Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21111 | 27 Aug 2025
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi anemia, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (kode 00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1804
Judul: Status Nutrisi: Darah
Definisi: Keadaan nutrisi yang terkait dengan komponen darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1803
Judul: Manajemen Anemia
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengatur keadaan anemia pada pasien.
Penjelasan singkat:
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah berkurang, sehingga menghambat kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" sesuai dengan kondisi anemia karena asupan nutrisi yang tidak cukup, khususnya zat besi, dapat menyebabkan anemia. Standar keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan kondisi ini mencakup penilaian status nutrisi darah, serta intervensi untuk mengelola anemia, seperti pemberian suplemen zat besi, edukasi tentang nutrisi yang baik, dan pemantauan kadar hemoglobin. -
Article No. 21112 | 27 Aug 2025
Klinis : Perempuan berumur 60 tahun dirawat diruang perawatan kardiovaskuler dengan diagnose IMA. Pasien mengeluh nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri sejak satu jam yang lalu dengan skala nyeri 7. Keluhan pasien disertai sesak nafas, bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, Nadi 96 x/menit, RR 32 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan ischemia miokard, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dada di sebelah kiri menjalar ke lengan kiri dengan skala nyeri 7.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan pembatasan aktivitas, ditandai dengan sesak napas yang bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan peningkatan tanda-tanda vital saat aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien akan melaporkan penurunan nyeri dada menjadi skala 3-4 setelah intervensi keperawatan.
2. Pola napas efektif: Pasien akan bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal, tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas ringan.
3. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa peningkatan tanda-tanda vital yang signifikan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri pasien (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan skala nyeri).
b. Berikan intervensi farmakologis sesuai resep dokter, seperti analgesik.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
2. Manajemen Jalan Napas:
a. Kaji pola napas pasien (kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu napas).
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
c. Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan terapi oksigen dan ventilasi.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat aktivitas pasien dan respons fisiologis terhadap aktivitas.
b. Berikan aktivitas sesuai toleransi pasien, dimulai dari aktivitas ringan.
c. Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas.
d. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
e. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan aktivitas yang aman.
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif pada pasien. Nyeri dada, sesak napas, dan intoleransi aktivitas merupakan masalah utama yang dialami pasien dengan diagnosis IMA (Infark Miokard Akut). Luaran/output yang diharapkan sesuai dengan SLKI mencerminkan hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan, seperti penurunan nyeri, peningkatan pola napas efektif, dan toleransi aktivitas yang meningkat. Intervensi keperawatan yang diberikan mengacu pada SIKI dan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi, dengan melibatkan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Penerapan intervensi yang komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 21113 | 27 Aug 2025
Klinis : Perempuan berumur 60 tahun dirawat diruang perawatan kardiovaskuler dengan diagnose IMA. Pasien mengeluh nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri sejak satu jam yang lalu dengan skala nyeri 7. Keluhan pasien disertai sesak nafas, bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, Nadi 96 x/menit, RR 32 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;\red0\green128\blue0;\red128\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan untuk pasien perempuan berusia 60 tahun dengan Infark Miokard Akut (IMA) sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:\par
\par
\cf2\b Diagnosa Keperawatan:\cf1\b0\par
\cf3\b Nyeri Akut\cf1\b0 (Kode SDKI: 00032)\par
\cf0\par
\cf2\b Definisi (SDKI):\cf1\b0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat dan perkiraan berakhir dalam waktu 3 bulan.\par
\cf0\par
\cf2\b Kriteria Hasil (SLKI):\cf1\b0\par
- Nyeri terkontrol (Kode SLKI: 210901)\par
- Tingkat nyeri menurun (Kode SLKI: 210902)\par
- Perilaku mengatasi nyeri (Kode SLKI: 210903)\par
\cf0\par
\cf2\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\cf1\b0\par
- Manajemen Nyeri (Kode SIKI: 220101)\par
- Pemberian Analgesik (Kode SIKI: 220102)\par
- Monitoring Nyeri (Kode SIKI: 220103)\par
- Edukasi Manajemen Nyeri (Kode SIKI: 220104)\par
\cf0\par
\cf2\b Penjelasan Singkat:\cf1\b0 Pasien melaporkan nyeri dada dengan skala 7, menjalar ke lengan kiri, yang merupakan indikator utama iskemia miokard. Intervensi difokuskan pada reduksi nyeri melalui farmakologis (nitrat, analgesik) dan non-farmakologis (reposisi, lingkungan tenang), dengan monitoring ketat respon hemodinamik.\par
\cf0\par
\cf2\b Diagnosa Keperawatan Tambahan:\cf1\b0\par
\cf3\b Intoleransi Aktivitas\cf1\b0 (Kode SDKI: 00092)\par
\cf0\par
\cf2\b Penjelasan Singkat:\cf1\b0 Sesak napas yang memberat dengan aktivitas menunjukkan ketidakmampuan sistem kardiovaskuler memenuhi kebutuhan oksigen selama aktivitas. Intervensi termasuk manajemen energi (SIKI: 230201) dan monitoring toleransi aktivitas (SIKI: 230203).\par
\cf0\par
\cf4\b Catatan:\cf1\b0 Diagnosa dan intervensi harus selalu disesuaikan dengan assessment lengkap dan kebijakan institusi. Kondisi IMA memerlukan monitoring ketat terhadap komplikasi (gagal napas, syok kardiogenik) yang mungkin memerlukan diagnosa tambahan.\par
}
-
Article No. 21114 | 27 Aug 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri sejak satu jam yang lalu dengan skala nyeri 7. Keluhan pasien disertai sesak nafas, bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Pasien mengeluh nyeri dada di sebelah kiri yang menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas yang bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat. Hal ini menunjukkan adanya nyeri dada yang dapat disebabkan oleh kondisi jantung atau paru-paru.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri dari 7 menjadi 3 atau kurang.
2. Peningkatan Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Pasien dapat mengidentifikasi dan menerapkan strategi pengendalian nyeri yang efektif.
3. Peningkatan Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa nyeri yang mengganggu.
4. Penurunan Sesak Napas: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat sesak napas dan mampu bernapas dengan lebih nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan analgesik sesuai dengan indikasi medis.
- Ajarkan pasien teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengendalikan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Jalan Napas:
- Kaji status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot tambahan pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk meningkatkan saturasi oksigen.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan latihan fisik yang dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mempertimbangkan penggunaan bronkodilator atau terapi lain yang dapat membantu mengurangi sesak napas.
3. Peningkatan Aktivitas:
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Berikan bantuan atau alat bantu yang diperlukan untuk memfasilitasi aktivitas pasien.
- Pantau respons pasien terhadap aktivitas dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah nyeri dada dan sesak napas yang dialami. -
Article No. 21115 | 27 Aug 2025
Klinis : pusing, berkunang kunang, lesu, ktivitas berkurang, ngantuk, susah konsentrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan, yaitu pusing, berkunang-kunang, lesu, aktivitas berkurang, ngantuk, dan susah konsentrasi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
2. Kelelahan (00093)
SDKI: Sensasi terus-menerus dan berkepanjangan akan kurangnya tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
SLKI: Pemulihan Kelelahan
SIKI: Manajemen Kelelahan
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Peningkatan Pola Tidur
SIKI: Manajemen Gangguan Pola Tidur
4. Gangguan Konsentrasi (00132)
SDKI: Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang diinginkan.
SLKI: Peningkatan Konsentrasi
SIKI: Manajemen Gangguan Konsentrasi
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi Aktivitas (00092): Kondisi di mana pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis, seperti pusing, berkunang-kunang, dan lesu.
2. Kelelahan (00093): Sensasi terus-menerus dan berkepanjangan akan kurangnya tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti aktivitas berkurang dan ngantuk.
3. Gangguan Pola Tidur (00198): Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari, seperti ngantuk dan susah konsentrasi.
4. Gangguan Konsentrasi (00132): Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang diinginkan, seperti susah konsentrasi.
Saya harap informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang ingin Anda ketahui. Terima kasih. -
Article No. 21116 | 27 Aug 2025
Klinis : 1. Risiko ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan penurunan kesadaran. 2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada meninges. 3. Risiko kejang berhubungan dengan iritasi pada sistem saraf pusat. 4. Risiko peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan edema serebri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
1. Risiko ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan penurunan kesadaran.
SDKI: Risiko Ketidakefektifan Jalan Napas
Kode: 00706
Definisi: Rentan mengalami gangguan masuknya udara ke dalam dan/atau keluar dari paru-paru, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada meninges.
SDKI: Hipertermia
Kode: 00007
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal.
3. Risiko kejang berhubungan dengan iritasi pada sistem saraf pusat.
SDKI: Risiko Kejang
Kode: 00155
Definisi: Rentan mengalami kontraksi otot tubuh secara tidak terkendali, yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Risiko peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan edema serebri.
SDKI: Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
Kode: 00086
Definisi: Rentan mengalami peningkatan tekanan di dalam rongga kranial, yang dapat membahayakan kesehatan.
Keterangan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21117 | 27 Aug 2025
Klinis : pusing, berkunang kunang, lesu, ktivitas berkurang, ngantuk, susah konsentrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan (pusing, berkunang-kunang, lesu, aktivitas berkurang, mengantuk, dan susah konsentrasi), berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SDKI 1.3:\b0 Intoleransi Aktivitas\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi (SDKI):\b0 Keterbatasan energi fisiologis yang menghambat individu untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diperlukan atau diinginkan.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SLKI 1.3.1:\b0 Tanda-tanda vital dalam rentang normal selama aktivitas\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SLKI 1.3.2:\b0 Klien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SLKI 1.3.3:\b0 Klien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa keluhan kelelahan\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SIKI 1.3.1:\b0 Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SIKI 1.3.2:\b0 Ajarkan teknik penghematan energi\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SIKI 1.3.3:\b0 Bantu klien dalam aktivitas sesuai kebutuhan\par
\pard\sa200\sl276\slmult1 - \b Kode SIKI 1.3.4:\b0 Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk identifikasi penyebab intoleransi aktivitas\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Rasional:\b0 Gejala pusing, berkunang-kunang, lesu, dan mengantuk mengindikasikan penurunan suplai oksigen atau energi ke sistem saraf pusat, yang berdampak pada kemampuan konsentrasi dan toleransi terhadap aktivitas fisik. Penurunan aktivitas dan kesulitan konsentrasi merupakan manifestasi langsung dari intoleransi aktivitas yang memerlukan intervensi keperawatan komprehensif.\par
} -
Article No. 21118 | 27 Aug 2025
Klinis : pusing, berkunang kunang, lesu, ktivitas berkurang, ngantuk, susah konsentrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b Berdasarkan data klinis yang disampaikan (pusing, berkunang-kunang, lesu, aktivitas berkurang, mengantuk, dan susah konsentrasi), berikut adalah diagnosis keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\b0\par
\par
\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul\b Intoleransi Aktivitas (Kode SDKI: B.1.3)\cf0\ulnone\b0\par
\b\i Definisi (SDKI):\i0\b0 Ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara adekuat karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.\par
\par
\b KRITERIA HASIL (SLKI):\b0\par
\cf2\ul\b Toleransi Aktivitas (Kode SLKI: L.04016)\cf0\ulnone\b0\par
\b\i Definisi (SLKI):\i0\b0 Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang diperlukan atau diinginkan dengan respons fisiologis yang normal.\par
\b\i Indikator:\i0\b0\par
- Denyut nadi dalam rentang normal selama aktivitas\par
- Tekanan darah dalam rentang normal selama aktivitas\par
- Tidak mengalami pusing atau berkunang-kunang\par
- Tidak mengalami kelelahan berlebihan\par
- Mampu menyelesaikan aktivitas tanpa distress\par
\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI):\b0\par
\cf2\ul\b Manajemen Energi (Kode SIKI: J.0601)\cf0\ulnone\b0\par
\b\i Definisi (SIKI):\i0\b0 Pengaturan energi untuk memperlancar penyelesaian aktivitas yang diinginkan.\par
\b\i Aktivitas:\i0\b0\par
- Monitor tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas\par
- Ajarkan teknik penghematan energi\par
- Bantu identifikasi prioritas aktivitas\par
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen jika diperlukan\par
- Anjurkan periode istirahat yang cukup\par
\par
\cf2\ul\b Manajemen Kelelahan (Kode SIKI: J.1100)\cf0\ulnone\b0\par
\b\i Definisi (SIKI):\i0\b0 Upaya mengurangi gejala dan dampak kelelahan.\par
\b\i Aktivitas:\i0\b0\par
- Assess tingkat kelelahan menggunakan skala yang valid\par
- Ajarkan strategi koping terhadap kelelahan\par
- Anjurkan nutrisi dan hidrasi yang adekuat\par
- Fasilitasi lingkungan yang kondusif untuk istirahat\par
\par
\b PENJELASAN SINGKAT:\b0\par
Keluhan pusing, berkunang-kunang, lesu, dan mengantuk menunjukkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan energi selama aktivitas. Gejala susah konsentrasi dan penurunan aktivitas merupakan dampak dari intoleransi aktivitas tersebut. Pendekatan keperawatan difokuskan pada pengelolaan energi dan kelelahan melalui modifikasi aktivitas, pengaturan istirahat, dan monitoring respons fisiologis untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.\par
} -
Article No. 21119 | 27 Aug 2025
Klinis : pusing, berkunang kunang, lesu, ktivitas berkurang, ngantuk, susah konsentrasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Fatigue (Kelelahan)
Definisi: Pengalaman terus-menerus dan subjektif akan kekurangan energi, kapasitas yang berkurang untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
Karakteristik Definisi: Pusing, berkunang-kunang, lesu, aktivitas berkurang, ngantuk, susah konsentrasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Energi
Definisi: Pemulihan dan peningkatan energi secara bertahap untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan daya tahan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat berkonsentrasi dengan baik.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Energi
Definisi: Membantu pasien mengatur penggunaan energi untuk mencegah kelelahan yang berlebihan dan meningkatkan pemulihan energi.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan pasien.
- Bantu pasien merencanakan dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan waktu istirahat dan tidur yang cukup.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur.
- Berikan edukasi tentang nutrisi yang dapat meningkatkan energi.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap aktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Fatigue" dipilih karena sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu pusing, berkunang-kunang, lesu, aktivitas berkurang, ngantuk, dan susah konsentrasi. Fatigue merupakan pengalaman subjektif yang terus-menerus akan kekurangan energi, sehingga pasien mengalami penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Pemulihan Energi", yang bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan energi pasien secara bertahap sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien melaporkan peningkatan energi dan daya tahan, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan, dapat berkonsentrasi dengan baik, dan dapat beristirahat dengan cukup.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) adalah "Manajemen Energi". Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi, mencegah kelelahan berlebihan, dan meningkatkan pemulihan energi. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan pasien, membantu perencanaan dan penjadwalan aktivitas sehari-hari, mengajarkan teknik manajemen energi, mendorong aktivitas fisik ringan, memberikan edukasi tentang nutrisi yang dapat meningkatkan energi, memonitor tanda-tanda vital dan respon pasien, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang sesuai, diharapkan pasien dapat memulihkan energinya secara bertahap sehingga dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal. -
Article No. 21120 | 27 Aug 2025
Klinis : 1. Risiko ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan penurunan kesadaran. 2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada meninges. 3. Risiko kejang berhubungan dengan iritasi pada sistem saraf pusat. 4. Risiko peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan edema serebri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi-kondisi yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan penurunan kesadaran.
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan mempertahankan jalan napas yang efektif selama 24 jam.
2. Pasien akan mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat selama 24 jam.
3. Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif selama 24 jam.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau status pernapasan pasien secara berkala, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
2. Pertahankan posisi pasien yang memfasilitasi ventilasi yang efektif, seperti posisi semi-fowler atau fowler.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
4. Lakukan suction untuk membantu membersihkan jalan napas, jika diperlukan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan manajemen jalan napas yang efektif.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI: Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada meninges.
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang normal dalam rentang 36,5-37,5°C selama 24 jam.
2. Pasien akan menunjukkan penurunan tanda-tanda dan gejala infeksi selama 24 jam.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas selama 24 jam.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau suhu tubuh pasien secara berkala.
2. Berikan terapi antipiretik sesuai indikasi untuk menurunkan suhu tubuh.
3. Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk untuk mengurangi beban panas.
4. Tingkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan infeksi pada meninges.
3. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko kejang berhubungan dengan iritasi pada sistem saraf pusat.
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan bebas dari kejang selama 24 jam.
2. Pasien akan menunjukkan penurunan gejala iritasi sistem saraf pusat selama 24 jam.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas selama 24 jam.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital dan gejala iritasi sistem saraf pusat secara berkala.
2. Berikan antikonvulsan sesuai indikasi untuk mencegah dan menghentikan kejang.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman untuk mencegah stimulus yang dapat memicu kejang.
4. Pertahankan posisi yang aman untuk mengurangi risiko cedera selama kejang.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan kondisi yang menyebabkan iritasi sistem saraf pusat.
4. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan edema serebri.
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang terkontrol selama 24 jam.
2. Pasien akan menunjukkan penurunan gejala edema serebri selama 24 jam.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan level kesadaran selama 24 jam.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti perubahan status mental, pupil, dan tanda-tanda Cushing.
2. Pertahankan posisi kepala yang meningkatkan drainase vena, seperti posisi semi-fowler atau fowler.
3. Berikan terapi antiendema sesuai indikasi, seperti pemberian diuretik atau kortikosteroid.
4. Hindari stimulasi yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, seperti batuk, mengejan, dan perubahan posisi yang tiba-tiba.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan edema serebri dan penurunan tekanan intrakranial.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi-kondisi yang Anda berikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda memerlukan informasi tambahan.