Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22410 | 25 Oct 2025
Klinis : pasien datang post kejang di rumah 2 kali di rumah kelonjotan seluruh tubuh +- 15 menit, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang dan setelah kejang pasien tidak sadar, demam-
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0017
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif adalah kondisi di mana seorang individu berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak. Perfusi serebral yang adekuat sangat vital untuk fungsi otak yang normal, karena otak merupakan organ dengan laju metabolisme yang sangat tinggi dan sangat bergantung pada pasokan oksigen serta glukosa yang konstan melalui aliran darah. Kegagalan dalam mempertahankan aliran darah yang cukup dapat menyebabkan iskemia, hipoksia, dan pada akhirnya, kematian sel-sel otak (neuron) yang bersifat ireversibel. Diagnosis ini bersifat "risiko", yang berarti masalah belum terjadi, namun terdapat faktor-faktor risiko yang signifikan yang membuat pasien sangat rentan mengalaminya. Dalam kasus pasien yang datang dengan riwayat kejang umum tonik-klonik (kelojotan) selama kurang lebih 15 menit disertai demam dan penurunan kesadaran, risiko ini menjadi sangat tinggi dan merupakan prioritas utama dalam asuhan keperawatan.
Faktor risiko utama dalam skenario ini adalah kejang yang berkepanjangan. Kejang merupakan manifestasi dari aktivitas listrik abnormal yang berlebihan dan tidak sinkron di otak. Selama episode kejang, laju metabolisme otak meningkat secara dramatis, bisa mencapai 250% hingga 400% dari kondisi normal. Peningkatan aktivitas metabolik ini menuntut peningkatan aliran darah serebral (Cerebral Blood Flow - CBF) yang sepadan untuk memasok oksigen dan glukosa yang dibutuhkan. Pada awalnya, mekanisme autoregulasi otak akan berusaha mengkompensasi dengan meningkatkan CBF. Namun, jika kejang berlangsung lama (lebih dari 5 menit, yang mengarah pada kondisi status epileptikus), mekanisme kompensasi ini akan gagal. Aliran darah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan metabolik yang luar biasa tinggi. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan (supply-demand mismatch), yang menyebabkan hipoksia serebral, penumpukan laktat (asidosis laktat), deplesi ATP (sumber energi sel), dan pelepasan neurotransmitter eksitotoksik seperti glutamat. Rangkaian peristiwa patofisiologis ini memicu kerusakan dan kematian neuron. Durasi kejang selama 15 menit pada pasien ini jelas menempatkannya dalam kategori risiko tinggi untuk cedera otak sekunder akibat perfusi yang tidak efektif.
Faktor risiko kedua yang signifikan adalah demam. Hipertermia atau demam meningkatkan laju metabolisme basal tubuh, termasuk laju metabolisme otak. Diperkirakan setiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1°C akan meningkatkan laju metabolisme otak sekitar 5-7%. Pada pasien yang sudah mengalami kejang, adanya demam akan semakin memperburuk ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan metabolik otak, mempercepat terjadinya kerusakan seluler. Lebih penting lagi, demam seringkali merupakan tanda adanya proses infeksi sistemik atau, yang lebih mengkhawatirkan, infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) seperti meningitis atau ensefalitis. Infeksi SSP dapat secara langsung mengganggu perfusi serebral melalui beberapa mekanisme, termasuk peradangan pada pembuluh darah otak (vaskulitis), pembentukan trombus, dan peningkatan permeabilitas sawar darah otak yang menyebabkan edema serebral. Edema serebral (pembengkakan otak) akan meningkatkan volume di dalam rongga kranium yang kaku, sehingga menyebabkan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK). Peningkatan TIK akan menekan pembuluh darah otak, mengurangi aliran darahArticle No. 22367 | 24 Oct 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22368 | 24 Oct 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Campak
Kode ICD-10: B05.9
Deskripsi Singkat : Campak (rubeola) adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular, disebabkan oleh morbillivirus. Kondisi ini umumnya menyerang anak-anak dan ditandai dengan gejala khas seperti demam tinggi, batuk kering, pilek (coryza), dan mata merah (konjungtivitis). Tanda patognomonik atau spesifik dari campak adalah munculnya bintik Koplik, yaitu bercak putih kebiruan di mukosa mulut, yang biasanya muncul sebelum ruam kulit. Ruam campak sendiri berjenis makulopapular (bintik-bintik merah yang menonjol) yang dimulai dari area wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Kode ICD-10 B05.9 digunakan untuk 'Campak tanpa komplikasi'. Kode ini tepat untuk kasus di mana diagnosis campak ditegakkan berdasarkan gejala klinis klasik, namun tidak disertai dengan komplikasi serius seperti ensefalitis (B05.0), pneumonia (B05.2), atau otitis media (B05.3).
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 22369 | 24 Oct 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang dengan keluhan pucat, mudah lelah, dan perut membesar. Pemeriksaan menunjukkan Hb 6,5 g/dL, konjungtiva pucat, splenomegali, dan riwayat keluarga positif thalassemia. Pasien kemudian didiagnosis Thalassemia Mayor dan direncanakan transfusi darah rutin serta terapi kelasi besi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan Penurunan konsentrasi hemoglobin
Kode SDKI: D.0009
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Perfusi perifer tidak efektif adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling fundamental karena menyangkut fungsi esensial sistem sirkulasi, yaitu menghantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh serta mengangkut produk sisa metabolisme untuk diekskresikan. Tanpa perfusi yang adekuat, sel-sel tubuh akan mengalami hipoksia, yang jika tidak ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Dalam konteks kasus anak dengan Thalassemia Mayor, penyebab utama dari perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan konsentrasi hemoglobin yang signifikan (Hb 6,5 g/dL). Hemoglobin adalah protein kaya zat besi di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskannya ke jaringan perifer. Pada Thalassemia Mayor, kelainan genetik menyebabkan produksi rantai globin (komponen hemoglobin) yang abnormal dan tidak efektif. Hal ini mengakibatkan dua masalah utama: pertama, produksi sel darah merah yang kurang dari normal (anemia hipokromik mikrositik), dan kedua, sel darah merah yang terbentuk memiliki struktur rapuh dan mudah hancur (hemolisis). Proses hemolisis kronis ini secara drastis memperpendek umur sel darah merah, menyebabkan anemia berat yang persisten.
Ketika konsentrasi hemoglobin sangat rendah, kapasitas darah untuk membawa oksigen (oxygen-carrying capacity) menurun secara dramatis. Meskipun jantung dan paru-paru mungkin berfungsi normal, jumlah "kendaraan" (hemoglobin) untuk mengangkut oksigen tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh. Akibatnya, jaringan dan organ tidak menerima pasokan oksigen yang memadai untuk melakukan respirasi seluler secara efisien. Tubuh mencoba mengkompensasi kondisi ini dengan beberapa cara. Jantung akan memompa lebih cepat (takikardia) dan lebih kuat untuk meningkatkan curah jantung, berusaha mengalirkan darah yang sedikit oksigen tersebut lebih sering ke seluruh tubuh. Laju pernapasan juga bisa meningkat (takipnea) sebagai upaya untuk memaksimalkan oksigenasi di paru-paru. Namun, pada anemia berat seperti dalam kasus ini, mekanisme kompensasi ini tidak lagi memadai.
Manifestasi klinis dari perfusi perifer tidak efektif sangat jelas terlihat pada pasien. Gejala dan tanda mayor objektif yang muncul meliputi:
1. **Warna Kulit Pucat:** Ini adalah tanda klasik anemia. Pucat (pallor) terjadi karena kurangnya hemoglobin beroksigen (oksihemoglobin) yang berwarna merah cerah di dalam pembuluh darah kapiler kulit dan membran mukosa, seperti konjungtiva.
2. **Akral Teraba Dingin:** Ketika tubuh mengalami hipoksia sistemikArticle No. 22370 | 24 Oct 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (terbuka dan lapang). Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling fundamental dan sering dijumpai dalam praktik klinis, karena jalan napas yang paten adalah prasyarat utama untuk proses pernapasan dan oksigenasi yang adekuat. Kegagalan dalam menjaga kebersihan jalan napas dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk atelektasis, pneumonia, hipoksemia, hingga gagal napas.
Penyebab dari bersihan jalan napas tidak efektif dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu fisiologis dan situasional. Secara fisiologis, kondisi ini dapat disebabkan oleh spasme jalan napas seperti pada asma, hipersekresi sputum akibat infeksi atau iritasi (seperti pada bronkitis atau tuberkulosis), disfungsi neuromuskular yang melemahkan otot-otot pernapasan, adanya benda asing yang menyumbat saluran napas, atau adanya sekresi yang tertahan karena viskositasnya yang tinggi atau ketidakmampuan pasien untuk batuk secara efektif. Faktor situasional seperti merokok, paparan polutan lingkungan, atau infeksi saluran napas juga menjadi pemicu utama.
Pada kasus pasien tuberkulosis paru, diagnosis ini menjadi sangat relevan. Infeksi oleh *Mycobacterium tuberculosis* memicu respons inflamasi kronis di parenkim paru. Proses ini menyebabkan kerusakan jaringan, pembentukan granuloma (tuberkel), dan nekrosis kaseosa (perkejuan). Sebagai respons, tubuh akan memproduksi sputum dalam jumlah yang signifikan sebagai upaya untuk membersihkan bakteri dan debris seluler dari paru-paru. Sputum pada pasien TB seringkali kental, purulen, dan kadang disertai darah (hemoptisis). Kelemahan fisik umum (malaise), demam, dan penurunan nafsu makan yang merupakan gejala sistemik TB, secara langsung mengurangi energi dan kekuatan pasien untuk melakukan mekanisme batuk yang kuat dan efektif. Akibatnya, sputum yang kental ini tertahan di saluran napas, menyebabkan obstruksi.
Gejala dan tanda yang menjadi acuan dalam penegakan diagnosis ini dibagi menjadi mayor dan minor. Tanda mayor objektif yang paling khas adalah batuk yang tidak efektif atau ketidakmampuan untuk batuk sama sekali, produksi sputum yang berlebih, serta terdengarnya suara napas tambahan seperti mengi (suara siulan bernada tinggi saat ekspirasi), wheezing (serupa mengi namun lebih musikal), dan ronkhi (suara kasar bernada rendah akibat getaran sekret di saluran napas besar). Pada pasien dalam deskripsi, adanya batuk berdahak dan suara napas bronkial di area konsolidasi menunjukkan adanya akumulasi sekret yang signifikan.
Gejala minor dapat bersifat subjektif, seperti keluhan sesak napas (dispnea), kesulitan berbicara karena napas pendek, atau ortopnea (sesak saat berbaring). Tanda minor objektif yang dapat diamati perawat meliputi kegelisahan (akibat hipoksia), sianosis (kebiruan pada kulit atau membran mukosa akibat kurangnya oksigen), penurunan suara napas di area tertentu, serta perubahan pada frekuensi dan pola napas sebagai upaya kompensasi tubuh.
Penegakan diagnosis ini memerlukan pengkajian keperawatan yang komprehensif, meliputi auskultasi suara napas di seluruh lapang paru, observasi pola dan frekuensi napas, penilaian kemampuan pasien untuk batuk, serta inspeksi karakteristik sputum (warna, jumlah, konsistensi, dan bau). Intervensi keperawatan yang berfokus pada pembersihan jalan napas, seperti mengajarkan batuk efektif, memberikan hidrasi yang cukup untuk mengencerkan dahak, fisioterapi dada, dan kolaborasi pemberian obat mukolitik atau ekspektoran, menjadi kunci utama dalam manajemen pasien untuk mencegah komplikasi dan memperbaiki status pernapasan.Kode SLKI: L.01001
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervens
Article No. 22371 | 24 Oct 2025
Klinis : Diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Diare
Kode ICD-10: A09
Deskripsi Singkat : Diare adalah kondisi yang ditandai dengan buang air besar (BAB) dengan konsistensi cair atau lembek dan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam sehari). Kondisi ini umumnya merupakan gejala dari gastroenteritis, yaitu peradangan pada lambung dan usus yang seringkali disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Gejala lain yang dapat menyertai antara lain kram perut, mual, muntah, dan demam. Kode ICD-10 A09 secara spesifik merujuk pada 'Diare dan gastroenteritis yang diduga berasal dari infeksi'. Kode ini digunakan ketika diagnosis klinis mengarah pada penyebab infeksius, namun agen patogen spesifiknya tidak diidentifikasi. Ini adalah kode yang umum digunakan untuk kasus diare akut yang tidak memerlukan penyelidikan mikrobiologis lebih lanjut.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 22372 | 24 Oct 2025
Klinis : Mr Rudi, 35 years was admitted to the surgical ward 8 hours after undergoing an appendectomy. He complains of abdominal pain rated 6/10, looks tense, and avoids moving. His pulse is 98 bpm, and BP is 130/80 mmHg. The surgical wound is dry and clean.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan respons fisiologis normal terhadap cedera, penyakit, atau prosedur medis. Penyebab nyeri akut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, termasuk agen pencedera fisiologis (misalnya, inflamasi, iskemia, neoplasma, prosedur operasi), agen pencedera kimiawi (misalnya, luka bakar), dan agen pencedera fisik (misalnya, abses, amputasi, trauma). Gejala dan tanda mayor yang sering muncul pada pasien dengan nyeri akut meliputi keluhan nyeri secara verbal, tampak meringis, bersikap protektif (misalnya, waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, dan frekuensi nadi meningkat. Gejala minor yang dapat menyertai antara lain tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, dan diaforesis (berkeringat). Pada kasus Tuan Rudi, nyeri akut disebabkan oleh agen pencedera fisiologis, yaitu prosedur operasi apendektomi. Hal ini dibuktikan dengan keluhan nyeri abdomen skala 6/10, ekspresi wajah tegang, perilaku menghindari gerakan (sikap protektif), dan peningkatan frekuensi nadi menjadi 98x/menit.
Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Tingkat Nyeri. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:
1. Keluhan nyeri menurun (dari skala 6 menjadi skala 2-3).
2. Meringis menurun.
3. Sikap protektif (menghindari gerakan) menurun.
4. Gelisah menurun.
5. Frekuensi nadi membaik (dalam rentang 60-100x/menit).
6. Tekanan darah membaik (dalam rentang normal).Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri. Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Observasi:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri menggunakan skala yang sesuai (misalnya, skala numerik).
2. Identifikasi respons nyeri non-verbal.
3. Monitor efek samping penggunaan analgesik.
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya, teknik relaksasi napas dalam, distraksi).
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
3. Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat.
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi dan anjuran dokter.***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 22373 | 24 Oct 2025
Klinis : Tn. Rudi, 35 tahun, dirawat di bangsal bedah 8 jam setelah menjalani operasi usus buntu. Beliau mengeluh nyeri perut dengan skor 6/10, tampak tegang, dan enggan bergerak. Denyut nadinya 98 bpm, dan TD-nya 130/80 mmHg. Luka operasi kering dan bersih.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan respons fisiologis normal tubuh terhadap cedera atau penyakit dan berfungsi sebagai sinyal peringatan adanya bahaya atau kerusakan pada tubuh. Dalam konteks pasien pasca-operasi seperti Tn. Rudi, nyeri akut adalah konsekuensi yang dapat diprediksi dari trauma bedah. Prosedur operasi usus buntu (apendektomi) melibatkan insisi pada dinding perut dan manipulasi jaringan internal, yang secara langsung menyebabkan kerusakan sel dan mengaktifkan reseptor nyeri (nosiseptor).
Patofisiologi nyeri akut pasca-operasi dimulai dari cedera jaringan saat pembedahan. Kerusakan sel ini memicu pelepasan berbagai mediator kimia inflamasi, seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin, dan histamin. Zat-zat ini meningkatkan sensitivitas nosiseptor di area luka, sebuah fenomena yang dikenal sebagai sensitisasi perifer. Akibatnya, ambang batas nyeri menurun, dan stimulus yang sebelumnya tidak nyeri menjadi terasa nyeri (alodinia) atau stimulus nyeri terasa lebih hebat (hiperalgesia). Sinyal nyeri ini kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf A-delta (untuk nyeri tajam dan terlokalisir) dan serabut C (untuk nyeri tumpul dan menyebar) ke kornu dorsalis medula spinalis. Dari sana, sinyal diteruskan ke otak melalui traktus spinotalamikus, di mana sinyal tersebut diinterpretasikan sebagai sensasi nyeri di korteks somatosensori. Otak kemudian memproses aspek emosional dan kognitif dari nyeri di sistem limbik dan korteks frontal, yang menjelaskan mengapa nyeri tidak hanya sensasi fisik tetapi juga pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, seperti yang ditunjukkan oleh sikap tegang pada Tn. Rudi.
Manifestasi klinis nyeri akut dapat dinilai melalui data subjektif dan objektif. Data subjektif adalah laporan verbal pasien, yang merupakan indikator paling andal. Dalam kasus ini, Tn. Rudi secara eksplisit mengeluh nyeri perut dengan skor 6 dari 10, yang menunjukkan tingkat nyeri sedang hingga berat. Data objektif mencakup respons fisiologis dan perilaku. Respons fisiologis merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf simpatis sebagai bagian dari respons "fight or flight" terhadap stresor (nyeri). Ini termasuk peningkatan denyut nadi (takikardia), seperti yang dialami Tn. Rudi dengan nadi 98 bpm, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan frekuensi pernapasan. Respons perilaku adalah cara pasien mengekspresikan atau mengatasi nyeri, seperti ekspresi wajah meringis, postur tubuh yang protektif (misalnya, memegang area yang sakit), keengganan untuk bergerak, gelisah, atau menarik diri. Sikap Tn. Rudi yang tampak tegang dan enggan bergerak adalah contoh klasik dari respons perilaku protektif untuk menghindari eksaserbasi nyeri.
Manajemen nyeri akut yang tidak adekuat dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada pemulihan pasien. Secara fisiologis, nyeri yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko komplikasi pasca-operasi. Keengganan untuk bergerak dan bernapas dalam karena nyeri dapat menyebabkan atelektasis dan pneumonia. Imobilitas juga meningkatkan risiko trombosis vena dalam (DVT). Stres fisiologis yang berkelanjutan dapat mengganggu fungsi imun, memperlambat penyArticle No. 22374 | 24 Oct 2025
Klinis : Tn. Rudi, 35 tahun, dirawat di bangsal bedah 8 jam setelah menjalani operasi usus buntu. Beliau mengeluh nyeri perut dengan skor 6/10, tampak tegang, dan enggan bergerak. Denyut nadinya 98 bpm, dan TD-nya 130/80 mmHg. Luka operasi kering dan bersih.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22375 | 24 Oct 2025
Klinis : Tn. Rudi, 35 tahun, dirawat di bangsal bedah 8 jam setelah menjalani operasi usus buntu. Beliau mengeluh nyeri perut dengan skor 6/10, tampak tegang, dan enggan bergerak. Denyut nadinya 98 bpm, dan TD-nya 130/80 mmHg. Luka operasi kering dan bersih.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Nyeri adalah fenomena yang sangat subjektif dan multidimensional, sering digambarkan sebagai "apa pun yang dikatakan oleh orang yang mengalaminya, dan ada kapan pun ia mengatakannya". Dalam konteks klinis, nyeri akut berfungsi sebagai mekanisme protektif yang penting, memberikan sinyal peringatan kepada tubuh tentang adanya cedera atau penyakit. Respons fisiologis terhadap nyeri akut dimediasi oleh sistem saraf simpatis, yang menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan, serta dilatasi pupil dan peningkatan keringat (diaforesis). Respons ini merupakan bagian dari reaksi "lawan atau lari" (fight or flight) tubuh terhadap stresor.
Pada kasus pasca-operasi seperti yang dialami Tn. Rudi, nyeri akut adalah konsekuensi yang dapat diperkirakan dari trauma bedah pada jaringan. Insisi bedah, manipulasi organ internal, dan proses inflamasi yang mengikutinya merangsang nosiseptor (reseptor nyeri) di area yang terkena. Stimulus ini diubah menjadi sinyal listrik yang berjalan melalui serabut saraf perifer ke sumsum tulang belakang dan kemudian ke otak, di mana sinyal tersebut diinterpretasikan sebagai sensasi nyeri. Intensitas dan karakteristik nyeri dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan luasnya operasi, ambang nyeri individu, kecemasan, dan pengalaman nyeri sebelumnya.
Penyebab nyeri akut dikategorikan menjadi tiga kelompok utama. Pertama, agen pencedera fisiologis, yang mencakup proses seperti inflamasi, iskemia (kekurangan suplai darah), dan neoplasma (pertumbuhan jaringan abnormal). Kedua, agen pencedera kimiawi, seperti luka bakar akibat bahan kimia atau paparan zat iritan lainnya. Ketiga, agen pencedera fisik, yang merupakan penyebab paling umum dalam lingkungan rumah sakit, mencakup abses, amputasi, luka bakar, cedera, dan, yang paling relevan untuk kasus ini, prosedur operasi.
Manifestasi klinis nyeri akut dapat diamati melalui gejala dan tanda mayor serta minor. Gejala mayor subjektif adalah keluhan verbal pasien tentang nyeri. Secara objektif, perawat dapat mengamati pasien tampak meringis, menunjukkan sikap protektif (misalnya, menjaga area yang sakit, enggan bergerak, posisi menghindari nyeri), gelisah, dan mengalami peningkatan frekuensi nadi. Pasien juga mungkin melaporkan kesulitan tidur. Gejala minor objektif dapat mencakup peningkatan tekanan darah, perubahan pola napas, penurunan nafsu makan, gangguan proses berpikir, kecenderungan untuk menarik diri, fokus berlebihan pada diri sendiri, dan diaforesis. Pada Tn. Rudi, keluhan nyeri dengan skor 6/10, penampilan tegang, keengganan untuk bergerak, dan denyut nadi 98 bpm adalah manifestasi klasik dari nyeri akut pasca-operasi.
Manajemen nyeri akut yang tidak efektif dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Secara fisiologis, nyeri yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko komplikasi paru (misalnya, atelektasis dan pneumonia akibat pernapasan dangkal untuk menghindari nyeri), komplikasi kardiovaskular (akibat peningkatan kerja jantung), dan tromboemboli (akibat imobilitas). Secara psikologis, nyeri dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya. Jika tidak ditangani dengan baik, nyeri akut berisiko berkembang menjadi nyeri kronis, suatu kondisi yang lebih kompleks dan sulit dikelola. Oleh karena itu, penilaian yang akurat dan intervensi yang cepat dan efektif sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan pasien, memfasilitasi pemulihan, mendorong mobilisasi dini, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan Tingkat Nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun (dari skala 2 menjadi 4).
- Meringis menurun (dari skala 2 menjadi 4).
- Sikap protektif menurun (dari skala 2 menjadi 4).
- Gelisah menurun (dari skala 2 menjadi 4).
- Frekuensi nadi membaik (dari skala 2 menjadi 4).
Keterangan:
1: Meningkat
2: Cukup Meningkat
3: Sedang
4: Cukup Menurun
5: MenurunKode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri menggunakan skala yang sesuai (misalnya, skala numerik 0-10).
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Monitor efek samping penggunaan analgesik.
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya, teknik relaksasi napas dalam, distraksi, kompres hangat/dingin sesuai indikasi).
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat.
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri yang dapat dilakukan pasien.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu, sesuai anjuran dokter.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143 2144 2145 2146 2147 2148 2149 2150 2151 2152 2153 2154 2155 2156 2157 2158 2159 2160 2161 2162 2163 2164 2165 2166 2167 2168 2169 2170 2171 2172 2173 2174 2175 2176 2177 2178 2179