Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3740 | 27 Oct 2024
Klinis : Data Subjektif : Ibu A mengatakan jarang mengobrol dengan suaminya bila ada masalah. Bapak J juga mengatakan sering mendiamkan bila ada masalah dan jarang bertanya bagaimana perasaan istrinya karena biasanya akan terjadi konflik karena sifat bapak yang santai sementara ibu selalu khawatir dan kepikiran bila ada masalah. Komunikasi dengan anak dan menantu juga sama-sama tertutup sehingga tidak ada kebiasaan curhat di dalam keluarga. Tidak ada konflik komunikasi antara Ibu Ah dengan menantunya karena menantu ibu Ah punya karakter pendiam dan penurut. (Fungsi komunikasi) masalah konfliknya : tidak terbuka, tidak mampu mengungkapkan perasaan. Data Objektif : Ibu A tidak memeriksakan gula darah secara teratur karena takut Gula Darahnya tinggi dan tidak minum obat gula darah secara teratur karena tidak tahu bahwa sakit DM harus minum obat secara teratur Keluarga jarang menunjukkan ekspresi kasih sayang di depan publik atau tamu yang datang ke rumah. Ketika berkomunikasi bapak J duduk di ruang keluarga dan tidak bergabung di ruang tamu. Bapak J akan bergabung dengan diskusi bila perawat meminta bapak J untuk ikut dalam diskusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Komunikasi Keluarga Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Komunikasi Keluarga Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan keluarga untuk bertukar informasi, perasaan, dan kebutuhan dengan cara yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Keluarga dapat berkomunikasi secara efektif, Keluarga dapat mengekspresikan perasaan dengan tepat, dan Keluarga dapat memenuhi kebutuhan informasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah Fasilitasi komunikasi keluarga, Terapi kelompok keluarga, dan Edukasi komunikasi keluarga.
Penjelasan singkat:
Komunikasi keluarga yang tidak efektif dapat disebabkan oleh ketidakmampuan anggota keluarga untuk saling terbuka, mengungkapkan perasaan, dan memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam keluarga, seperti konflik yang tidak terselesaikan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi komunikasi keluarga, memberikan terapi kelompok keluarga, dan memberikan edukasi mengenai komunikasi yang efektif dalam keluarga. -
Article No. 3741 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. R, 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Saat pemeriksaan di klinik 2 bulan yang lalu, didapatkan tekanan darahnya 150/95 mmHg dan diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari. Ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 60 tahun, ibu pasien masih hidup namun memiliki hipertensi dan riwayat infark miokard. Pasien merokok 1 bungkus per hari selama 28 tahun terakhir. Pasien dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/110 mmHg, nadi 84x/menit RR 20x/menit, impuls apikal teraba di ICS 4 lateral midklavikula, irama jantung reguler, mild retinopathy pemeriksaan oftalmoskop, edema ekstremitas bawah +1. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan: EKG (mild left ventricular hypertrophy), urinalysis (protein 30 mg/dL), serum kreatinin level (1.6 mg/dL). Pasien mendapatkan terapi hydrochlorothiazide 25 mg/hari (peningkatan dosis) dan Lisinopril 1x5 mg, serta diet DASH dan rendah garam. Pasien mengatakan, pernah mendengar bahwa obat tekanan darah dapat “membuat impoten” dan merusak ginjal sehingga pasien tidak pernah meminum obatnya. Jelaskan diagnosa keperawatan yang muncul dan intervensi keperawatan yang tepat berikut evidence based practice dan pendidikan kesehatan (include di dalam intervensi keperawatan). Jawab: dengan kode kode diagnosa yang ada di sdki D berapa sdki dan kode intervensi serta berhubungan dan ditandainya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kasus Tn. R berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskuler (D.0002) berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. Ditandai dengan tekanan darah 170/110 mmHg, mild left ventricular hypertrophy pada EKG, dan edema ekstremitas bawah +1.
2. Kurang Pengetahuan (D.0014) berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang hipertensi dan pengobatannya, ditandai dengan pasien tidak minum obat karena takut impoten dan merusak ginjal.
Intervensi Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskuler (D.0002):
a. Kaji tanda dan gejala hipertensi (SIKI I.16270)
b. Pantau tanda-tanda vital secara teratur (SIKI I.13670)
c. Berikan edukasi tentang manajemen hipertensi, termasuk pentingnya minum obat secara teratur dan modifikasi gaya hidup (SIKI I.02570, I.02580)
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat antihipertensi (SIKI I.07010)
e. Anjurkan pasien untuk melakukan diet DASH dan pembatasan natrium (SIKI I.01970, I.02010)
f. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres (SIKI I.15440)
2. Kurang Pengetahuan (D.0014):
a. Kaji pemahaman pasien tentang hipertensi dan pengobatannya (SIKI I.08140)
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi, pengobatan, dan cara mencegah komplikasi (SIKI I.12390)
c. Fasilitasi pasien untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan kekhawatirannya (SIKI I.04980)
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk menjelaskan dampak positif dan negatif obat antihipertensi (SIKI I.07010)
e. Libatkan keluarga dalam pemberian edukasi dan dukungan (SIKI I.05190)
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan edukasi kesehatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat memahami kondisinya, patuh dalam pengobatan, dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut akibat hipertensi. -
Article No. 3742 | 27 Oct 2024
Klinis : harga diri pasien rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi harga diri pasien rendah.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah
Definisi:
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif tentang diri sendiri atau nilai diri yang berkurang.
Karakteristik Definisi:
1. Menunjukkan perasaan tidak berharga
2. Menyatakan pandangan negatif tentang diri
3. Menyatakan ketidakpuasan dengan diri sendiri
4. Menunjukkan kurangnya percaya diri
Faktor Terkait:
1. Kondisi fisik yang tidak menyenangkan
2. Pengalaman traumatis
3. Umpan balik negatif dari orang lain
4. Konflik peran
5. Kehilangan dukungan sosial
Rencana Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab harga diri rendah
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi positif diri
3. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri
4. Berikan umpan balik positif dan dukungan emosional
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Harga Diri Rendah berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 3743 | 27 Oct 2024
Klinis : Urin < 0.5 cc/kgBB/jam Asidosis metabolik Hipotensi Ur 163,5 cr 4,67
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan Volume Cairan
2. Penjelasan Singkat:
a. Penurunan Volume Cairan
- SDKI: Penurunan Volume Cairan
- SLKI: Hidrasi
- SIKI: Manajemen Cairan
- Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan urin yang kurang dari 0.5 cc/kgBB/jam, asidosis metabolik, dan hipotensi. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan volume cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan cairan yang berlebih, intake cairan yang kurang, atau gangguan mekanisme homeostasis.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Selanjutnya, perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan dan menyusun rencana intervensi yang sesuai, seperti pemantauan status cairan, pemberian cairan intravena, dan edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan. -
Article No. 3744 | 27 Oct 2024
Klinis : Urin < 0.5 cc/kgBB/jam Asidosis metabolik Hipotensi Ur 163,5 cr 4,67 Edema ekstremitas Rhonki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan asidosis metabolik, hipotensi, dan edema ekstremitas yang ditandai dengan oliguria, asidosis metabolik, hipotensi, peningkatan kadar urea dan kreatinin, serta edema ekstremitas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit: Kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan dan elektrolit.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asidosis metabolik, hipotensi, dan gangguan fungsi ginjal.
- Tanda dan Gejala: Oliguria, asidosis metabolik, hipotensi, peningkatan kadar urea dan kreatinin, serta edema ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Indikator: Peningkatan volume urin, perbaikan nilai laboratorium (pH, elektrolit, urea, kreatinin), peningkatan tekanan darah, dan penurunan edema.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan cairan dan elektrolit, pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, serta manajemen komplikasi (asidosis, hipotensi, gangguan ginjal).
Persona: Sebagai seorang perawat dengan pendekatan akademis dan pakar, saya memberikan informasi ini dengan tujuan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang dapat diterapkan untuk mengelola kondisi pasien dengan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 3745 | 27 Oct 2024
Klinis : Urin < 0.5 cc/kgBB/jam Asidosis metabolik Hipotensi Ur 163,5 cr 4,67 Edema ekstremitas Rhonki Sepsis Disfungsi ginjal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal ditandai dengan urin <0.5 cc/kgBB/jam, asidosis metabolik, hipotensi, dan edema ekstremitas.
2. Perubahan perfusi ginjal berhubungan dengan disfungsi ginjal ditandai dengan Ur 163,5 dan Cr 4,67.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan sepsis.
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya ronki.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit:
- SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SLKI: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SIKI: Manajemen Cairan dan Elektrolit
2. Perubahan perfusi ginjal:
- SDKI: Perubahan Perfusi Ginjal
- SLKI: Perfusi Ginjal
- SIKI: Manajemen Fungsi Ginjal
3. Risiko infeksi:
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pertahanan Tubuh
- SIKI: Manajemen Infeksi
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif:
- SDKI: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan Jalan Nafas
- SIKI: Manajemen Jalan Nafas
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, saya telah menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 3746 | 27 Oct 2024
Klinis : Nyeri perut bawah sejak 1 minggu,nyeri vas 8-9,untuk bergerak nyeri,demam,BAB sulit,mual muntah,tidak mau makan minum sejak 5 hari terakhir,pasien mengeluh lemas,BAK terakhir kemarin sore,warna kuning riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu,terdapat kemerahan di paha,Riwayat Hipertensi+Diabetes melitus-,Stroke+RPD:Stroke+HT+RPO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut yang dirasakan pasien pada perut bagian bawah dengan nyeri skala 8-9, yang dapat mengganggu mobilitas dan aktivitas sehari-hari pasien. Nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti peradangan, infeksi, atau komplikasi dari riwayat operasi hemoroid yang dialami pasien.
2. Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan jalan napas yang tidak efektif ditandai dengan adanya mual, muntah, dan penurunan kemampuan untuk makan dan minum. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengganggu fungsi pernapasan pasien.
3. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi aktivitas yang dialami pasien ditandai dengan keluhan lemas dan kesulitan dalam melakukan pergerakan atau aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh nyeri yang dirasakan, dehidrasi, dan kemungkinan adanya komplikasi dari riwayat penyakit yang dimiliki pasien, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan stroke.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan merujuk pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk menentukan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3747 | 27 Oct 2024
Klinis : ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang persalinan.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang persalinan
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas: Respon emosional dan perilaku individu terhadap sumber penyebab kecemasan yang tidak jelas atau tidak diketahui.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Koping Efektif: Kemampuan individu untuk beradaptasi dan mengelola stresor, perubahan, atau ancaman.
b. Pengetahuan: Tingkat pemahaman individu tentang informasi yang diperlukan untuk mengelola kondisi kesehatannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Ansietas: Intervensi untuk mengurangi kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran yang dirasakan individu.
b. Edukasi Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman individu tentang informasi yang diperlukan untuk mengelola kondisi kesehatannya.
Sebagai seorang perawat, saya akan fokus pada intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan pasien terkait dengan kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan. Ini dapat dilakukan melalui pemberian informasi yang akurat dan komprehensif tentang tahapan persalinan, manajemen rasa sakit, dan dukungan emosional selama proses persalinan. Dengan demikian, diharapkan pasien dapat menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang dan percaya diri. -
Article No. 3748 | 27 Oct 2024
Klinis : ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang persalinan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan cemas yang berkaitan dengan stres, bukan gangguan somatoform
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk kurang pengetahuan tentang persalinan. Namun, tindakan-tindakan berikut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini:
- 99.19 - Konseling, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- 99.21 - Instruksi pasien
- 93.78 - Terapi perilaku lainnya
Penjelasan:
Pada kasus ini, pasien mengalami kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan pada pasien, sehingga digolongkan sebagai F41.1 - Gangguan cemas yang berkaitan dengan stres, bukan gangguan somatoform dalam klasifikasi ICD-10.
Untuk mengatasi kondisi ini, beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain konseling (99.19), memberikan instruksi dan edukasi kepada pasien (99.21), serta terapi perilaku lainnya (93.78) yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien mengenai proses persalinan, sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dialami.
Dengan adanya pemahaman yang baik tentang persalinan, diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dan ia dapat menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang dan siap. -
Article No. 3749 | 27 Oct 2024
Klinis : Nyeri perut bawah sejak 1 minggu,nyeri vas 8-9,untuk bergerak nyeri,demam,BAB sulit,mual muntah,tidak mau makan minum sejak 5 hari terakhir,pasien mengeluh lemas,BAK terakhir kemarin sore,warna kuning riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu,terdapat kemerahan di paha Beserta data subjektif dan data objektifnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi/peradangan pada organ gastrointestinal, ditandai dengan nyeri perut bawah yang dirasakan sangat hebat (8-9), sulit untuk bergerak, dan disertai demam.
Data Subjektif:
- Pasien mengeluh nyeri perut bawah sejak 1 minggu terakhir, dengan intensitas nyeri 8-9/10.
- Pasien sulit untuk bergerak karena nyeri.
- Pasien mengalami demam.
- Pasien mengeluh sulit buang air besar (BAB).
- Pasien mengalami mual dan muntah.
- Pasien tidak mau makan atau minum sejak 5 hari terakhir.
- Pasien merasa lemas.
Data Objektif:
- Pasien tampak kemerahan di area paha.
- Pasien terakhir buang air kecil (BAK) kemarin sore.
- Pasien memiliki riwayat operasi hemoroid 1 tahun yang lalu.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri perut bawah, ditandai dengan kesulitan untuk melakukan aktivitas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan pasien tidak mau makan atau minum sejak 5 hari terakhir.
4. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan, ditandai dengan pasien yang tidak mau makan atau minum sejak 5 hari terakhir.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau kriteria hasil yang ditetapkan PPNI. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi atau tindakan keperawatan yang ditetapkan PPNI.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi berdasarkan SDKI adalah nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, dan risiko dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI adalah manajemen nyeri, manajemen aktivitas, dan manajemen cairan. Luaran atau kriteria hasil yang diharapkan berdasarkan SLKI adalah penurunan nyeri, peningkatan kemampuan fisik, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan dehidrasi.
Sebagai perawat profesional, saya akan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk pasien.