Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20909 | 20 Aug 2025
Klinis : hiperglikemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi:
- Kadar glukosa darah meningkat
- Poliuria
- Polidipsia
- Polifagia
- Kelelahan
- Perubahan berat badan
Faktor Berhubungan:
- Kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai
- Pola makan yang tidak tepat
- Penyakit kronik (diabetes melitus)
- Stres
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia)
- Tidak ada perubahan berat badan yang signifikan
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemantauan glukosa darah secara teratur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia
Aktivitas:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan yang sesuai
- Ajarkan pasien tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Berikan edukasi tentang pentingnya pemantauan glukosa darah
- Bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia
2. Edukasi Kesehatan
Aktivitas:
- Identifikasi kebutuhan belajar pasien terkait hiperglikemia
- Berikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena kondisi hiperglikemia ditandai dengan asupan nutrisi, terutama karbohidrat, yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang kemudian dapat memicu gejala-gejala hiperglikemia seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan perubahan berat badan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai, pola makan yang tidak tepat, dan penyakit kronik seperti diabetes melitus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik: Tujuan utama dari asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperglikemia adalah untuk menormalkan kadar glukosa darah, menghilangkan gejala hiperglikemia, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat: Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia sangat penting agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mencegah terjadinya episode hiperglikemia di masa mendatang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia: Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan mengelola kadar glukosa darah pasien, serta membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia.
2. Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang hiperglikemia, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mengelola kondisi tersebut dengan baik.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan pasien dengan hiperglikemia dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20910 | 20 Aug 2025
Klinis : ketidakstabilan kadar gula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi ketidakstabilan kadar gula, sesuai dengan perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan kadar gula adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi, khususnya terkait dengan kadar gula darah yang tidak stabil.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah menerima asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu:
1. Stabilitas Kadar Gula Darah: Pasien menunjukkan kadar gula darah yang stabil dan berada dalam rentang normal sesuai dengan kondisi kesehatannya.
2. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan kadar gula darah, termasuk diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan yang tepat.
3. Kepatuhan Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan yang baik dalam mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan oleh tim kesehatan.
4. Manajemen Diri yang Efektif: Pasien mampu melakukan manajemen diri yang efektif dalam memantau dan mengendalikan kadar gula darahnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Gula Darah: Melakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin, baik melalui pemeriksaan laboratorium maupun penggunaan alat pemantau gula darah portable.
2. Edukasi Manajemen Diabetes: Memberikan edukasi komprehensif kepada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan, dan pemantauan gula darah.
3. Kolaborasi Pengobatan: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menetapkan regimen pengobatan yang tepat bagi pasien.
4. Dukungan Manajemen Diri: Memfasilitasi pasien dalam mengembangkan kemampuan manajemen diri, seperti pemantauan gula darah, pengaturan diet, dan aktivitas fisik.
5. Evaluasi dan Modifikasi Intervensi: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan mencapai hasil yang optimal bagi kesehatan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 20911 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak nafas dan gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang mengeluh sesak nafas dan gelisah, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
2. Kecemasan (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Tanda dan gejala: Napas dangkal, napas cepat, penggunaan otot bantu pernapasan, sesak napas.
2. Kecemasan (00146)
- Kode SDKI: 00146
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Tanda dan gejala: Gelisah, takut, khawatir, sulit berkonsentrasi.
Kode SLKI dan SIKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
- Kode SLKI: 04030 Pola Napas Efektif
- Kode SIKI: 3210 Manajemen Jalan Napas
2. Kecemasan (00146)
- Kode SLKI: 04101 Tingkat Kecemasan Terkontrol
- Kode SIKI: 5820 Pengurangan Kecemasan
Tone = akademis, persona = pakar, nurse:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh sesak napas dan gelisah, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Ketidakefektifan Pola Napas (00032) dan Kecemasan (00146). Kedua diagnosa tersebut memiliki definisi, tanda dan gejala, serta kode SLKI dan SIKI yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Pemahaman tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang ada di Indonesia merupakan hal penting bagi seorang pakar atau perawat profesional dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 20914 | 20 Aug 2025
Klinis : Seorang remaja putri, masuk ke rumah jiwa dengan keluhan tidak bisa tidur, saat diperiksa perawat tampak lesu, ngamuk, dan sering menyendiri. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKi, Nanda. Dan pemeriksaan penunjang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.9
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode tunggal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Perawatan jiwa, Rawat inap
3. Diagnosis Keperawatan NANDA:
- Kode: 00069
- Judul: Insomnia
- Kode: 00148
- Judul: Kecemasan
4. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Kode: 13031
- Judul: Insomnia
- Kode: 13006
- Judul: Kecemasan
5. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kode: 30002
- Judul: Istirahat Tidur
- Kode: 30013
- Judul: Tingkat Kecemasan
6. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Kode: 80001
- Judul: Manajemen Insomnia
- Kode: 80002
- Judul: Manajemen Kecemasan
7. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
- Pemeriksaan psikologis: Wawancara, skala depresi, skala kecemasan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F32.9 menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan depresi mayor, episode tunggal, tidak dispesifikasi. Hal ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami masalah tidur, lesu, mudah marah, dan sering menyendiri.
2. Kode ICD-9-CM 94.31 menunjukkan bahwa pasien mendapatkan perawatan jiwa di rumah sakit jiwa.
3. Diagnosis keperawatan NANDA yang sesuai adalah Insomnia (00069) dan Kecemasan (00148).
4. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang sesuai adalah Insomnia (13031) dan Kecemasan (13006).
5. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang sesuai adalah Istirahat Tidur (30002) dan Tingkat Kecemasan (30013).
6. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah Manajemen Insomnia (80001) dan Manajemen Kecemasan (80002).
7. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui kondisi umum pasien dan pemeriksaan psikologis seperti wawancara, skala depresi, dan skala kecemasan untuk mengevaluasi kondisi mental pasien. -
Article No. 20915 | 20 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Sekresi, edema, spasme, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan fisiologis, seperti penyakit pernapasan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, malabsorpsi, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekresi.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekresi dengan efektif.
- Tidak ada suara napas tambahan.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
- Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas.
3. Status Nutrisi: Kebutuhan Terpenuhi (1009)
Definisi: Asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil:
- Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Hasil laboratorium menunjukkan status gizi yang memadai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Auskultasi suara napas
- Fasilitasi batuk efektif
- Manajemen jalan napas
- Manajemen oksigen
- Terapi inhalasi
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Asesmen toleransi aktivitas
- Atur aktivitas dan istirahat
- Manajemen energi
- Terapi oksigen
- Terapi pernapasan
3. Untuk Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Asesmen status nutrisi
- Manajemen nutrisi
- Konseling gizi
- Monitoring asupan dan output cairan
- Terapi nutrisi enteral atau parenteral, jika diperlukan
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi keperawatan diperlukan agar dapat dilaksanakan secara komprehensif dan efektif untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 20916 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan tujuan dan kriteria hasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi seorang laki-laki berusia 18 tahun dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga.
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10019
- Domain: Kenyamanan
- Kelas: Nyeri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 30001
- Judul: Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi rasa nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 80001
- Judul: Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi nyeri yang dialami individu.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri dari 8 menjadi 4 dalam 2 jam.
2. Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas bawah kiri dengan nyeri minimal dalam 4 jam.
Kriteria Hasil:
1. Pasien melaporkan skala nyeri menurun.
2. Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas bawah kiri dengan nyeri minimal.
3. Pasien tampak rileks dan tenang.
4. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal. -
Article No. 20917 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan implementasi dan evaluasi SOAP untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya, serta implementasi dan evaluasi SOAP untuk kasus nyeri akut pada pasien laki-laki berusia 18 tahun dengan fraktur femur kiri yang akan menjalani operasi ORIF.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1408
- Definisi: Status bebas nyeri atau kenyamanan yang diperoleh melalui pengelolaan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1400
- Definisi: Pengurangan atau pengendalian rasa nyeri untuk memfasilitasi pemulihan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan fungsi.
Implementasi dan Evaluasi SOAP:
S (Subjektif):
- Pasien mengeluh nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter.
- Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan.
O (Objektif):
- Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan.
- Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah.
A (Analisis):
- Pasien mengalami nyeri akut akibat fraktur femur kiri.
P (Perencanaan dan Implementasi):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (PQRST).
2. Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
3. Lakukan posisi yang nyaman bagi pasien untuk mengurangi nyeri.
4. Berikan terapi dingin (es) pada area yang nyeri.
5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk rencana operasi ORIF.
Evaluasi:
- Pasien dapat mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
- Pasien kooperatif dalam menjalani rencana operasi ORIF. -
Article No. 20918 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan implementasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan defisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta implementasi untuk diagnosa nyeri akut pada kasus yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (10001)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Tingkat keparahan rasa sakit yang dirasakan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien.
Implementasi untuk diagnosa nyeri akut:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
2. Berikan penjelasan tentang proses terjadinya nyeri akibat fraktur femur dan rencana penanganannya.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
4. Lakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
5. Pantau respon pasien terhadap intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
6. Dokumentasikan semua tindakan dan respon pasien terhadap penanganan nyeri. -
Article No. 20919 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi SOAP untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan defisisinya, serta evaluasi SOAP untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
SDKI:
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
SLKI:
- Kode: 00132
- Definisi: Kemampuan individu atau keluarga untuk melakukan tindakan sesuai indikator hasil dalam mengatasi nyeri akut.
SIKI:
- Kode: 00132
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri akut yang dialami individu atau keluarga.
Evaluasi SOAP:
S (Subjektif): Pasien mengeluh nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan.
O (Objektif): Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah.
A (Assessment): Pasien mengalami nyeri akut terkait fraktur tertutup pada femur kiri.
P (Planning): Rencana perawatan meliputi pemberian analgetik, immobilisasi ekstremitas, perawatan luka, serta persiapan pasien untuk dilakukan operasi ORIF. -
Article No. 20920 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan.
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Pengendalian nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
Evaluasi untuk diagnosis nyeri akut:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 hari, diharapkan pasien dapat:
- Melaporkan skala nyeri menurun dari 8 menjadi 3 (skala 0-10).
- Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Dapat beristirahat dengan cukup.
- Menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas tanpa nyeri.