Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21183 | 28 Aug 2025
Klinis : - perdarahan dari dubur sejak tadi apgi saat BAB, perdarahan keluar terus beserta gumpalan hingga saat ini, sudah ganti 3 underpad + pampers (estimasi perdarahan 1000 - 1500 cc) - nyeri area anus pasca operasi (+) keringat dingin (+) dada sempat terasa sesak (+) - muncul bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan - demam (-) nyeri perut (-) mual muntah (-) batuk pilek (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya sebagai perawat profesional akan memberikan analisis diagnostik keperawatan dan rencana intervensi yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Aktif berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan perdarahan dari dubur sejak tadi pagi saat BAB, perdarahan keluar terus beserta gumpalan hingga saat ini, sudah ganti 3 underpad + pampers (estimasi perdarahan 1000 - 1500 cc).
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan nyeri area anus, keringat dingin, dan dada sempat terasa sesak.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan munculnya bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Aktif teratasi, dengan kriteria hasil: Perdarahan terkendali, Tidak terjadi perdarahan lagi, Tanda-tanda vital stabil.
2. Nyeri Akut teratasi, dengan kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Tanda-tanda vital stabil, Tidak ada komplikasi akibat nyeri.
3. Tidak terjadi Infeksi, dengan kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, Luka operasi membaik, Tanda-tanda vital stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penanganan Perdarahan Aktif:
a. Lakukan observasi tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume cairan.
c. Berikan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan sesuai instruksi dokter.
d. Lakukan perawatan luka anus dengan teknik aseptik.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda perdarahan.
2. Penanganan Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Observasi tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap pengobatan nyeri.
3. Pencegahan Infeksi:
a. Lakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik.
b. Pantau tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh, jumlah dan karakteristik eksudat luka.
c. Berikan antibiotik sesuai instruksi dokter.
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda infeksi.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Perdarahan Aktif: Pasien mengalami perdarahan yang signifikan dari dubur sejak tadi pagi saat BAB, dengan estimasi total perdarahan sebanyak 1000-1500 cc. Hal ini dapat disebabkan oleh komplikasi pasca operasi, seperti pembukaan luka atau kerusakan pembuluh darah. Perdarahan yang terus-menerus dapat menyebabkan hipovolemia, syok, dan bahkan kematian jika tidak segera diatasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memonitor tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, dan pengobatan untuk menghentikan perdarahan.
2. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri yang dirasakan di area anus, disertai dengan keringat dingin dan dada terasa sesak. Nyeri ini dapat disebabkan oleh proses penyembuhan luka operasi. Nyeri yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi, seperti gangguan tidur, aktivitas, dan fungsi fisiologis. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
3. Risiko Infeksi: Munculnya bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan mengindikasikan adanya risiko infeksi terkait proses penyembuhan luka operasi. Infeksi dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sepsis dan kematian. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah melakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik, memantau tanda-tanda infeksi, memberikan antibiotik sesuai instruksi dokter, dan mengedukasi pasien serta keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda infeksi.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada pasien sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh pasien ini. Diharapkan dengan intervensi yang tepat, luaran yang diharapkan dapat tercapai, dan pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 21184 | 28 Aug 2025
Klinis : - lemah 1/2 badan kiri sejak 2 hari lalu, kaki dan tangan kiri kebas dan kesemutan - bicara pelo (+) wajah merot (+) - pusing (+) mual muntah (-) nyeri dada (-) sesak nafas (-) - demam (-) batuk pilek (-) kejang (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya menyarankan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas: Hambatan dalam gerakan bebas dan terkoordinasi satu atau lebih ekstremitas.
b. Komunikasi Verbal Terganggu: Kesulitan mengekspresikan atau menerima pesan verbal.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas:
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan rentang gerak ekstremitas yang terganggu.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
b. Komunikasi Verbal Terganggu:
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
- Pasien dapat memahami dan mengekspresikan pesan verbal dengan baik.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif:
- Pasien tidak mengalami penurunan fungsi serebral.
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas:
- Bantuan mobilisasi dan latihan pergerakan ekstremitas yang terganggu.
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan koordinasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen gangguan mobilitas.
b. Komunikasi Verbal Terganggu:
- Identifikasi strategi komunikasi alternatif yang efektif.
- Kolaborasi dengan ahli bicara untuk terapi wicara.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik komunikasi yang dapat digunakan.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
- Pemberian oksigen jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan kondisi neurologi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen risiko perfusi serebral tidak efektif.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu kelemahan setengah badan kiri, kesemutan dan kebas, bicara pelo, wajah merot, serta pusing, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas, Komunikasi Verbal Terganggu, dan Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan mobilitas, komunikasi yang efektif, serta pencegahan penurunan fungsi serebral. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi latihan pergerakan, terapi wicara, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada pasien serta keluarga. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 21185 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri haid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan nyeri haid.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan nyeri haid adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri yang dirasakan pada area perut bagian bawah selama atau sebelum menstruasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan Nyeri: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri haid dari skala 7 menjadi 3 atau kurang.
2. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri haid, seperti relaksasi, kompres hangat, dan latihan fisik.
3. Peningkatan Koping: Pasien mampu mengelola nyeri haid dengan menggunakan strategi koping yang efektif dan menunjukkan perasaan positif terhadap pengalaman menstruasinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Mengkaji karakteristik nyeri, seperti lokasi, kualitas, intensitas, durasi, dan pola nyeri haid.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti stres, aktivitas, dan siklus menstruasi.
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, dan latihan fisik.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik atau obat-obatan yang sesuai.
2. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi tentang nyeri haid, termasuk penyebab, tanda-tanda, dan penanganannya.
- Mengajarkan pasien tentang strategi koping yang efektif untuk mengelola nyeri haid.
- Mendiskusikan gaya hidup sehat yang dapat membantu mengurangi nyeri haid, seperti olahraga teratur, manajemen stres, dan diet yang seimbang.
3. Dukungan Emosional:
- Mendiskusikan perasaan dan pengalaman pasien terkait nyeri haid.
- Memberikan dukungan dan validasi terhadap pengalaman pasien.
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantu pasien dalam menghadapi nyeri haid.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri haid, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan peningkatan koping yang efektif. Asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien sangat penting dalam mengelola kondisi nyeri haid secara efektif. -
Article No. 21186 | 28 Aug 2025
Klinis : - penurunan kesadaran sejak tadi pagi jam 07.00 bangun tidur, kontak (-) komunikasi (-) - lemah 1/2 badan sebelah kiri sejak stroke bulan Maret 2025, mulai tadi pagi tangan dan kaki jadi kaku - pusing (-) kejang (-) mual muntah (-) sesak nafas (-) nyeri dada (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Perubahan Tingkat Kesadaran (00051)
- Definisi: Penurunan kemampuan untuk merespons stimulus internal atau eksternal secara proporsional.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kesadaran, kontak dan komunikasi tidak responsif.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja, baik yang terbatas maupun yang tidak terbatas pada satu atau lebih ekstremitas.
- Karakteristik Definisi: Lemah 1/2 badan sebelah kiri, ekstremitas kaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Tingkat Kesadaran (0101)
- Definisi: Pencapaian tingkat kesadaran yang optimal.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan peningkatan level kesadaran.
- Menunjukkan respons yang sesuai terhadap stimulus.
- Mempertahankan respons yang adekuat terhadap stimulus.
2. Mobilitas (0208)
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
- Menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi.
- Menunjukkan peningkatan koordinasi gerakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tingkat Kesadaran (6680)
- Definisi: Pengamatan sistematis terhadap tingkat kesadaran klien.
- Aktivitas:
- Memantau tanda-tanda vital klien secara berkala.
- Menilai respons klien terhadap stimulus verbal dan fisik.
- Mendokumentasikan perubahan tingkat kesadaran klien.
2. Manajemen Mobilitas (0208)
- Definisi: Fasilitasi pergerakan yang optimal.
- Aktivitas:
- Melakukan latihan mobilisasi pasif pada ekstremitas yang terganggu.
- Mengajarkan teknik latihan mobilisasi aktif-asistif.
- Memantau respon klien terhadap latihan mobilisasi.
- Memastikan lingkungan yang aman untuk melakukan mobilisasi.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, terdapat dua diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu Perubahan Tingkat Kesadaran dan Gangguan Mobilitas Fisik. Perubahan Tingkat Kesadaran ditandai dengan penurunan kesadaran, kontak dan komunikasi yang tidak responsif. Sementara Gangguan Mobilitas Fisik ditandai dengan kelemahan 1/2 badan sebelah kiri dan kekakuan ekstremitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Pemulihan Tingkat Kesadaran, dimana klien menunjukkan peningkatan level kesadaran, respons yang sesuai terhadap stimulus, dan mempertahankan respons yang adekuat. Selain itu, Mobilitas juga diharapkan membaik, ditandai dengan peningkatan kekuatan otot, rentang gerak sendi, dan koordinasi gerakan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Pemantauan Tingkat Kesadaran, dengan aktivitas memantau tanda-tanda vital, menilai respons klien terhadap stimulus, dan mendokumentasikan perubahan tingkat kesadaran. Selain itu, Manajemen Mobilitas juga diperlukan, dengan aktivitas melakukan latihan mobilisasi pasif, mengajarkan latihan mobilisasi aktif-asistif, memantau respons klien, dan memastikan lingkungan yang aman.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pemulihan kondisi klien, baik dari segi penurunan kesadaran maupun gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 21187 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di bagan badan dan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan adalah "Intoleransi aktivitas". Intoleransi aktivitas merupakan ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik, mental, dan/atau pengaturan energi yang tidak memadai.
Dalam kasus ini, gatal-gatal yang dialami pasien dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, gatal-gatal juga dapat menyebabkan gangguan tidur, sehingga berdampak pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa mengalami gatal-gatal yang mengganggu.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup dan tidur dengan kualitas yang baik.
2. Kenyamanan meningkat
- Pasien dapat mengendalikan gejala gatal-gatal dan mencapai rasa nyaman.
- Pasien dapat beradaptasi dengan kondisi gatal-gatal yang dialami.
3. Pengetahuan tentang manajemen gatal-gatal meningkat
- Pasien dapat menjelaskan penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi gatal-gatal.
- Pasien dapat menjelaskan strategi pengelolaan gatal-gatal yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen gejala
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi gatal-gatal.
- Berikan edukasi dan anjurkan penggunaan obat topikal atau sistemik sesuai indikasi medis.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker, ahli gizi) untuk penatalaksanaan gatal-gatal yang optimal.
2. Manajemen aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari.
- Rencana dan atur aktivitas sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan pacing dalam beraktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk rehabilitasi dan peningkatan toleransi aktivitas.
3. Edukasi kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyebab, faktor risiko, dan pengelolaan gatal-gatal.
- Ajarkan teknik pengelolaan gatal-gatal secara mandiri.
- Dorong pasien untuk aktif dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk edukasi komprehensif.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mencapai kenyamanan, dan memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola gatal-gatal yang dialami. Hal ini akan membantu pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 21188 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di bagan badan dan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan adalah:
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pruritus (gatal-gatal).
Penjelasan: Pasien mengalami gatal-gatal di bagian badan dan tangan, yang dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanannya. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Tingkat Pruritus: Terkontrol
Penjelasan: Setelah mendapatkan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengelola gatal-gatal yang dialami sehingga tingkat pruritus dapat terkontrol dan tidak mengganggu aktivitasnya.
b. Intoleransi Aktivitas: Membaik
Penjelasan: Dengan terkontrolnya tingkat pruritus, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan tidak terbatas oleh adanya gatal-gatal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Pruritus
i. Identifikasi penyebab pruritus (gatal-gatal)
ii. Berikan intervensi farmakologis (misalnya antihistamin, kortikosteroid topikal) sesuai dengan resep dokter
iii. Ajarkan teknik manajemen gatal-gatal non-farmakologis (misalnya kompres dingin, penggunaan pelembab, pengalihan perhatian)
iv. Monitor efektivitas intervensi dan respon pasien
b. Peningkatan Toleransi Aktivitas
i. Identifikasi aktivitas yang membatasi pasien
ii. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas
iii. Bantu pasien memodifikasi aktivitas sesuai dengan tingkat toleransinya
iv. Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas
v. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada mengelola gatal-gatal yang dialami pasien (manajemen pruritus) dan membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitasnya. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis dilakukan untuk mengurangi gatal-gatal, sementara peningkatan toleransi aktivitas dilakukan melalui identifikasi faktor-faktor yang membatasi pasien dan membantu pasien memodifikasi aktivitasnya.
Dengan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengelola gatal-gatal yang dialami dan meningkatkan toleransi aktivitasnya, sehingga dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 21189 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di bagan badan dan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu gatal-gatal di bagian badan dan tangan, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Gangguan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik Definisi: Adanya lesi pada kulit, perubahan warna kulit, sensasi kulit yang tidak nyaman (gatal, terbakar).
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Integritas Kulit: Tujuan (Outcome)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang normal.
Kriteria Hasil:
1) Kulit tampak utuh
2) Tidak ada lesi pada kulit
3) Tidak ada perubahan warna kulit
4) Tidak ada sensasi kulit yang tidak nyaman (gatal, terbakar)
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
a. Manajemen Gatal (6680)
Definisi: Memfasilitasi kenyamanan pasien dengan gatal.
Aktivitas:
1) Identifikasi penyebab gatal
2) Kolaborasi dalam pemberian obat antihistamin atau topikal untuk mengurangi gatal
3) Anjurkan penggunaan pakaian yang tidak mengiritasi kulit
4) Anjurkan untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu gatal
5) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi gatal
6) Pantau respon pasien terhadap intervensi
b. Perawatan Luka (3660)
Definisi: Pencegahan komplikasi dan promosi penyembuhan pada luka.
Aktivitas:
1) Identifikasi karakteristik luka
2) Kolaborasi dalam pemilihan perawatan luka yang sesuai
3) Bersihkan luka sesuai prosedur
4) Aplikasikan salep atau krim sesuai kebutuhan
5) Balut luka dengan perban yang sesuai
6) Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan. Sebagai perawat, saya akan berusaha memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 21190 | 28 Aug 2025
Klinis : ibu klien mengatakan tidak ke posyandu karena jarak jauh dan tidak ada kendaraan ke tempat posyandu sehingga malas jika jalan kaki Ibu mengatakan malas ke posyandu karena jauh dan tidak ada kendaraan, anak tidak imunisasi karena ada trauma dari anak ke 2 yang kejang setelah imunisasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan (NANDA-I: 00079)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.01.02
Definisi: Pola perilaku dan/atau praktik terkait kesehatan yang tidak sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.01.02.01
Definisi: Tingkat kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan atau tindakan kesehatan yang direkomendasikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.01.02.01
Definisi: Upaya memfasilitasi pasien untuk berperilaku dan/atau mempraktikkan hal-hal terkait kesehatan sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan.
Penjelasan singkat:
Ibu klien menunjukkan ketidakpatuhan terhadap rekomendasi tenaga kesehatan untuk membawa anak ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Hal ini disebabkan oleh jarak yang jauh, tidak adanya kendaraan, dan trauma anak sebelumnya setelah imunisasi. Perawat perlu melakukan intervensi untuk memfasilitasi ibu klien agar dapat berperilaku dan mempraktikkan hal-hal terkait kesehatan sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan. -
Article No. 21191 | 28 Aug 2025
Klinis : Hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi hipertermi, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk Kondisi Hipertermi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermi adalah Hipertermia (00007). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Karakteristik definisi dari Hipertermia (00007) meliputi:
1. Suhu tubuh inti di atas 38,3°C
2. Kulit hangat dan kering
3. Denyut nadi cepat
4. Pernapasan cepat
5. Kelemahan
6. Kelelahan
7. Bingung
8. Mual
9. Kram otot
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertermi dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
1. Termoregulasi: Suhu Tubuh (0800)
- Kriteria Hasil:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
b. Tidak ada tanda-tanda hipertermi
c. Tidak ada tanda-tanda hipotermia
2. Kenyamanan: Gejala Fisik (1605)
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada rasa tidak nyaman
b. Tidak ada keluhan nyeri
c. Tidak ada kelelahan yang berlebihan
3. Cognisi (0900)
- Kriteria Hasil:
a. Memperlihatkan orientasi yang baik terhadap waktu, tempat, dan orang
b. Dapat berkonsentrasi dengan baik
c. Tidak ada tanda-tanda kebingungan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan pada pasien dengan hipertermi, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Suhu (3900)
- Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Aktivitas:
a. Pantau suhu tubuh pasien secara berkala
b. Berikan cairan intravena yang dingin untuk menurunkan suhu
c. Berikan kompres dingin pada dahi, leher, dan lipatan aksila
d. Atur lingkungan yang sejuk dan sejuk
2. Manajemen Kenyamanan (6040)
- Tujuan: Meningkatkan kenyamanan pasien
- Aktivitas:
a. Identifikasi sumber rasa tidak nyaman
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola gejala fisik
c. Berikan obat-obatan untuk mengurangi rasa tidak nyaman, jika diperlukan
d. Fasilitasi aktivitas dan istirahat yang cukup
3. Peningkatan Kognisi (4720)
- Tujuan: Mempertahankan fungsi kognitif yang optimal
- Aktivitas:
a. Pantau status mental pasien secara berkala
b. Berikan lingkungan yang tenang dan terkendali
c. Fasilitasi aktivitas yang merangsang fungsi kognitif
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola gangguan kognitif
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertermi dapat mencapai Luaran/Output yang diinginkan, yaitu tercapainya termoregulasi yang optimal, peningkatan kenyamanan, dan pemeliharaan fungsi kognitif yang baik. -
Article No. 21192 | 28 Aug 2025
Klinis : syok sepsis. HR 140 . TD 90/60. NGT hitam, drip omeprazole 8 mg/jam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk kondisi Syok Sepsis:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi syok sepsis adalah "Perfusi Jaringan Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Syok sepsis merupakan kondisi kegagalan sirkulasi yang menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, sehingga dapat mengakibatkan disfungsi organ. Tanda dan gejala yang muncul, seperti HR 140 dan TD 90/60, mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Perfusi Jaringan: Sirkulasi Perifer Membaik (SLKI, 2019)
- Indikator: Nadi perifer teraba kuat dan hangat, ekstremitas hangat, CRT <3 detik.
b. Stabilitas Hemodinamik Membaik (SLKI, 2019)
- Indikator: Tekanan darah dalam kisaran normal, frekuensi jantung dalam kisaran normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Monitor tanda-tanda vital secara berkala (SIKI, 2018)
- Tujuan: Memantau stabilitas hemodinamik pasien.
b. Lakukan manajemen cairan dan elektrolit (SIKI, 2018)
- Tujuan: Mempertahankan volume darah dan perfusi jaringan yang adekuat.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (SIKI, 2018)
- Tujuan: Meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
d. Kolaborasi pemberian vasoaktif dan obat-obatan lainnya (SIKI, 2018)
- Tujuan: Membantu mempertahankan stabilitas hemodinamik.
e. Lakukan perawatan NGT dan monitoring intake-output (SIKI, 2018)
- Tujuan: Memantau status cairan dan elektrolit.
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi di atas meliputi tujuan, aktivitas, dan rasional yang sesuai dengan kondisi pasien dengan syok sepsis. Diharapkan dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan dapat tercapai dan kondisi pasien dapat membaik.