Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20476 | 06 Aug 2025
Klinis : kebas kesemutan kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
**Untuk Kondisi: Kebas dan Kesemutan pada Kedua Kaki**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: 00126)**
**Gangguan Sensori Persepsi: Taktil**
*Definisi:* Penurunan, perubahan, atau disregulasi kemampuan untuk menerima dan memproses rangsangan sensorik melalui sistem taktil (peraba), yang dimanifestasikan oleh keluhan kebas, kesemutan, atau mati rasa.
**Penjelasan Singkat:**
Kondisi kebas dan kesemutan (parestesia) pada kedua kaki umumnya terkait dengan gangguan saraf perifer (misalnya neuropati diabetik, defisiensi vitamin B12, atau kompresi saraf). Gangguan ini memengaruhi transmisi sinyal sensorik, sehingga pasien mengalami perubahan persepsi sensori taktil.
---
**2. Luaran Keperawatan (SLKI – Kode: 1406)**
**Fungsi Sensori: Taktil**
*Indikator:*
- **1406.1**: Kemampuan mengenali sentuhan ringan.
- **1406.2**: Kemampuan membedakan suhu.
- **1406.4**: Tidak mengeluh kebas/kesemutan.
**Target Luaran:**
Peningkatan kemampuan persepsi sensori taktil dan pengurangan keluhan kebas/kesemutan melalui intervensi keperawatan dan kolaborasi dengan tim kesehatan.
---
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: 2620)**
**Manajemen Neuropati Perifer**
*Tindakan:*
- **2620.1**: Monitor frekuensi dan intensitas keluhan kebas/kesemutan.
- **2620.3**: Ajarkan teknik stimulasi sensorik (contoh: latihan ROM pasif/aktif).
- **2620.4**: Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (analgesik/neuroprotektor sesuai indikasi).
*Rasional:*
Intervensi bertujuan meminimalkan kerusakan saraf lebih lanjut, meningkatkan sirkulasi darah, dan memulihkan fungsi sensori melalui pendekatan holistik.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*, PPNI (2019).
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*, PPNI (2019).
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*, PPNI (2019).
**Catatan Klinis:**
Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi etiologi (misalnya: kadar gula darah, elektrolit, atau pemeriksaan EMG) guna menentukan rencana tindakan spesifik. Kolaborasi dengan dokter diperlukan jika dicurigai adanya kondisi sistemik seperti diabetes melitus atau gangguan vaskular.
**Nama Perawat:** [Nama Anda]
**Tanggal:** [DD/MM/YYYY]
*(Dokumen ini disusun berdasarkan standar PPNI dan bersifat akademis)*. -
Article No. 20477 | 06 Aug 2025
Klinis : sdki isolasi sosial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi terkait Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi isolasi sosial, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial (10023)
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi yang negatif terhadap kualitas dan kuantitas hubungan sosial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10023
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi yang negatif terhadap kualitas dan kuantitas hubungan sosial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Judul: Keterlibatan Sosial
Definisi: Tingkat interaksi individu dengan orang lain dalam aktivitas sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Judul: Terapi Aktivitas Kelompok
Definisi: Intervensi yang memfasilitasi interaksi yang terstruktur antara individu-individu dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi sosial.
Kode: 10002
Judul: Dukungan Emosional
Definisi: Intervensi yang memberikan dukungan, empati, dan perhatian untuk meningkatkan kesejahteraan emosional.
Kode: 10003
Judul: Peningkatan Koping
Definisi: Intervensi yang membantu individu beradaptasi dengan perubahan, trauma, atau stres.
Penjelasan singkat:
Isolasi sosial merupakan kondisi di mana individu mengalami pengalaman dan persepsi negatif terhadap kualitas dan kuantitas hubungan sosialnya. Hal ini dapat berdampak pada keterlibatan sosial, fungsi sosial, dan kesejahteraan emosional individu. Perawat dapat menggunakan intervensi seperti terapi aktivitas kelompok, dukungan emosional, dan peningkatan koping untuk membantu pasien mengatasi isolasi sosial. -
Article No. 20478 | 06 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien berupa batuk pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
2. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen biologis, yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
2. Risiko Infeksi (00004)
Kode: 00004
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen biologis, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas (0410)
Kode: 0410
Definisi: Terbebas dari sekret atau obstruksi pada saluran napas.
2. Kontrol Infeksi (1842)
Kode: 1842
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
Kode: 3140
Definisi: Mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan pertukaran gas.
2. Pencegahan Infeksi (6540)
Kode: 6540
Definisi: Meminimalkan masuknya patogen ke dalam tubuh pasien.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 20479 | 06 Aug 2025
Klinis : Keluhan Utama Anak atau orang tua sering datang ke fasilitas kesehatan karena menemukan massa (benjolan) tanpa gejala (asimptomatik), sulit bernafas, nyeri terasa hilang timbul. Riwayat Kesehatan Penyakit sebelumnya: tanyakan apakah ada riwayat sakit baru-baru ini. Riwayat massa lalu: kapan massa pertama kali ditemukan dan apakah ada perubahan ukuran atau gejala sejak saat itu. Riwayat Keluarga dan faktor risiko Lingkungan Riwayat merokok pada orang tua Paparan anak terhadap bahan kimia lingkungan Riwayat keluarga dengan kanker Riwayat kelainan genetik seperti neurofibromatosis Pemeriksaan Sistem Pernapasan Perhatikan usaha napas dan batuk Auskultasi paru untuk mendeteksi suara napas tambahan (adventitious sounds) Pemeriksaan Fisik Palpasi kelenjar getah bening (limfadenopati) Palpasi abdomen untuk mendeteksi massa atau hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa) Temuan tergantung pada lokasi tumor Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan Diagnostik) CT Scan atau MRI: untuk mengevaluasi lesi primer dan metastasis ke paru Biopsi terbuka: untuk diagnosis pasti tumor primer Aspirasi dan biopsi sumsum tulang, bone scan, dan survey skeletal: untuk menilai metastasis tulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00039)
Definisi: Berisiko mengalami gangguan dalam pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
3. Ketakutan (00148)
Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang diidentifikasi secara jelas yang menyebabkan kesadaran akan bahaya.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00039)
Kode: 00039
Definisi: Berisiko mengalami gangguan dalam pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas.
2. Nyeri Akut (00132)
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
3. Ketakutan (00148)
Kode: 00148
Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang diidentifikasi secara jelas yang menyebabkan kesadaran akan bahaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
2. Kontrol Nyeri
3. Regulasi Emosi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nyeri
3. Terapi Relaksasi -
Article No. 20420 | 05 Aug 2025
Klinis : Demam terus menerus 3 hari mual muntah nafsu makan menurun nyeri perut tenggorokan otot dan sendi batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menyajikan informasi dalam nada akademis untuk memberikan pemahaman yang komprehensif.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia (00007): Suhu tubuh di atas kisaran normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan mekanisme pengaturan suhu.
2. Mual (00134): Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan sesuatu.
3. Penurunan Nafsu Makan (00002): Pengurangan minat untuk makan yang disebabkan oleh faktor fisik atau psikologis.
4. Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
5. Gangguan Pola Napas (00032): Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran gas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu Tubuh Terkendali: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam kisaran normal (36,5-37,5°C) selama 3 hari berturut-turut.
2. Kontrol Mual: Pasien melaporkan mual yang berkurang, dengan frekuensi dan intensitas yang menurun selama 2 hari berturut-turut.
3. Peningkatan Nafsu Makan: Pasien menunjukkan peningkatan konsumsi makanan dan cairan, sesuai kebutuhan yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.
4. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri pada skala 0-10, mencapai skor ? 3 selama 2 hari berturut-turut.
5. Pola Napas Efektif: Pasien menunjukkan frekuensi napas, kedalaman, dan irama pernapasan yang normal selama 3 hari berturut-turut.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
a. Monitoring suhu tubuh secara berkala.
b. Pemberian obat antipiretik sesuai indikasi.
c. Tindakan pendinginan (kompres hangat, kipas angin, dll) untuk menurunkan suhu.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan demam.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Monitoring frekuensi dan intensitas mual/muntah.
b. Pemberian antiemetik sesuai indikasi.
c. Pemberian makanan dan cairan sesuai toleransi pasien.
d. Teknik relaksasi untuk mengurangi mual.
3. Peningkatan Nafsu Makan:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nafsu makan.
b. Pengaturan pola makan yang menarik dan sesuai preferensi pasien.
c. Pemberian makanan kecil dan sering.
d. Konsultasi ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
4. Manajemen Nyeri:
a. Monitoring intensitas nyeri menggunakan skala nyeri yang valid.
b. Pemberian analgesik sesuai indikasi.
c. Tindakan non-farmakologis (kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, distraksi).
d. Edukasi pasien tentang manajemen nyeri.
5. Manajemen Gangguan Pola Napas:
a. Monitoring frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
b. Pengaturan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pernapasan.
c. Teknik batuk efektif dan mobilisasi sekresi.
d. Pemberian oksigen sesuai indikasi.
Dengan mempertimbangkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan mencapai kesembuhan yang optimal. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 20421 | 05 Aug 2025
Klinis : Demam terus menerus 3 hari mual muntah nafsu makan menurun nyeri perut tenggorokan otot dan sendi batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*Oleh: [Nama Perawat/Penulis]*
**Kondisi Klien:**
Demam terus-menerus (>3 hari), mual, muntah, penurunan nafsu makan, nyeri perut, tenggorokan, otot, dan sendi, disertai batuk dan pilek.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan termoregulasi atau proses infeksi/inflamasi.
**Faktor Terkait:**
- Proses infeksi (virus/bakteri) yang ditandai demam, nyeri otot, dan gejala sistemik.
- Dehidrasi sekunder akibat muntah dan penurunan asupan cairan.
**Kode: D.0032** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan, dengan durasi ?3 bulan.
**Lokasi:** Perut, tenggorokan, otot, dan sendi.
**Faktor Penyebab:**
- Inflamasi saluran napas (batuk, pilek) dan sistemik (demam).
- Iritasi mukosa gastrointestinal (mual/muntah).
**Kode: D.0003** – **Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan**
**Definisi:** Berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan intravaskular, interstitial, atau intraseluler.
**Faktor Risiko:**
- Muntah berulang dan penurunan intake oral.
- Peningkatan kehilangan cairan insensible (demam).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.1401** – **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
**Indikator:**
- Suhu aksila 36,5–37,5°C.
- Kulit hangat tanpa kemerahan/berkeringat berlebihan.
**Kode: L.0309** – **Nyeri Terkontrol**
**Indikator:**
- Skala nyeri ?3 (skala 0–10).
- Klien mampu melakukan aktivitas tanpa distress.
**Kode: L.0501** – **Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga**
**Indikator:**
- Turgor kulit normal, mukosa lembap.
- Produksi urine 0,5–1 mL/kgBB/jam.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.11279** – **Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
- Monitor suhu tiap 4 jam.
- Berikan kompres hangat/antipiretik sesuai indikasi.
- Anjurkan intake cairan adekuat.
**Kode: I.09050** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik (parasetamol/NSAID).
**Kode: I.06020** – **Manajemen Mual dan Muntah**
**Tindakan:**
- Berikan diet kecil sering dan rendah lemak.
- Observasi tanda dehidrasi (frekuensi nadi, capillary refill).
---
### **Catatan Klinis**
- **Prioritas:** Stabilkan suhu tubuh dan keseimbangan cairan sebelum intervensi lain.
- **Evaluasi:** Lakukan reassessment tiap 24 jam untuk menilai progres luaran.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 20422 | 05 Aug 2025
Klinis : siki pemantauan tanda vital
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pemantauan tanda vital.
Diagnosa Keperawatan:
SIKI: Pemantauan Tanda Vital (10014)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah untuk memantau status kesehatan klien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Tanda Vital (00267)
Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan/atau tekanan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tanda Vital Stabil (1901)
Definisi: Keadaan dimana suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam rentang normal.
Penjelasan singkat:
1. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) Pemantauan Tanda Vital (10014):
- Kode: 10014
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah untuk memantau status kesehatan klien.
- Intervensi meliputi pengukuran tanda vital, pencatatan hasil, dan evaluasi perubahan.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) Risiko Ketidakstabilan Tanda Vital (00267):
- Kode: 00267
- Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan/atau tekanan darah yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko dapat mencakup kondisi medis, obat-obatan, perubahan cairan, dan faktor lingkungan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) Tanda Vital Stabil (1901):
- Kode: 1901
- Definisi: Keadaan dimana suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam rentang normal.
- Indikator luaran dapat mencakup pemantauan tanda vital yang stabil, tidak ada perubahan signifikan, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 20423 | 05 Aug 2025
Klinis : siki pemantauan tanda vital
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "pemantauan tanda vital":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R00-R99
- Deskripsi: Gejala, tanda, dan temuan klinis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kategori ini mencakup pemantauan tanda-tanda vital, termasuk pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.91
- Deskripsi: Pemantauan tanda-tanda vital, yang mencakup pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin pasien di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, atau perawatan di rumah.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R00-R99 mencakup gejala, tanda, dan temuan klinis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, termasuk pemantauan tanda-tanda vital. Ini merupakan kategori yang luas dan sering digunakan sebagai kode sementara sebelum diagnosis definitif ditegakkan.
- Kode ICD-9-CM 99.91 secara spesifik mengacu pada prosedur pemantauan tanda-tanda vital, yang dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin pasien di fasilitas kesehatan. Prosedur ini meliputi pemantauan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan. -
Article No. 20424 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Berdasarkan kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri dan tampak banyak perdarahan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
Definisi: Kehilangan darah yang berlebihan dari uterus setelah kelahiran bayi, plasenta, dan selaput ketuban.
Karakteristik Definisi:
- Perdarahan yang melebihi 500 ml dalam 24 jam setelah kelahiran
- Perdarahan yang terus-menerus dari vagina
- Nadi cepat dan lemah
- Tekanan darah menurun
- Kulit dingin dan lembab
- Gelisah
b. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan nyeri pada perut atau panggul
- Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan
- Mengeluh nyeri saat bergerak
- Ketegangan otot
- Gelisah
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
- Perdarahan terkendali dalam batas normal
- Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, respirasi)
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia (kulit dingin, lembab, gelisah)
b. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan
- Pasien dapat beraktivitas tanpa kesulitan
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Perdarahan Pasca Persalinan
- Kaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi) secara berkala
- Pantau perdarahan vagina, lakukan kompresi uterus jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk tindakan medis lanjutan jika perdarahan tidak terkendali
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan yang perlu dilaporkan
b. Nyeri Akut
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Dorong pasien untuk beristirahat dan tidur yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penanganan nyeri lanjutan jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diinginkan bagi pasien, sehingga dapat memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 20425 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (00132)
Kode: 10001
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Kode: 10081
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Kode: 10027
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Kode: 10022
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
Dalam kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yang keluar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut dan Risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen nyeri dan Pencegahan perdarahan.