas, gorengan, makan malam larut)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Monitoring asupan nutrisi dan status gizi pasien
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan gaya hidup pasien saat ini
- Edukasi pasien tentang manfaat aktivitas fisik dan latihan relaksasi untuk mengurangi stres
- Berikan rekomendasi program aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Monitoring toleransi pasien terhadap aktivitas yang dilakukan
3. Terapi Komplementer/Alternatif
- Kaji keinginan dan preferensi pasien terhadap terapi komplementer/alternatif
- Edukasi pasien tentang berbagai terapi komplementer/alternatif yang dapat membantu mengurangi gejala GERD (contoh: akupunktur, herbal, dll.)
- Kolaborasi dengan praktisi terapi komplementer/alternatif untuk memberikan intervensi yang sesuai
- Monitoring efektivitas dan keamanan terapi komplementer/alternatif yang digunakan pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, dan Intoleransi aktivitas. Hal ini didasarkan pada keluhan pasien yang sering merasa panas di dada, mual setelah makan, dan sering bersendawa, serta gaya hidup pasien yang stres dan jarang berolahraga.
Luaran/output yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi: Asupan Nutrisi, dan Toleransi Aktivitas. Indikator untuk Keseimbangan Nutrisi adalah pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat tanpa mengalami mual atau bersendawa setelah makan. Sedangkan untuk Toleransi Aktivitas, indikatornya adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, tidak lagi merasa panas di dada.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup Manajemen Nutrisi, Manajemen Aktivitas, dan Terapi Komplementer/Alternatif. Manajemen Nutrisi bertujuan untuk mengatur pola makan pasien agar sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan menghindari faktor pencetus gejala GERD. Manajemen Aktivitas bertujuan untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari melalui program aktivitas fisik dan manajemen stres. Terapi Komplementer/Alternatif diberikan sesuai dengan preferensi pasien untuk membantu mengurangi gejala GERD secara holistik.
Dengan pendekatan komprehensif mencakup asuhan keperawatan dan terapi komplementer/alternatif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi dan toleransi aktivitas yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi gejala GERD yang dialami.