Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5691 | 14 Nov 2024
Klinis : batuk berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk berdarah, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk Berdarah (Hemoptisis)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Batuk Berdarah (Hemoptisis) adalah keluarnya darah atau bekuan darah segar dari saluran pernapasan akibat adanya lesi atau perdarahan di saluran napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Batuk Berdarah: Pasien dapat mengendalikan episode batuk berdarah.
b. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat batuk berdarah, seperti perdarahan masif atau syok hipovolemik.
c. Pengetahuan Tentang Penyakit: Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan terkait batuk berdarah.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Observasi: Memantau tanda-tanda vital, jumlah dan karakteristik darah yang keluar, dan gejala penyerta.
b. Manajemen Jalan Napas: Menjaga jalan napas tetap terbuka dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Pemberian Obat: Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter, seperti obat penghentian perdarahan atau antibiotik.
d. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadi batuk berdarah.
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, pengelolaan jalan napas yang adekuat, dan pemberian edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga untuk mencegah komplikasi dan membantu pasien mengatasi batuk berdarah. -
Article No. 5692 | 14 Nov 2024
Klinis : diagnosa pada kasus Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielositik Leukemia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc per hari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5. Semua aktivitas pasien dibantu keluarga. (Dx: DEFISIT PERAWATAN DIRI) Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL; hematokrit=27 %; leukosit= 9,05 ribu/𝜇L. Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3. Pasien dapat menjaga kebersihan diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Bantu pasien dalam perawatan diri (mandi, berpakaian, makan, dll.)
2. Ajarkan teknik perawatan diri yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Berikan peralatan atau alat bantu untuk memfasilitasi perawatan diri
4. Libatkan keluarga dalam membantu perawatan diri pasien
5. Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
Pada kasus ini, pasien mengalami defisit perawatan diri karena kondisinya yang lemah, lemas, dan memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah membantu pasien dalam perawatan diri, mengajarkan teknik perawatan diri yang sesuai, menyediakan peralatan atau alat bantu, melibatkan keluarga, dan mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri secara bertahap. -
Article No. 5693 | 14 Nov 2024
Klinis : covid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi COVID-19.
1. Kode ICD-10:
- Kode: U07.1
- Deskripsi: COVID-19, virus yang diidentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.59
- Deskripsi: Pemberian terapi lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain; Dalam kasus COVID-19, kode ini dapat digunakan untuk prosedur seperti pemberian oksigen, ventilasi mekanis, atau terapi lainnya yang dibutuhkan untuk mengelola gejala dan komplikasi yang timbul akibat infeksi virus SARS-CoV-2.
Penjelasan rinci:
1. Kode ICD-10 U07.1 "COVID-19, virus yang diidentifikasi" digunakan untuk mengkodekan kasus infeksi virus SARS-CoV-2 yang telah dikonfirmasi secara laboratoris. Kode ini diperkenalkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020 untuk mengidentifikasi secara spesifik kondisi COVID-19.
2. Kode ICD-9-CM 99.59 "Pemberian terapi lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain" dapat digunakan untuk mengkodekan berbagai jenis intervensi medis yang dilakukan untuk mengelola gejala dan komplikasi yang timbul akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Ini dapat mencakup pemberian oksigen, ventilasi mekanis, atau tindakan terapeutik lainnya yang tidak tercakup dalam kode yang lebih spesifik.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi terkait COVID-19. Pemberian kode yang sesuai membantu menjaga integritas data kesehatan dan memfasilitasi perawatan yang efektif bagi pasien dengan infeksi virus SARS-CoV-2. -
Article No. 5694 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam membersihkan sekresi dari saluran napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan pola napas
- SDKI: Perubahan dalam kedalaman dan/atau irama pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi fungsi pernapasan yang optimal.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan dugaan tuberkulosis paru memiliki risiko bersihan jalan napas tidak efektif akibat adanya obstruksi dan peningkatan produksi sekresi. Selain itu, terdapat juga ketidakefektifan pola napas karena adanya inflamasi dan gangguan pertukaran gas di paru. Risiko infeksi juga tinggi mengingat adanya infeksi paru yang dapat menyebar ke organ lain.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, edukasi terkait manajemen batuk efektif, serta tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi. -
Article No. 5695 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.02
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR)
Penjelasan:
Pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah menunjukkan kemungkinan diagnosis campak (measles). Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus).
Kode ICD-10 B05.9 adalah untuk "Campak, tanpa komplikasi", yang mencakup diagnosis campak tanpa adanya komplikasi atau gejala lain yang spesifik. Ini merupakan kode yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien ini.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 99.02 adalah untuk "Pemberian vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR)". Meskipun tidak disebutkan dalam kasus ini, pemberian vaksin MMR dapat menjadi tindakan medis yang dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit campak pada pasien anak.
Secara umum, penanganan campak meliputi istirahat, pemberian cairan, dan tata laksana gejala. Pada kasus ini, pemantauan keadaan pasien dan pemberian terapi simptomatik mungkin diperlukan. Jika terjadi komplikasi, tindakan medis tambahan mungkin dibutuhkan. -
Article No. 5696 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami kemungkinan campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak, ditandai dengan demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan SDKI, risiko infeksi ditandai dengan gejala-gejala yang dialami pasien, seperti demam, ruam, bintik Koplik, batuk, dan mata merah. Hal ini menunjukkan adanya potensi penyebaran infeksi virus campak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Terkait SLKI, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan risiko infeksi, menurunnya tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi komplikasi infeksi yang lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, perawatan kulit, pemberian terapi oksigen, edukasi pencegahan penyebaran infeksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan medis yang tepat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memantau kondisi pasien, memberikan perawatan yang tepat, dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 5697 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru-paru, jarum atau kateter
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk biopsi paru-paru, jarum atau kateter dapat digunakan jika diperlukan prosedur diagnostik lebih lanjut untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru.
Selanjutnya, pemeriksaan laboratorium, pengobatan, dan tindak lanjut yang sesuai akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien. -
Article No. 5698 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
- Berhubungan dengan adanya lesi di paru.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Ditandai dengan kehilangan nafsu makan.
- Berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis.
3. Hipertermia
- Ditandai dengan demam.
- Berhubungan dengan proses penyakit tuberkulosis.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional.
- Setiap diagnosis keperawatan dilengkapi dengan definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan/etiologi, dan kondisi terkait.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Setiap luaran keperawatan dilengkapi dengan definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional.
- Setiap intervensi keperawatan dilengkapi dengan definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terintegrasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 5699 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
4. Risiko komplikasi berhubungan dengan kondisi kardiovaskular.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, disebabkan oleh iskemia atau kerusakan jaringan miokard.
- SLKI: Manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan terapi farmakologis.
- SIKI: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan edukasi pasien.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas:
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat akibat gangguan ventilasi atau perfusi.
- SLKI: Manajemen oksigenasi, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian terapi oksigen.
- SIKI: Pengkajian pola napas, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga medis.
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2:
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal akibat penyakit atau pengobatan.
- SLKI: Manajemen kadar glukosa darah, edukasi diet dan olahraga, serta kolaborasi dengan tenaga medis.
- SIKI: Pengkajian kadar glukosa darah, pemberian insulin atau antidiabetik, dan monitoring kadar glukosa.
4. Risiko komplikasi berhubungan dengan kondisi kardiovaskular:
- SDKI: Potensi timbulnya masalah kesehatan akibat kondisi kardiovaskular yang tidak stabil.
- SLKI: Manajemen kondisi kardiovaskular, pemantauan tanda-tanda vital, dan tindakan pencegahan komplikasi.
- SIKI: Pengkajian kondisi kardiovaskular, pemberian terapi, dan edukasi pasien serta keluarga.
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5700 | 14 Nov 2024
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau rintangan dari saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan gangguan ventilasi.
Tanda dan gejala yang dapat muncul pada kondisi ini antara lain:
- Sesak napas
- Perubahan frekuensi pernapasan
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Bunyi pernapasan tambahan (wheezing, ronki)
- Sputum yang berlebihan atau sulit dikeluarkan
Diagnosa ini didasarkan pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang dikembangkan oleh PPNI. Penerapan standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien secara akurat.
Selanjutnya, perencanaan dan intervensi keperawatan akan didasarkan pada standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), juga yang dikembangkan oleh PPNI. Tujuannya adalah untuk memastikan asuhan keperawatan yang diberikan berpedoman pada praktik keperawatan berbasis bukti dan sesuai dengan standar profesi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi sesak napas secara komprehensif, dengan berpedoman pada standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia.