Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2132 | 12 Oct 2024
Klinis : Pengkajian A. Data Inti 1. Riwayat perkembangan komunitas • PT.BAHAGIA HIDUP adalah perusahaan ekspor ikan hidup • Berlokasi di Desa Terapung Indah • Luas bangunan pabrik: 171 Ha • Terletak di tepi jalan raya (akses utama desa) • Memiliki beberapa ruangan sektor untuk berbagai pekerjaan industri 2. Data demografi • - Jumlah pekerja: 10 orang • Etnis: 7 orang Bugis (70%), 3 orang Bajo (30%) • Asal: 7 orang dari Desa Tapulaga (70%), 3 orang dari Desa Leppe (30%) 3. Vital statistik Tekanan Darah • < 110/70 mmHg: 2 orang (20%) • 110/70-130/90 mmHg: 7 orang (70%) • > 130/90 mmHg: 1 orang (10%) Nadi • • 60-80x/menit: 2 orang (20%) • • 80-100x/menit: 8 orang (80%) Pernapasan • • 16-24x/menit: 6 orang (60%) • • > 24x/menit: 4 orang (40%) Suhu tubuh • • 36,5°C-37°C: 10 orang (100%) 4. Nilai dan kepercayaan • Pekerja menganggap semua rekan kerja sebagai saudara • Saling membantu dan memberikan dukungan saat ada masalah • Tidak pernah terjadi pertengkaran atau perselisihan antar pekerja 5. Status Kesehatan Komunitas Keluhan saat ini • Batuk-batuk: 4 orang (40%) • Pusing: 3 orang (30%) • Tidak ada keluhan: 3 orang (30%) Kejadian penyakit (1 tahun terakhir): • ISPA: 2 orang (20%) • PPOK: 1 orang (10%) • Diare: 1 orang (10%) • Batuk: 4 orang (40%) • Demam: 1 orang (10%) • Tidak ada keluhan: 1 orang (10%) 6. Pola Pemenuhan Kebutuhan • Nutrisi: Makan siang rutin pukul 13.00 WIB di kantin pabrik • Cairan: Pekerja membawa minuman sendiri dari rumah • Istirahat: Tidur malam hari setelah pulang kerja (jam kerja 08.00-17.00) • Eliminasi: 50% pekerja pernah mengalami "anyang-anyangan" • Aktivitas: 100% pekerja mengeluh pegal di leher dan punggung • Kebersihan diri: 70% tidak mencuci tangan setelah bekerja 7. Pemanfatan Fasilitas Kesehatan • Memeriksakan kesehatan rutin: 1 orang (10%) • Memeriksakan kesehatan saat sakit: 2 orang (20%) • Belum pernah ke klinik: 7 orang (70%) 8. Pola pencegahan Penyakit • Tidak menggunakan masker saat bekerja: 100% • Tidak menggunakan sarung tangan saat bekerja: 100% B. Sub Sistem 1. Lingkungan fisik • Luas bangunan: 20x10 meter • Bentuk: Ruangan luas dengan meja-meja untuk pelintingan dan pengepakan • Fasilitas: 2 kamar mandi di dalam • Jenis bangunan: Semi permanen • Atap: Seng aluminium • Dinding: Papan • Lantai: Semen/plesteran • Ventilasi: 5 jendela kecil di atas tembok sisi bangunan • Penerangan: Pintu ruangan kecil dan lampu neon saat sore • Kebersihan: Kurang rapi dan agak kotor,Kondisi kamar mandi: Kurang bersih dan jumlah terbatas 2. Pelayanan kesehatan dan sosial • Tidak ada klinik kesehatan di perusahaan • PUSTU (Puskesmas Pembantu) terdekat: • 1 perawat • 2 kamar tidur • Obat-obatan cukup lengkap 3. Ekonomi • Penghasilan pekerja: 1-1,5 juta rupiah • Penghasilan pengawas: 1,5-2 juta rupiah 4. Keamanan dan transportasi • Sistem keamanan: Tidak cukup baik • Penanggulangan kebakaran Tidak ada alat pemadam kebakaran manual di ruangan produksi Tidak memiliki unit mobil pemadam kebakaran Tidak bekerjasama dengan dinas pemadam kebakaran kota • Penanggulangan polusi: Tidak ada • Perusahaan milik swasta- Pemilik: Tn. HK 5. Politik dan pemerintahan • Perusahaan milik swasta • Pemilik: Tn. HK 6. Komunikasi • Alat komunikasi: Sebagian besar menggunakan telepon genggam (HP) • Bahasa: Mayoritas bahasa Bugis, sebagian kecil bahasa Bajo 7. Pendidikan • Tingkat pendidikan pekerja: Tamat SD: 3 orang Tamat SMP: 4 orang Tamat SMA: 3 orang • Pengetahuan tentang keselamatan kerja: Tidak mengetahui: 7 orang (70%) Mengetahui: 3 orang (30%) 8. Rekreasi • Tidak ada hari libur • Rekreasi bersama di akhir tahun (secara bergiliran) C. Presepsi • Lingkungan kerja fisik di PT. Bahagia Hidup kurang ideal, dengan bangunan semi permanen yang memiliki ventilasi dan pencahayaan terbatas, serta kebersihan yang kurang terjaga. • Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja sangat minim, ditandai dengan tidak adanya sistem penanggulangan kebakaran, penanganan polusi udara, dan klinik kesehatan di tempat kerja. • Kondisi kerja cenderung kurang memperhatikan kesejahteraan pekerja, tercermin dari upah yang relatif rendah, tidak adanya hari libur reguler, dan rendahnya pemahaman pekerja tentang standar keselamatan kerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit
2. Risiko Cedera
3. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
4. Risiko Kelelahan
5. Risiko Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit
SDKI: Kemungkinan terjadinya kerusakan pada lapisan kulit dan lapisan di bawahnya.
SLKI: Pemantauan kondisi kulit, Perawatan kulit, Edukasi pekerja tentang hygiene kulit.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengatasi kerusakan kulit akibat lingkungan kerja yang kurang ideal.
2. Risiko Cedera
SDKI: Kemungkinan terjadinya kerusakan fisik pada tubuh yang dapat mengakibatkan cacat, disfungsi, atau kematian.
SLKI: Pemantauan risiko cedera, Pelatihan keselamatan kerja, Penyediaan alat pelindung diri.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan menangani cedera akibat lingkungan kerja yang tidak aman.
3. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI: Kemungkinan terjadinya perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau pola pernapasan yang dapat mengganggu oksigenasi.
SLKI: Pemantauan fungsi pernapasan, Edukasi tentang higiene pernapasan, Pengaturan lingkungan kerja.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan menangani gangguan pola napas akibat paparan bahan berbahaya di tempat kerja.
4. Risiko Kelelahan
SDKI: Kemungkinan terjadinya perasaan lelah fisik dan mental yang dapat mengurangi kemampuan untuk beraktivitas.
SLKI: Pemantauan tanda-tanda kelelahan, Pengaturan jam kerja dan istirahat, Edukasi manajemen kelelahan.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengatasi kelelahan akibat beban kerja yang berlebihan.
5. Risiko Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
SDKI: Kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit.
SLKI: Skrining kesehatan, Edukasi pemeliharaan kesehatan, Fasilitasi akses ke pelayanan kesehatan.
SIKI: Intervensi untuk meningkatkan perilaku pemeliharaan kesehatan dan pemanfaatan layanan kesehatan. -
Article No. 2133 | 12 Oct 2024
Klinis : a. Kebersihan genetalia: Bersih b. Sekret: Tidak c. Ulkus: Tidak d. Kebersihan meatus uretra: Bersih e. Keluhan kencing: Ada, terasa panas terbakar saat berkemih f. Kemampuan berkemih: Spontan g. Produksi urine: Warna kuning keruh, bau normal h. Kandung kemih: Membesar, nyeri tekan i. Nyeri tekan pinggang sebelah kiri saat di perkusi dan palpasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan penurunan rasa nyeri, dan mempertahankan fungsi fisiologis yang optimal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, kompres hangat, dan pemberian analgesik sesuai dengan resep dokter.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu keluhan kencing terasa panas terbakar saat berkemih, serta adanya nyeri tekan pada pinggang sebelah kiri, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri akut. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi pada saluran kemih atau kelainan pada kandung kemih. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut" dengan tujuan mengatasi nyeri yang dirasakan pasien dan mempertahankan fungsi fisiologis yang optimal. -
Article No. 2135 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi.
- Penyebab: Malnutrisi, penurunan fungsi kardiovaskular dan pernapasan.
- Gejala: Kelelahan, kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Proses inflamasi atau infeksi.
- Gejala: Demam.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang disusun oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi deskripsi hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien/klien setelah mendapatkan intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI untuk memandu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan outcome pasien. -
Article No. 2017 | 12 Oct 2024
Klinis : Soft Tissue Tumor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Soft Tissue Tumor.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Jaringan Lunak berhubungan dengan pertumbuhan tumor.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Jaringan Lunak didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi jaringan lunak, seperti kulit, otot, tendon, dan ligamen. Pada kasus Soft Tissue Tumor, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan perubahan bentuk, ukuran, dan tekstur jaringan lunak, serta dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah Integritas Jaringan Lunak Membaik, yang ditandai dengan perubahan struktur dan fungsi jaringan lunak ke arah yang lebih baik, seperti ukuran tumor yang berkurang, berkurangnya rasa nyeri, dan peningkatan mobilitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Perawatan Luka: Mempertahankan kebersihan dan kelembapan area lesi, serta mencegah infeksi.
2. Manajemen Nyeri: Pemberian analgesik, terapi dingin/hangat, dan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Terapi Nutrisi: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung penyembuhan.
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan informasi tentang kondisi, prognosis, dan rencana perawatan yang sesuai.
5. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas sesuai dengan toleransi.
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan Soft Tissue Tumor dapat mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 2018 | 12 Oct 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat profesional yang akan menjelaskan mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan untuk kondisi asma bronkial berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Gejala dan Tanda: Napas cepat, dangkal, wheezing, batuk produktif, sputum berlebih, ketidaknyamanan pada dada.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- Gejala dan Tanda: Perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan, ortopnea, dispnea.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan, dispnea, perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
Standar Asuhan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosa keperawatan.
- Contoh: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Pola Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Memuat hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Contoh: Bersihan Jalan Napas Membaik, Pola Napas Efektif, Toleransi Aktivitas Meningkat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Memuat tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Contoh: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Pernapasan, Manajemen Aktivitas.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan untuk kondisi asma bronkial. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 2019 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RS dengan keluhan sesak nafas, kepala pusing dan terasa berputar. Dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring. Hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang. Nampak seperti tersengal-sengal saat bernapas. Pemeriksaan TD 145/95 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 34 kali/menit, suhu tubuh 37°C. Klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal. Keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif adalah kondisi di mana frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi. Pada kasus ini, pasien menunjukkan tanda-tanda pola napas tidak efektif, seperti penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi yang memanjang, dan tampak tersengal-sengal saat bernapas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00034
Judul: Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai dan/atau mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00034
Judul: Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6680
Judul: Pemantauan Pernapasan
Definisi: Pengamatan dan pencatatan status pernapasan, termasuk frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan.
Kode: 3390
Judul: Terapi Oksigen
Definisi: Pemberian oksigen tambahan untuk meningkatkan saturasi oksigen. -
Article No. 2020 | 12 Oct 2024
Klinis : seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klient tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti tersegel-segar Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg nadi 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 30°c clien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kecil sebelum masuk RS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
- Gejala: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, RR 34 kali/menit.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Gejala: Kepala pusing dan terasa berputar, tidak nyaman saat bernafas.
3. Risiko Cedera
- Definisi: Berisiko mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau karena perubahan fisiologis.
- Gejala: Riwayat jatuh dari motor dan membentur aspal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
- Gejala Utama: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang.
- Faktor Terkait: Trauma, penyakit paru-paru.
2. Nyeri Akut:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Gejala Utama: Keluhan nyeri yang dirasakan.
- Faktor Terkait: Trauma, penyakit.
3. Risiko Cedera:
- Definisi: Berisiko mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau karena perubahan fisiologis.
- Faktor Risiko: Riwayat jatuh, perubahan kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
2. Pengendalian Nyeri
3. Integritas Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nyeri
3. Pencegahan Cedera -
Article No. 2021 | 12 Oct 2024
Klinis : seorang pasien datang ke ugd dengan keluhan nyeri ulu hati sakit kepala dan sesak napas tidak ada deman serta terdapat mual saat di cek tanda tanda vital tensi 140/80 suhu 36 pasien mengatakan sudah merasakan sakit seminggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengomunikasikan karakteristik nyeri, mengontrol nyeri, dan mempertahankan fungsi sehari-hari yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien, seperti pemberian analgesik, relaksasi, distraksi, terapi kompres hangat/dingin, dan lain-lain.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: mual
Penjelasan singkat:
- SDKI: Masukan nutrisi tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal, tidak ada mual/muntah, dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, seperti pemberian antiemetik, manajemen diet, dan lain-lain.
3. Pola napas tidak efektif
Penjelasan singkat:
- SDKI: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan mampu memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan ventilasi dan oksigenasi, seperti pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan lain-lain.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan gambaran umum mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Silakan jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 2022 | 12 Oct 2024
Klinis : seorang pasien datang ke ugd dengan keluhan nyeri ulu hati sakit kepala dan sesak napas tidak ada deman serta terdapat mual saat di cek tanda tanda vital tensi 140/80 suhu 36 pasien mengatakan sudah merasakan sakit seminggu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat diberikan kode diagnosis dan prosedur medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.2
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemantauan fungsi vital, termasuk pemantauan tekanan darah dan temperatur
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.2 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keluhan utama pasien, yaitu nyeri ulu hati. Dalam kasus ini, tidak ada informasi yang menunjukkan penyebab spesifik dari nyeri dada, sehingga kode R07.2 yang lebih umum digunakan.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 (Pemantauan fungsi vital, termasuk pemantauan tekanan darah dan temperatur) sesuai dengan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan pada pasien, termasuk pengukuran tekanan darah dan suhu tubuh.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri ulu hati, sakit kepala, dan sesak napas, tanpa disertai demam. Tanda-tanda vital yang diperoleh menunjukkan tekanan darah 140/80 mmHg dan suhu tubuh 36°C. Pasien juga menyatakan bahwa gejala ini sudah dirasakan selama seminggu. Pemantauan tanda-tanda vital merupakan langkah penting dalam evaluasi awal pasien di UGD untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gawat darurat atau kondisi kritis. -
Article No. 2023 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang mengakibatkan penurunan oksigenasi atau peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah.
- Etiologi: Cedera kepala, penggunaan otot bantu pernapasan, penurunan mekanik pernapasan.
- Gejala: Sesak napas, pusing, napas cepat, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit.
- Etiologi: Trauma akibat jatuh dari motor, benturan pada kepala.
- Gejala: Luka atau memar pada kulit.
3. Risiko Kejang
- Definisi: Rentan terhadap terjadinya aktivitas listrik abnormal di otak, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku sementara.
- Etiologi: Riwayat kejang sebelumnya, cedera kepala.
- Gejala: Riwayat kejang sebelum masuk rumah sakit.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Panduan untuk mengidentifikasi, menentukan, dan merumuskan masalah keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Panduan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Panduan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar-standar tersebut untuk memastikan kualitas perawatan yang diberikan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik di Indonesia.